19. Mau jadi pacar gue?

3.7K 505 5
                                    

Kalau ada typo ada kata yang berbelit, kalian tolong komen ya🙏 aku ngga sejeli itu untuk memperhatikan dan membaca ulang😭🙏

Aku niatnya mau double up, tapi otak tidak mendukung plis😭

Happy Reading para Readers kiyowo!
_______________________________________

Sudah terhitung satu minggu Fyneen dan Sydeen berada di dunia novel ini. Sampai sekarang, mereka masih belum menemukan cara untuk kembali ke Dunia nyata.

Menghela napas berat, kepala Fyneen terasa ingin meledak karena terus dibuat untuk berpikir tentang hal-hal yang berkaitan dengan masuknya ia di dunia novel ini.

Seseorang mengetuk pintu kamar Fyneen. Kini, kamar gadis itu sudah berpisah dengan kamar milik Bumi dan Sydeen.

Berdecak kala seseorang itu mengetuk pintunya dengan tak sabaran, Fyneen lalu bangkit dan berjalan menuju pintu.

Membuka pintu dengan kasar, wajah kesal Gris langsung terlihat.

"Eh, Mama," sapa Fyneen dengan riang. Ia baru ingat jika seharian ini ia belum membuat Gris kesal!

"Saya bukan Mama kamu!" balas Gris sinis.

"Ih Mama kok gitu? Mama kan istrinya Papa berarti Mama Ibunya Fyneen, dong?" Pertanyaan sok polos dari Fyneen semakin membuat Gris merasa kesal.

"Saya tidak ingin basa-basi! Di depan ada seorang pemuda yang mencari kamu!" Setelah mengatakan itu, Gris berjalan pergi.

"Hah? Pemuda?" guman Fyneen. Merasa penasaran, Fyneen memilih pergi untuk menemui orang yang Gris maksud.

Sampai diruang tamu, Fyneen celingukan mencari keberadaan orang yang Gris maksud namun hasilnya tak ada. Melihat pintu rumah yang terbuka, Fyneen berjalan menuju pintu.

Seorang pemuda dengan baju hitam berlengan pendek tengah bersandar pada tembok sembari menatap ke langit malam. Ditangannya, terdapat jaket yang ia
Pegang.

"Rein?" panggil Fyneen.

Rein menoleh lalu tersenyum lebar. Pemuda itu melambaikan tangannya kearah Fyneen.

"Hai, Fay!" sapa Rein.

Fyneen membalas senyuman Rein. Senyuman luntur kala mengingat kejadian tempo hari dimana Rein mencium keningnya dan memeluknya dari belakang. Pipinya memanas seketika.

Melihat pipi Fyneen yang terlihat merah, Rein sontak tersentak kaget.

"Fay, lo kenapa? Lo sakit?" tanya Pemuda itu dengan panik.

Memalingkan wajahnya, dalam hati Fyneen merutuki sikap tidak peka Rein. Berdehem pelan, Fyneen mencoba bersikap biasa saja.

"Lo ngapain disini?" Gadis itu balik bertanya.

"Jemput lo," jawab Rein.

Alis Fyneen terangkat sebelah. "Jemput gue? Emang kita mau kemana?"

Tersenyum, Rein lalu menjawab, "Malam mingguan."

"Hah?!" pekik Fyneen terkejut.

Rein terkekeh melihat reaksi Fyneen. Pemuda itu lalu maju selangkah dan menggandeng tangan Fyneen.

"Udah ikut aja," ucapnya.

Dengan wajah bingung, Fyneen pasrah saja tangannya ditarik oleh Rein.

Langkah Fyneen terhenti, gadis itu menatap Rein. Ikut menghentikan langkah, Rein turut menatap Fyneen.

"Kenapa berhenti?" tanya Rein.

"Lo yakin mau ngajak gue malmingan?"

Menganggukkan kepala dengan penuh keyakinan, Rein lalu menjawab, "Yakin lah!"

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang