Menuju ending :'
______________________________________
Hari ini, dilalui Fyneen tanpa ada semangat. Semua murid di sekolah menatap gadis ceria itu dengan bingung. Terlebih, pagi tadi Fyneen tak berangkat bersama Bumi dan anggota GALAXY.
Kabar duka dari Abimanyu pun membuat banyak orang merasa sedih dan kehilangan.
Duduk dikantin sendirian, Fyneen memakan nasi goreng pesanannya tanpa napsu. Sedangkan Sydeen, pemuda itu tengah berada di perpustakaan bersama Haura.
"Gue boleh duduk disini?" Tanya seseorang.
Fyneen mendongakkan kepalanya. Seketika, raut wajahnya menjadi pucat.
Sementara itu, Elang menampilkan senyuman mengerikan miliknya. Tanpa persetujuan Fyneen, dia duduk disamping Fyneen.
"Gue denger Abimanyu meninggal, ya?" Elang bertanya.
"Iya, dan lo pembunuhnya!" Balas Fyneen.
Elang tertawa kecil. "Sebenarnya gue berniat buat bunuh lo bukan dia, salah dia sendiri sih sok-sokan jadi pahlawan kesiangan."
Mendengar ucapan Elang seolah pemuda itu tak bersalah, seketika Fyneen meradang.
"Sebenarnya gue punya salah apa sih sama lo? Gue rasa gue ngga pernah punya salah apapun ke lo!" Ungkap Fyneen.
Elang memperbaiki posisi duduknya dan memajukan wajahnya.
"Bukan lo yang salah, tapi pacar lo. Gue rasa dengan cara menyakiti bahkan membunuh lo, dia bakalan ngerasa makin depresi dan dia bakalan ..., Bunuh diri."
Plak
Keadaan kantin langsung hening, semua dengan segera menoleh kearah Fyneen dan Elang.
"Lo! Lo bener-bener iblis!" Teriak Fyneen memaki.
Elang menatap sekitar lalu berpura-pura menjadi orang yang paling tersakiti disini.
"Maksud lo apaan sih, Neen? Gue cuma ngingetin lo agar berhenti jadi pengkhianat Geng GALAXY, kenapa lo malah nampak gue?"
Fyneen menatap Elang tak percaya. Pemuda itu benar-benar sudah kehilangan akalnya!
Disisi lain, keadaan kantin kembali ramai dengan bisik-bisik hal buruk mengenai Fyneen.
Telinga Fyneen terasa panas mendengar segala Kalimat buruk yang terlontar.
Bangkit dari kursinya lalu melenggang meninggalkan kantin, Fyneen bahkan tak mempedulikan sorakan dari penghuni kantin.
Menghentikan langkah di taman sekolah, Fyneen lalu mendudukkan dirinya di rumput.
"Elang anjing! Babi lo, Lang! Arghh, Elang sialan!" Umpat Fyneen.
"Bisa-bisanya dia playing victim!"
Mengatur napas, Fyneen lalu mengambil sebuah batu dan melemparkannya kearah pepohonan.
Tangan Fyneen menggantung di udara, pepohonan itu adalah tempat pertemuan pertama Rein dan Fyneen.
Fyneen tersenyum kecil mengingat bagaimana ia memergoki Rein hingga akhirnya ia di culik.
Fyneen bahkan tak tahu, sejak kapan perasaan ini muncul. Dan Fyneen juga tak pernah tahu, apakah perasaan ini bisa hilang atau tidak?
Mencintai tokoh fiksi? Fyneen tertawa mengingat fakta itu.
Fiksi ..., Ya mereka hanyalah fiksi. Jadi, tidak mungkin Fyneen dan Rein bisa bersatu, kan?
Seseorang tiba-tiba saja duduk disamping Fyneen. Menoleh, Fyneen dapat melihat Anatha yang tengah menatap ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World (End)
Dla nastolatkówMasuk ke dunia novel, apa benar-benar ada? Fyneen Adisty Raveena Putri, Penulis remaja yang namanya sudah banyak dikenal oleh para kaum milenial pecinta novel. Suatu ketika, ketika Fyneen dan kembarannya tengah berdebat di depan komputer milik Fynee...