Maap guys baru update, soalnya seharian ini ada acara keluarga dan baru aja pulang :'
_________________________________________
Fyneen dan Sydeen menatap ruangan diapartemen milik Bumi dengan bingung. Mereka saling pandang lalu kembali menatap menatap Bumi.
"Ini apartemen siapa, Bang?" Tanya Sydeen pada Bumi.
"Peninggalan Nyokap," jawab Bumi setelah mendudukkan dirinya disofa kecil.
Sydeen dan Fyneen menganggukkan kepala. Keduanya ikut duduk disamping Bumi.
Fyneen mengamati setiap sudut ruangan ini. Design nya tak terlihat mewah namun terkesan elegan dan rapi.
"Disini cuma ada dua kamar jadi kalian nanti tidur bareng ngga apa-apa, kan?" Ucap Bumi.
Seketika, Fyneen dan Sydeen langsung melotot.
"Big no!" Teriak keduanya serempak.
Bumi menghela napas. Ia sudah menduga ini akan terjadi.
"Oke kalau gitu Sydeen tidur bareng gue," final Bumi.
"Tapi, Bang ..., Gue takut tidur sendirian," ujar Fyneen dengan lesu.
"Ribet lu!" sinis Sydeen. Pemuda itu menatap kembarannya dengan sengit.
Fyneen menatap Sydeen sembari menjulurkan lidahnya seakan mengejek.
Bumi memijit kepalanya yang terasa pening. Ketika bersama Fyneen dan Sydeen, ia selalu merasa tengah mengurus 2 orang bocah.
"Kita tidur bertiga lagi kayak waktu itu!" Akhirnya, Bumi mengambil keputusan yang sama seperti dulu.
Kedua remaja kembar itu sontak menganggukkan kepala. Mereka lalu sibuk dengan urusannya masing-masing.
Merasa bosan, Fyneen lalu bangkit dari duduknya dan berkeliling untuk melihat-lihat apartemen milik Bumi.
Langkahnya terhenti di dapur. Melihat ada sebuah kulkas, mata Fyneen langsung berbinar. Gadis itu dengan penuh antusias membuka isi kulkas itu tapi—
—kosong, tak ada makanan apapun di kulkas tersebut. Seketika, wajah Fyneen langsung cemberut.
Menutup kembali pintu kulkas, Fyneen lalu berjalan lagi kearah Bumi.
"Bang, disini ngga ada makanan?" Tanya gadis itu.
Bumi yang mulanya tengah bermain handphone sontak menoleh.
"Engga, lo laper? Mau gue pesanin makanan?" Tawar Bumi.
Fyneen tampak berpikir kemudian menatap Bumi lagi. Gadis itu menggelengkan kepala.
"Ngga usah deh, Bang, gue beli sendiri aja. Disini dekat sama supermarket, kan?"
Menganggukkan kepala, Bumi lalu menjawab, "Iya, kalau gitu lo hati-hati."
Fyneen mengangguk dengan semangat. "Siap kapten!"
Bumi terkekeh melihat tingkah adik angkatnya.
"Ya udah kalau gitu gue duluan ya, Bang?" Fyneen berpamitan. Setelah mendapat persetujuan dari Bumi, ia segera berjalan keluar dari apartemen.
***
Fyneen berjalan ditepi jalanan sembari menenteng dua buah plastik berisi cemilan dan bahan masakan. Gadis itu berjalan dengan riang.
"La la la, aku sayang sekali Doraem—" Nyanyian Fyneen terhenti kala matanya menatap sebuah objek dimana dua remaja tengah berpelukan.
Dua remaja itu adalah Rein dan ..., Adeeva?
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World (End)
Teen FictionMasuk ke dunia novel, apa benar-benar ada? Fyneen Adisty Raveena Putri, Penulis remaja yang namanya sudah banyak dikenal oleh para kaum milenial pecinta novel. Suatu ketika, ketika Fyneen dan kembarannya tengah berdebat di depan komputer milik Fynee...