Note : Nama Fyneen itu dibaca Fainin ya, kalau nama Sydeen itu dibaca Saidin.
Itu versi English nya, kalau versi Indonesia nya dibaca Finin sama Sidin.
Bagusan yg mana sih?😭
__________________________________________
Berada dimarkas Geng GALAXY dengan dikelilingi banyak cogan. Nikmat mana lagi yang perlu Fyneen dustakan?
Kini, dengan hati yang berbunga-bunga, gadis itu duduk anteng disamping Bumi dan Abimanyu sembari menatap rupa-rupa tokoh-tokoh novel yang ia ciptakan.
"Liatin apa?" tanya Bumi membuat Fyneen menoleh. Gadis itu tersenyum lebar kearah Abang angkatnya itu.
"Liatin cogan," jawab Fyneen.
Bumi tersenyum tipis lalu mencubit hidung mungil Fyneen. "Dasar."
Terkekeh pelan, Fyneen kembali menatap para pemuda disekelilingnya. Seakan tersadar sesuatu, Fyneen kembali menoleh pada Bumi.
"Bang, Sydeen mana?" tanya gadis itu.
"Di Rumah."
"Kok dia tadi ngga ikut tawuran, sih?! Cupu banget!" Fyneen memaki kembarannya dengan menggebu-gebu.
"Ngga boleh gitu, gue yang ngelarang dia buat ikut tawuran." Bumi mengusap pelan rambut Fyneen.
"Padahal tanpa dilarang pun dia ngga akan mau ikut. Dia kan pengecut." Fyneen mencibir kembarannya itu.
"Pengecut-pengecut gitu kembaran lo, tuh!" Abimanyu turut menimpali.
"Dih, najis!" balas Fyneen dengan ekspresi jijik.
"Heran sama kembaran satu ini. Dimana-mana mah kembaran selalu akur, lah kalian? Jangankan akur, mengakui satu sama lain aja kayaknya hukumnya najis," ucap Abimanyu sembari menggelengkan kepala pelan.
"Mungkin karena gue dan dia ngga pernah satu frekuensi. Gue peri, dia iblis," jawab Fyneen.
"Heh mulutnya," tegur Bumi.
"Maaf, Bang, abisnya yang gue bilang kan kenyataan?" Fyneen membalas dengan cengengesan.
"Kenyataan darimana? Pernyataan lo itu salah karena pada kenyataannya lo dan Sydeen ini setan!" Abimanyu kembali menimpali.
"Enak aja! Gue ngga terima ya disama-samakan sama Sydeen!" protes satu-satunya gadis disana.
"Anjir, gue kira lo ngga terima disama-samakan sama setan!"
"Nyenyenye, gue sih mending disama-samakan sama setan daripada sama Sydeen."
Menggelengkan kepala pelan, Abimanyu lalu menatap Raden yang tengah fokus pada ponselnya.
"Den, ruqyah gih nih bocah," celetuknya membuat Raden menoleh.
"Siapa?" tanya Raden.
"Nih si Fyneen," balas Abimanyu.
"Yang nanya." Raden mengucapkan itu tanpa ekspresi dan nada.
"Anjir lu, Den!"
"Mampus! Raden tuh suka sama gue makanya dia belain gue. Iya kan sayang?" Fyneen mengedipkan sebelah matanya pada Raden.
Tersenyum tipis, Raden menggeleng-gelengkan kepala kemudian kembali fokus ke arah layar ponsel.
Diam-diam, Bumi juga tersenyum tipis. Kehadiran Fyneen mampu membuat markas terasa lebih hidup dan ceria.
"Bang," panggil Fyneen
"Kenapa?"
"Pulang yuk! Gue capek pengin tidur siang," ucap Fyneen sembari memperagakan gaya ingin tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World (End)
Teen FictionMasuk ke dunia novel, apa benar-benar ada? Fyneen Adisty Raveena Putri, Penulis remaja yang namanya sudah banyak dikenal oleh para kaum milenial pecinta novel. Suatu ketika, ketika Fyneen dan kembarannya tengah berdebat di depan komputer milik Fynee...