11. Meet Again

4.3K 645 16
                                    

Berjalan 7 jam tanpa henti, kini Fyneen merasa kakinya benar-benar terasa sakit. Pakaian serta wajah gadis itu kini nampak kusut, sama seperti waktu pertama kali ia masuk ke dalam dunia ini bersama Sydeen.

Menghentikan langkah, Fyneen lalu berjongkok. Bukan hanya kaki, namun seluruh badannya sebenarnya juga terasa sakit.

Kembali menegakkan tubuh, Fyneen lalu memegangi perutnya yang terasa lapar. Cacing-cacing di perutnya seakan tak mau tahu kondisi yang tengah Fyneen alami saat ini.

Menatap sekeliling, mata Fyneen menangkap pemandangan seorang pengemis tengah meminta-minta ke orang sekitar.

"Apa gue jadi pengemis aja, ya?" Segera menggelengkan kepala, Fyneen menyingkirkan pemikirannya itu.

"No! Yang ada nanti kalo Sydeen tahu kalau gue ngemis, dia bakalan ngehujat gue habis-habisan!" lanjut gadis itu.

"Tapi gue laper." Gadis itu menggerutu lagi sembari menghentak-hentakkan kakinya ke aspal.

Hendak membalikkan badan, tubuh Fyneen sontak terhuyung kala seseorang tanpa sengaja menabraknya.

"Eh, maaf aku ngga sengaja," ucap orang yang tak sengaja menabrak tubuh Fyneen.

Fyneen menatap orang yang menabraknya. Matanya membelak terkejut. Ia tak tahu ini adalah sebuah keberuntungan atau kesialan.

"Kamu ... Queen?" tanya orang yang menabrak Fyneen. Orang yang tak lain adalah Mentari itu bertanya dengan sedikit ragu.

"Iya, gue Queen. Seneng bisa ketemu sama lo lagi," balas Fyneen.

Mentari sontak mengembangkan senyuman manisnya. Gadis itu nampak senang bertemu dengan Fyneen. Senyumannya perlahan luntur dan tergantikan dengan wajah bingung.

"Kamu ngapain disini? Dan ... pakaian sekaligus wajah kamu kayak sedikit kotor." Pertanyaan kembali Mentari layangkan, namun kali ini gadis itu menggunakan nada yang sedikit canggung di akhir kalimat.

Fyneen sontak melirik pakaiannya, wajah gadis itu semakin murung.

"Muka gue jelek banget ya?" ujar Fyneen dengan lesu.

"Eh? Engga kok! Kamu tetep cantik!" balas Mentari panik. Mentari merupakan tipikal gadis yang sangat tidak enakan.

"Serius?" tanya Fyneen.

Mentari menganggukkan kepala sembari sedikit meringis. "Kamu masih tetep cantik tapi ... cuma sedikit kusam aja."

Fyneen menganggukkan kepala paham. Gadis itu lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Di pinggir jalan beberapa orang pemuda tengah menatap ke arahnya.

Fyneen sontak merasa panik seketika. Gadis itu segera menarik tangan Mentari kemudian berlari.

Melihat Fyneen yang nampak panik, Mentari ikut panik juga. Ia berfikir jika Fyneen tengah dikejar oleh orang jahat.

"Ayok kita ke kantor polisi!" teriak Mentari disela-sela larinya.

Dengan keadaan masih berlari, Fyneen ikut berteriak. "Ngapain ke kantor polisi?!"

"Kita lagi dikejar sama penjahat, kan?!" Mentari berteriak.

Belum menghentikan larinya, mata Fyneen sontak membulat.

"Kata siapa?!" teriak Fyneen lagi.

"Bukannya kamu lari karena dikejar penjahat?!"

"Gue lari karena malu diliatin cogan padahal muka gue lagi buluk!"

Keduanya terus berlari sembari saling berteriak. Sekarang, Mentari merasa menyesal karena sudah mengikuti Fyneen padahal ia berfikir jika Fyneen tengah berada didalam bahaya, namun ternyata?

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang