Berada di rooftop saat masih pelajaran bukanlah hal biasa bagi Sydeen dan Fyneen. Pasalnya, di dunia nyata dulu kedua remaja itu merupakan murid biasa yang sangat malas berurusan dengan BK.
"Kita harus gimana?" Tanya Fyneen memecah keheningan yang terjadi sekitar 10 menit.
Sydeen menghela napas, pemuda itu menatap berpegangan di tembok pembatas rooftop sembari menatap pepohonan di bawah sana.
"Gue rasa ..., Kita harus menjauh dari para tokoh. Buat semua alur mirip sama alur yang lo buat di novel," balas Sydeen tanpa menatap Fyneen.
"Berarti gue harus menjauh dari Rein juga?" Fyneen kembali bertanya. Bukan karena terlalu bucin sehingga ia tak ingin jauh-jauh dari Rein namun ..., Saat ini kondisi Rein tidak baik-baik saja.
Sydeen menoleh mendengar pertanyaan Fyneen. Diliriknya sinis sang adik kembar. "Bucin!"
"Gue ngga bucin, ya! Lo sih enak ngga usah jauhin gebetan lu, dia kan bukan tokoh novel di alur gue!" Fyneen membalas cibiran Sydeen.
"Salah lu sendiri, pacaran sama tokoh novel ..., Antagonis pula!" Sydeen kembali mencibir.
Fyneen berdecak lalu mencubit lengan Sydeen. Pemuda itu meringis kesakitan.
"Balik ke topik awal!" Ucapnya.
"Ya intinya kita jauhi para tokoh novel sementara! Bukan sementara sih tapi kalau bisa selamanya, atau sampai cerita ini ending." Disela-sela ringisannya, Sydeen membalas ucapan Fyneen.
Fyneen menganggukkan kepala. Gadis itu membalikkan badan dan bersandar pada tembok rooftop.
Terjadi keheningan beberapa saat, lalu Fyneen kembali berujar.
"Deen, gue rasa kita harus kembali lagi ke danau."
Sydeen menoleh pada Fyneen. "Buat apa?"
Mengalihkan pandangan dari pintu rooftop ke arah Sydeen, Fyneen menghela napas. "Buat nyari cara supaya bisa kembali ke dunia nyata, lah! Emang lu kagak kangen sama Retta apa?"
"Percuma, kita kemarin udah nyoba tapi ngga ada hasil, kan?" Pemuda itu ikut bersandar pada tembok rooftop.
"Lagipula, gue udah move on dari Retta jadi ngga bakalan kangen sama dia," lanjutnya.
Fyneen memutar bola matanya dengan malas.
"Mau lo kangen apa kagak sama mantan lu itu, intinya kita harus kembali ke dunia nyata!" Fyneen berucap penuh keyakinan.
"Tapi gimana caranya kita kembali ke dunia nyata? Lo tahu sendiri kan kalau kita udah berusaha tapi ..., Semuanya sia-sia!" Balas Sydeen.
Fyneen berdecak. Gadis itu memutar tubuh dan menatap kembarannya itu.
"Kita cuma baru nyoba satu kali, dan gue rasa nyoba sekali lagi ngga masalah, kan?"
***
Sesuai kesepakatan, Fyneen dan Sydeen kini tengah pergi menuju danau. Kedua remaja itu sengaja mematikan handphone agar Bumi tak dapat melacak lokasi mereka.
Mereka yakini, sekarang Bumi sudah menghubungi mereka berkali-kali untuk menanyakan keberadaan mereka.
Saling menatap kala sampai di danau, Sydeen dan Fyneen lalu menghela napas dan berjalan mendekat kearah danau.
"Apa kita perlu minta maaf ulang ya? Mungkin aja kemarin penghuni danaunya ngga liat kalau kita udah saling minta maaf makanya dia ngga balikin kita ke dunia nyata," tutur Fyneen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World (End)
Teen FictionMasuk ke dunia novel, apa benar-benar ada? Fyneen Adisty Raveena Putri, Penulis remaja yang namanya sudah banyak dikenal oleh para kaum milenial pecinta novel. Suatu ketika, ketika Fyneen dan kembarannya tengah berdebat di depan komputer milik Fynee...