Aku lupa, di part sebelumnya aku nyebut nama mantan Sydeen dengan nama Rhea padahal di prolog namanya Retta😭
Maapkan Pi yang suka amnesia mendadak ini (TT)
Dan kalau ada yang tanya aku baca ulang cerita ini berapa kali, jawabanya adalah 'ngga terhitung'. Poor Author
___________________________________
Fyneen masih diam mematung melihat sosok yang begitu ia rindukan. Ingin mendekap dan tak ingin melepaskan sosok itu lagi.
"Lang, lo disini?" Pertanyaan dari Rein yang ditujukan kepada orang itu membuat Fyneen tersadar.
Sosok itu, bukanlah Banyu melainkan ... Elang.
Tersenyum, Elang lalu menganggukkan kepala. "Iya, lo sendiri ngapain disini?"
Melirik kearah Fyneen, Rein lalu menunjuk gadis itu.
"Malam mingguan," balasnya.
Elang ikut menatap Fyneen. Pemuda itu tersenyum, senyuman itu adalah senyuman yang selalu Fyneen rindukan.
"Elang." Pemuda berambut sedikit panjang itu mengulurkan tangan perkenalan.
Diam mematung, Fyneen akhirnya membalas uluran tangan perkenalan dari Elang setelah Rein menegurnya.
"Fyneen."
Melepaskan tangannya, Elang lalu menatap Rein.
"Pacar lo yang ke berapa?" Pertanyaan dari Elang terdengar seperti ejekan.
"Emang pacar gue ada berapa?!" balas Rein dengan sebal.
Elang terkekeh. "Gue lupa, lo kan jomblo akut."
Mendengar ucapan Elang, dahi Fyneen berkerut bingung. Bukankah didalam cerita Rein dideskripsikan sebagai pria brengsek yang memiliki banyak kekasih?
"Rein ..., Lo jomblo?" tanya Fyneen seolah terkejut.
Rein dan Elang menoleh.
"Engga, kan sekarang lo udah jadi pacar gue," jawab Rein santai.
Tersadar, sontak Fyneen berdecak. "Tapi kan tadi gue belum jawab!"
"Ngga mau tahu, mau lo jawab atau engga bagi gue jawabannya adalah lo harus mau jadi pacar gue!"
"Pemaksaan ini namanya!" Fyneen berdecih pelan.
"Jadi ..., Kalian pacaran atau engga nih?" tanya Elang.
"Enggak!"
"Iya!"
Jawaban berbeda Fyneen dan Rein ucapkan secara bersamaan. Keduanya lalu saling tatap, Elang terkekeh melihatnya.
"Pacar lo lucu juga, Rein. Jaga dia baik-baik ya kalau ngga mau gue rebut." Kalimat itu terdengar seperti candaan bagi Fyneen, namun bagi Rein mungkin itu seperti sebuah peringatan.
"Jangan coba-coba!" desis Rein.
"Apaan sih, lo? Baperan banget perasaan, si Elang cuma bercanda juga," tegur Fyneen.
Menghiraukan ucapan Fyneen, Rein menatap Elang.
"Jangan sentuh dia kalau ngga mau pertemanan kita hancur kayak dulu," ucap Rein. Pemuda itu lalu menarik tangan Fyneen menjauh.
Teori lagi? Sungguh Fyneen benar-benar merasa pusing setiap kali memikirkan semua teori ini.
Semangat Fyneen, mari memecahkan teori dengan penuh kesabaran!
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World (End)
Подростковая литератураMasuk ke dunia novel, apa benar-benar ada? Fyneen Adisty Raveena Putri, Penulis remaja yang namanya sudah banyak dikenal oleh para kaum milenial pecinta novel. Suatu ketika, ketika Fyneen dan kembarannya tengah berdebat di depan komputer milik Fynee...