7. Perkara kuning telur

1.1K 108 8
                                    

Selamat pagi, siang, sore dan malam semuaa💗💗 gimana kabarnya? Baik kan?
...
Panggil saya, xoxo, texo, atau Cher
Satu Vote = satu kebucinan
Satu komen = satu semangat
...
Happy Reading
...


Citra, Rehan dan juga Bulan--- Ade Dika. Sudah sampai di rumah Dika beberapa menit yang lalu. Dengan membawa salad buah pesanan Dika tadi. Naya dan mbok Sarah belum pulang, sedari tadi.

"Si Naya masih lama dik?" Tanya Citra kepada Dika yang duduk di samping dirinya.

Dika hanya mengangkat bahunya. "Ga tau, tunggu aja lah."

"Hati-hati loh dik, nanti si Naya di culik gimana?" Goda Rehan, di ikuti kekehan dari Citra dan juga Bulan.

"Ayah jangan gitu, kasian bang Dika nya. Nanti dia ga bisa gombal lagi, iya ga bang?" Bulan menepuk pundak Dika dari belakang.

( Posisi, mereka lagi duduk di ruang santai. Nah Dika sama Citra duduk bersebelahan, tapi kalau Rehan duduk di kursi yang satunya. Sedangkan Bulan, dia berdiri di belakang Citra sama Dika, gitu loh )

"Assalamualaikum,, Dikaa" Salam Naya yang baru saja memasuki rumahnya.

"Yaudah, mbak saya mau ke dapur dulu ya,, mau naruh barang-barang ini." Kata mbok Sarah sambil mengangkat tas belanja mereka.

"Saya bawain aja sini mbok, kasian angkat-angkat nanti bisa encok." Ucap Naya seraya mengambil tas itu.

Mbok Sarah hanya tersenyum kikuk, lalu memberikan tas itu kepada Naya. "Mbak Naya bawa yang ringan aja, saya yang satunya mbak"

"Yaudah deh mbok, iya deh."

Mereka pun membawa barang belanja mereka ke arah dapur. Mbok Sarah langsung memasak, untuk sarapan pagi. Walau sedikit terlambat, ia usahakan agar memasak lebih cepat.

"Saya tinggal dulu ya mbok."

"Iya mbak, makasih loh."

"Aish, ga masalah mbok." Kata Naya tersenyum simpul.

Naya belum tau, jika mertuanya bertamu. Saat ia berjalan ingin menuju ke ruang santai, ia berpapasan dengan Bulan.

"Eh ini Kaka ipar aku ya?" Kata Bulan tiba-tiba. Naya yang menunduk pun sontak kaget dan mendongak.

Ia berkedip kebingungan, dengan wajah Bulan yang tersenyum senang. Tetapi menurut Naya, wajah Bulan sangat asing baginya.

"Hah? Kamu siapa?" Tanya Naya.

Bulan menepuk jidatnya. "Oiya,, aku lupa kak. Kenalin nama aku Bulan Permata, panggil aja aku Bulan. Adek nya bang Dika." Kata Bulan sambil mengulurkan tangannya.

Naya menjabat tangan Bulan, lalu segera memeluk Bulan. "Oalah,, ya ampun kirain siapa?" Mereka melepaskan pelukannya, lalu berjalan menuju ke sofa ruang tamu.

"Kesini sama siapa? Maaf loh ya, kakak ga tau kalo kamu kesini. Soalnya tadi sepi, Kaka kira bang Dika keluar." Kata Naya, menjelaskan.

"Oalah, iya gak pa-pa kak. Kesini sama Ayah Bunda, nah itu mereka." Balas Bulan dengan menunjuk kedua orang tuanya yang berjalan ke arah mereka.

"Eh Naya? Baru pulang dari pasar kan nay?" Tanya Citra mengambil posisi duduk di samping Naya.

Naya langsung menyalimi tangan mertuanya itu. "Eh iya, bun-da?"

"Kamu ini. Manggil Bunda aja canggung." Kata Citra dengan di ikuti kekehan.

"Hehe, iya Bun. Bukannya canggung, cuma agak ragu aja."

Posesif Husband [END, DAN SUDAH TERBIT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang