14. Vespa

864 80 7
                                    

Haii panggil saya xoxo, texo, atau Cher 💗

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!
...
Satu Vote = Satu kebucinan
Satu komen = satu semangat

Happy Reading
...


Memasuki usia kandungan enam bulan. Naya sudah membuat, Dika kewalahan. Bukan hanya Dika saja, orang tua Naya beserta keluarga Dika pun harus menjaga Naya dengan baik.

Mungkin bagi Dika, itu hal yang lumrah lah ya. Si calon bayi yang masih ada di kandungan istrinya itu, meminta yang aneh-aneh saja pun tetap ia turuti.

Tapi bagi Naya, semua itu melelahkan. Walaupun ini anugrah terindah yang harus ia jaga, dirinya juga memiliki rasa penat.

Seorang ibu hamil, pastinya menginginkan hal-hal yang aneh-aneh bukan? Seperti Naya contohnya. Meminta Dika untuk membeli sebuah motor vespa.

"Dikaaa mana motor nya?" Tanya Naya kepada Dika, yang berdiri di samping Naya. Kurang lebih mereka sudah berdiri di depan gerbang rumah, sekitar 20 menitan.

Dika melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya. "Sebentar lagi ya sayang?"

Tangan Dika beralih ke perut buncit Naya. Mengelus dengan penuh kasih sayang, Dika mengecup sekilas perut buncit Naya.

"Baby junior, kamu kalo minta jangan yang aneh-aneh ya?? Ayah cape loh, bunda kamu juga cape." Kata Dika kepada calon buah hatinya.

Dugh!

"Aww!" Naya meringis kesakitan. Karena si bayi yang menendang lapisan perut Naya. Itu membuat dirinya, merasa nyeri tak tertahankan.

"Dia nendang lagi?" Tanya Dika dengan raut wajah khawatir. Naya mengangguk, dengan tangan yang memegang punggung yang terasa pegal.

"Masuk dulu ya nay? Panas ini, kamu juga pegel kan? kita tunggu di teras aja dulu ya?" Ajak Dika. Naya pun mengangguk, Dika merangkul Naya dan membawanya masuk kedalam.

Berpapasan dengan Nadika yang masuk ke dalam rumah, mobil box berwarna putih mengklakson Naya dan Dika.

Dika menoleh. "Ayo nay, masuk dulu. Itu motornya udh sampe."

Dika membawa Naya duduk di bangku yang ada di teras. Setelah mendudukkan Naya di atas kursi, Dika berjalan ke arah mobil box itu.

"Aku kesana dulu ya?"

Naya mengangguk. "Hati-hati"

Pria berkaos oblong berwarna putih itu, berjalan mendekati mobil box yang baru saja memasuki pekarangan rumahnya.

"Motornya mau di taruh di mana mas?" Tanya si sopir.

"Taruh sini aja pak. Biar saya yang bawa ke garasi nanti," Balas Dika sambil menunjuk tempat di samping dirinya berdiri.

Si sopir dan juga Dika, membantu satu sama lain untuk menurunkan motor Vespa yang diinginkan Nay- ehh, si baby junior.

"Harganya masih sama kan pak?" Dika bertanya kepada si sopir, dan mengambil beberapa uang yang ada di dalam kantong celana Dika. Uang itu sudah terikat dengan karet. Yang berarti, sudah fiks itu uang bayar Vespa.

"Iya mas, tapi biaya ongkos kirimnya lima belas ribu mas." Jelas si sopir. Dika hanya mengangguk.

Lalu mengeluarkan beberapa uang cash, berwarna merah. Dika menghitung uang itu, sebelum memberikannya kepada si sopir.

"Tiga juta, lima ratus ribu." Dika menyerahkan beberapa uang gepok, ke arah si sopir.

Sopir itu mengerut. "Loh, harusnya tiga juta lima belas ribu mas."

Posesif Husband [END, DAN SUDAH TERBIT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang