Haii panggil saya xoxo, texo, atau Cher 💗
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!
...
Satu Vote = Satu kebucinan
Satu komen = satu semangatHappy Reading
..."BUNDA BANG! BUNDA! BUNDA SAMA A-AYAH!!" Teriak Bulan histeris saat melihat Dika dan Naya yang baru saja keluar dari mobil.
Dika mencoba menenangkan Bulan, "APA LAN? APA? Tenangin dulu diri lu, tenang lan,"
Setelah mengontrol napasnya, Bulan langsung menceritakan semua kejadian yang terjadi kepada Ayah dan Ibundanya.
"A-ayah sama bunda, kecelakaan! Ayo bang, masuk!" Tanpa menghiraukan Naya, Bulan langsung menarik lengan Dika dan segera masuk ke dalam rumah.
Naya yang masih berdiri itu sangat syok, saat mengetahui mertuanya kecelakaan. Dengan langkah yang terburu-buru, Naya berjalan masuk ke dalam rumah mertuanya itu.
"Bunda? Bun, bunda?!" Dika berteriak memanggil ibundanya. Jika masalah ini menyangkut kedua orang tuanya, Dika tak segan-segan memberi pelajaran kepada pelaku. Hukuman mati kalau bisa.
Mata Dika menangkap Citra dan Rehan yang terbaring lemah di atas kasur. Dengan peralatan medis, yang ada di tangan dua dokter yang menolong Citra dan Rehan.
"BUNDA! BANGUN BUNDA! BUN,, BANGUN! INI DIKA BUN, DIKA!!" Dika menggeser posisi dokter yang ada di hadapan Citra, lalu Dika menangkup kedua pipi Citra. Dengan beberapa luka di lengan dan juga leher, membuat Dika merasa sangat marah.
Jika ayah Dika, atau biasa dipanggil Rehan itu. Lukanya tidak terlalu parah, pikiran cowok berjaket hitam itu menerawang jauh. Hanya satu tersangka yang ia yakin dialah dalang dari semua ini.
"Gue ga bakal ngasih ampunan sama lo!" Geram Dika.
"Maaf mas, ini obatnya saya taruh di meja ya? Kita permisi dulu, mari," Kata salah satu dokter itu berpamitan.
Bulan tak henti-hentinya menangis, dirinya kini duduk di samping Dika. Dengan tangan yang masih memegangi tangan Citra yang lemah.
"Lo disini, jagain bunda sama ayah," Mata Dika beralih ke Naya, "Sama jagain Naya juga. Gue keluar dulu," Lanjutnya.
Sebelum pergi dari tempat itu, Dika mengecup kening Citra sekilas. Setelah itu dirinya pergi keluar.
Naya tak berani bertanya kepada Dika yang jelas-jelas marah besar. Kemarahan Dika kali ini benar-benar membuat dirinya lupa akan jati diri Dika yang sebenarnya. Ini bukan Dika, tolong.
Mobil berwarna abu-abu itu melaju cepat menuju ke pekarangan rumah yang dirinya beli beberapa tahun lalu. Mobil itu memasuki salah satu rumah, cowok berjaket hitam itu turun dari mobil dan segera mengganti kendaraannya menjadi motor besar kesayangannya.
Menutup kembali gerbang yang ia buka tadi, setelah itu Dika membawa motor kesayangannya dengan ugal-ugalan. Jalanan tidak terlalu ramai pengendara, jadi Dika tidak masalah jika harus mengendarai motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang tinggi.
Berhenti di satu rumah. Rumah sederhana dengan paduan warna coklat dan abu-abu. Rumah itu sering ia kunjungi dulu, apalagi jika bukan rumah Satya. Kebetulan Satya tengah nongkrong di teras rumahnya dengan Abhian. Beserta kopi susu yang tak lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Husband [END, DAN SUDAH TERBIT✅]
Teen Fiction[ SELESAI. TIDAK DI REVISI, BEBERAPA PART TELAH DI HAPUS ] UNTUK INFO TENTANG PEMESANAN BUKU POSSESSIVE HUSBAND, BISA DI CEK INSTAGRAM @literasindo_21 "SAYA TERIMA NIKAHNYA DIANDRA NAYA EVILRA BINTI ADI SANTOSO DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNA...