Kami akhirnya sudah dekat dengan tujuan kami: sebuah dataran luas tanpa penghuni dan memiliki sebuah pantai. Ada beberapa bukit kecil dan lembah batu, di kejauhan terlihat gunung api aktif yang memuntahkan asap di atasnya, lava panas berlelehan di bibir gunung. Disinilah Tiamut terkubur, siap untuk keluar.
Setelah kami cukup dekat, Makkari membawa Sersi dan membawanya berlari turun dari pesawat menuju titik dimana kami akan menggunakan Uni-Mind. Aku berteleportasi dengan Druig, kami berempat berdiri bersisian sambil memandang gunung api. Aku menatap sekitar untuk sesaat, berjaga-jaga untuk kehadiran Ikaris. Tapi aku tidak melihat apapun, sejauh ini cukup aman.
"Ini waktunya untuk menidurkan dewa" Sersi berkata pada kami, angin bertiup di sekitar kami dan asap terbang semakin tinggi dan energi di dalam bumi terasa semakin kuat. Kami hanya punya sedikit waktu sebelum Celestial akan terbangun, sekarang atau tidak sama sekali. Kami berempat menyebar, memberi masing-masing dari kami cukup ruang sebelum aku menatap gelang Phastos di pergelangan tanganku.
Aku menarik napas panjang, memutar gelang itu dengan lembut dan melihatnya aktif. Gelang itu mulai bergerak di pergelangan tanganku dan berputar cepat, energi kosmik di dalamku terasa meninggi dan membesar. Pola rumit bahasa Eternal kuno di seragamku mulai bercahaya dan berpendar di sekitar tubuhku, membuatku merasakan tubuhku terangkat sedikit dari tanah berpasir ketika energiku berputar di dalam diriku. Aku menutup mataku, memfokuskan energiku dan mendorongnya pada Druig.
Kami tidak pernah melakukan sesuatu seperti ini sebelumnya. Kekuatan dan energi kami berbeda tapi juga mirip di saat bersamaan. Aku tidak pernah tahu seberapa banyak kekuatan yang kami miliki di dalam diri kami, atau di dalam diriku. Tapi aku bisa merasakannya saat ini, energiku yang berputar dengan tenang tapi kuat. Ini perasaan yang aneh, berpikir bahwa aku selama ini memiliki semua kekuatan ini, aku baru menyadarinya saat ini.
Energiku juga melewati kepalaku, terbang pergi dariku seperti garis kehidupan ke arah Druig. Dia butuh semua energi dari kami untuk menidurkan makhluk perkasa. Aku bersedia membiarkan seluruh energiku terkuras, untuk Druig agar dia bisa melakukan sihirnya.
Suara dari energi kami yang sekarang beterbangan di sekeliling kami, berdenting seperti suara lebah karena lebih banyak lagi energi yang ditarik oleh Druig. Aku hampir bisa merasakannya, gunung api yang mendidih di atas tanah menjadi tenang dan tidak berguncang lagi. Druig sedang menidurkan Tiamut, aku tahu itu berhasil dan aku hampir bisa merasakannya di kulitku.
Tapi tiba-tiba itu semua berhenti.
Aku membuka mataku, melihat kilatan cahaya emas di samping kiriku dan Druig terjatuh ke tanah dengan keras. Dalam sedetik, aku melihat Ikaris mendarat di kakinya dan berjalan ke arah Druig dengan tatapan membunuh. Kami tidak mendengar Ikaris datang, tapi dia sudah disana dan sudah siap membunuh. Dengan cepat, aku berteleportasi ke arah Ikaris yang sudah memegang Druig dalam genggaman maut, hendak membantingnya.
Ikaris menatapku dalam sedetik, menggunakan tangannya yang lain, dan meninjuku ke tanah. Aku berteriak kesakitan dan Sersi berlari ke arahku, berlutut dan meletakkan lengannya di sekitarku dengan cemas, rasa sakit menjalar ke seluruh wajahku dan hampir membuatku pingsan. Penglihatanku menggelap dan buram.
"Seharusnya aku melakukan ini 5 abad yang lalu!" Ikaris menggeram, terbang tinggi ke langit dan membawa Druig dengannya. Aku mendongak, memegangi wajahku yang terluka dengan satu tangan ketika kami semua melihat dengan ngeri. Ikaris membawa Druig semakin tinggi ke langit, membuatku membeku di tempat ketika Ikaris berhenti dan masih membawa Druig di genggamannya. Ikaris kemudian melempar Druig dan membiarkannya jatuh bebas sebelum Ikaris menembakkan sinar dari matanya ke arah Druig.
Menembaknya langsung ke tanah dengan keras. Aku melihat batu-batu beterbangan kemana-mana ketika aku melihat Ikaris berusaha mengubur Druig ke tanah, mendorongnya dengan tembakan sinar semakin jauh ke dalam tanah dengan kekuatan yang terlihat tidak akan bisa ditangani oleh Druig. Semakin lama Ikaris melakukan itu, aku semakin menyadari apa yang sedang dia coba lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light My Love [Druig]
Fiksi PenggemarDisclaimer: Fanfic ini bukan milik saya, saya hanya menerjemahkannya. tolong dukung penulis aslinya, @/redheadclover di Fanfiction.net Soteri selalu meragukan dirinya sendiri, bahkan sejak awal kelahirannya sebagai seorang Eternal di Domo. Walaupu...