Aku itu paling bisa diandalkan dalam hal menghibur orang, tapi jika kamu tidak terhibur tolong izin 'kan aku untuk menghibur mu lagi...
___________________
*****
Sudah terhitung lima bulan, Aya dan Ayres selalu bermain bersama. Setelah perkenalan singkat mereka, entah bagaimana mereka bisa menjadi sedekat dan seakrab ini. Seperti sore ini, merek sedang bermain di atas tumpukan daun kering.
"Ayres, jangan pernah tinggalin Aya lagi yaa," ucap gadis itu kepada Ayres yang di balas senyuman tipis.
Ayres menggenggam tangan Aya lalu balas tersenyum. "Ayres gak bisa janji sama Aya," ucapnya.
"Kenapa enggak? Apa Ayres mau pergi jauh? Kalo gitu kita nikah aja yuk," cerca Aya.
Ayres menggelengkan kepala. "Kenapa kamu mau nikah sama aku? Aku ini lebih tua dari kamu," seru Ayres.
"Kata Papa cari pacar itu yang kaya, ganteng, baik, pinter, itu kan kak Ayres banget!" jawabnya semangat.
Ayres yang saat itu berumur 10 tahun dan artinya tiga tahun di atas Aya hanya menggelengkan kepala, ada-ada saja gadis kecil ini.
Keheningan sempat tercipta, lalu Aya dengan segala tingkah nya kembali bersuara. "Kak kita main lagi yuk," ajaknya, dan Ayres hanya bisa mengangguk pasrah.
Kepala Ayres pusing, tetapi ia menahannya, ia tak ingin Aya yang notabenya teman satu-satunya saat ini mengetahui kelemahannya.
Mengabaikan rasa pusing, mereka bermain ke rumah pohon yang memang tersedia di taman itu.
"Kak Ayres ayo naik sini, kita bikin sesuatu di sini!" pekik Aya.
Ayres memanjat dan dalam sekejap ia sudah sampai di atas sana. "Mau main apa?" tanya Ayres sambil tersenyum.
Senyuman tak pernah lepas dari raut wajah Ayres, ia selalu merasa senang dengan kehadiran Aya disisi nya. Tetapi, ia sangat takut, takut akan kenyataan takdir hidup nya yang sudah tak lama lagi. Tanpa sadar Ar matanya menetes.
Aya yang melihat itu mendekati Ayres lalu mengusap air matanya. "Kak Ayres kenapa? Main sama Aya gak seru ya?" ungkap nya khawatir.
Ayres membalas dengan gelengan, lalu ia beranjak memeluk Aya. "Jangan pernah tinggalin aku kalo kamu udah tau tentang penyakit aku ya," ujar nya lirih.
"Astaga! Kakak ada-ada aja, mana mungkin Aya ninggalin calon pacar Aya yang ganteng ini!" seru Aya.
Tak ingin ada suasana sedih, Aya memberikan sesuatu pada Ayres. "Kak ini ada kenang-kenangan dari Aya, entah kenapa saya rasa kita bakalan berpisah."
Sebuah kertas origami berwarna peach dengan daun kering serta bunga alyssum berwana kuning yang menempel pada origami itu, lalu di ujung kertas tersebut tertulis nama Aya dan Ayres.
Gadis ini benar-benar menyukai daun kering dan bunga, terutama hal-hal berwarna kuning.
Aya memperlihatkan kertas origami yang sama seperti milik nya. "Ini satu sama Aya, satu sama kakak," jelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers in Love
RomancePertemuan singkat tetapi berkesan antara Ayana dan Ayres beberapa tahun silam, menciptakan kisah panjang di masa depan. Si fanatik bunga dan Si CEO wedding organizer menjadikan kisah ini lumayan menarik, akankah akhirnya mereka bersatu, atau mungki...