Bab 6

49 51 232
                                        

Terkadang kita itu emang butuh kepribadian yang lebih dari satu, kalo orang baik kita juga harus baik, kalo orang jahat usahakan kamu lebih jahat lagi!

_____________







****

Pukul 08.00 Aya berangkat dari rumah dengan setelan rapi, ia menaiki salah satu mobil yang ada di rumah nya.

Hari ini Aya ada rapat dengan pihak A'A'A company yang dikabarkan ingin menjalin hubungan kerjasama kembali dengan Toko bunga milik Aya, walaupun Ayres adalah orang spesial bagi Aya tetapi ia akan tetap mempertimbangkan permintaan kerjasama tersebut.

Sekitar lima belas menit di perjalanan, akhirnya Aya sampai di salah satu restauran yang sebelumnya sudah di sepakati bersama.

"Maaf kan menunggu," ucap Aya pada Ayres dan sekretaris Ayres.

Ayres hanya tersenyum, lalu menepuk bangku di samping nya mengisyaratkan Aya duduk disana.

Tentu Aya menolak, membuat Ayres mendengus kesal. "Gak usah sok formal deh," cibir Ayres.

Aya hanya menggelengkan kepala lalu menatap Andi. "Kenapa kalian percaya pria ini bisa menjadi CEO perusahaan, melihat sifatnya yang tidak prefisional," ujar Aya.

"Karena beliau adalah anak tunggal di keluarga Laverendra otomatis semua aset akan diturunkan pada beliau," jawab Andi tenang.

Aya melotot tak suka, sungguh sekretaris yang sangat datar, pikirnya.

"Lagi pula, Pak Ayres hanya bersikap begitu pada Buk Aya," ucapnya.

Aya menatap Ayres yang mengedipkan mata sebelah, lantas Aya bergidik ngeri. "Bedakan mana urusan pribadi dan pekerjaan ya," kesalnya.

"Baiklah langsung saja kita bahas mengenai kerjasama kita, seperti yang ibu ketahui bahwa perusahaan kami berada di bidang wedding organizer, serta dekorasi acara-acara penting, yang pastinya akan membutuhkan bunga," jelas Andi. "Dan bunga terbaik sekaligus penghasil bunga di kota ini adalah ibu Aya," lanjutnya.

Aya menganggukkan kepala saat membaca beberapa berkas yang diberikan oleh Andi, kerjasama yang lumayan menguntungkan.

"Baiklah, jika kita kembali berkerjasama dan semisal kalian berhasil mencapai omset tahunan yang tinggi, maka kami akan menaikkan harga bunga kau beberapa persen," ucap Aya.

"Saya setuju ka-," ucapan Andi terpotong karena suara gebrakan meja yang tak lain berasal dari Ayres.

"Kalian serius amat sih, aku sampe di cuekin gini loh!" gerutu Ayres lalu berpindah duduk di samping Aya.

Aya memutar bola mata malas sembari mengumpat dalam hati, kenapa Ayres sangat manja?

"Saya setuju dengan persyaratan dari Bu Aya, karena kualitas dari bunga milik Bu Aya juga bagus dan bisa meningkatkan harga jual kami," lanjut Andi.

"Oke, sampai disini saja, saya akan tanda tangan kontrak dengan perusahaan kalian," putus Aya.

Baru saja Aya meletakkan pulpen yang ia pegang, Ayres sudah bersandar di bahunya.

Flowers in Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang