Haiii capung balik lagi, part kali ini ada apa ya?
Kuyy!!! Happy reading!
______________
DUA HARI, sudah terhitung dua hari Aya tak datang ke toko bunga, selam itu pula toko bunga miliknya itu tak ada yang memeriksa, dan hari ini ia memutuskan untuk melupakan sejenak masalah pribadi dan fokus ke pekerjaan.
Aya berjalan menuju halte depan kompleks apartemennya, ia malas membawa mobil.
Sesekali Aya bersenandung, menikmati udara pagi yang belum tercemar polusi, sepucuk senyum kecil terbit di wajah Aya.
Tiiitt!!!
Klakson mobil yang sangat menyebalkan, pikir Aya, padalhan ia sudah berjalan di pinggir, tetapi si pemilik mobil tak berhenti membunyikan klakson.
"Mau Lo apa?" tanya Aya menantang.
Orang itu menurunkan kaca mobil, tampak seorang lelaki yang mengenakan jas hitam lengkap dengan kaca mata yang bertengger manis di hidungnya, dia Ayres. Ayres tersenyum manis pada Aya.
"Bareng sama Aku aja yuk?" ajak Ayres.
"Gak," tolak Aya.
Ayres terkekeh, padalhan seharusnya yang marah itu disini adalah Ayres bukan Aya.
Ayres turun dari mobil, lalu membukakan pintu untuk Aya.
"Masuk gih, bentar lagi kita telat loh," peringat Ayres.
Aya melihat jam tangan miliknya, ternyata benar, sebentar lagi ia akan terlambat. Dengan berat hati Aya masuk ke dalam mobil Ayres.
"Udah lama ya kita gak ketemu?" tanya Ayres.
"Baru dua hari," ketus Aya.
Terdengar helaan nafas yang keluar dari Ayres.
"Kenapa?" tanya Aya.
"Jangan gini lagi, aku udah capek jauhkan dari kamu, pulang ya?" bujuk Ayres.
"Aku mohon, kota selesaikan masalah ini dengan kepala dingin, jangan bikin hubungan kita jadi renggang gini, aku takut Aya, Mas suami takut kehilangan Mbak Istri."
Ayres mendekat kearah Aya, memeluk nya erat seolah tak ingin melepaskannya lagi, Ayres sangat ketakutan sekarang, takut akan kehilangan Aya.
"Jangan gini," cicit Aya.
"Kamu harus maafin aku ya?" pinta Ayres.
Aya diam.
"Aku mohon, aku bakal lebih percaya sama kamu, aku bakalan selalu ada buat kamu, aku bakal dengerin penjelasan kamu."
Aya tak bisa lagi menahan, perlahan tangan Aya naik ke punggung Ayres, menepuk pelan, memberi kenyamanan bagi Ayres.
"Terimakasih udah mau maafin aku," ucap Ayres.
Aya mengangguk, ia tersenyum, Aya tak percaya lagi dengan pesan-pesan aneh yang selama ini selalu ia terima, mungkin itu hanya ulah orang yang ingin hubungan antara Aya dan Ayres renggang.
****
"Makan aja belepotan," ejek Ayres.
"Ya salah siapa bawa aku kesini?"
"Iya aku emang salah," ucap Ayres.
"Ya emang alah kamu, makan di taman bunga itu bikin nafsu makan aku naik tau," ujar Aya.
Ayres terkekeh, tangannya naik mengacak pelan puncak rambut Aya. Ayres mendaratkan kecupan hangat di kening Aya, sejuk terus saja terpatri di bibirnya.
"Isshh! Awas dulu deh, ini makan nya belum habis loh!" omel Aya.
Aya sangat kesal saat acara makannya di ganggu.
Ayres mencibir. "Kamu tuh gak bisa banget di ajak romantis, heran aku!"
"Romantisan gak bikin aku kenyang Ayres," ucap Aya.
Ayres hanya menggelengkan kepala, tingkah aneh Aya bukannya membuat Ayres tak nyaman, justru sebaliknya, itu yang membuat Ayres sangat mencintai Aya.
Setelah selesai makan, Aya bersandar di pundak Ayres, sembari mengusap perut nya yang sedikit membuncit karena makan terlalu banyak.
"Semoga suatu saat, disini ada anak kita ya," ucap Ayres tiba-tiba.
Tangan Ayres ikut mengusap perut Aya, tetapi tak lama, setelah Aya memukul tangan Ayres pelan.
"Jangan di elus-elus!" ucap Aya galak.
Bukannya marah, Aya hanya gugup dan dapat di pastikan pipi nya yang sudah memerah menahan malu saat mendengar perkataan Ayres.
"Marah atau malu tuh? ciee salting ya?" goda Ayres.
"Awas aja aku ngambek lagi," ancam Aya.
Ayres langsung panik, ia tak ingin Aya kembali marah padanya.
"Main nya gak asik, huuu," sorak Ayres.
"Mau main yang asik?" tanya Aya.
Dengan semangat Ayres mengangguk.
"Ayo kejar aku! Kalo dapet aku kasih satu permintaan!"
Ayres terkekeh, lalu mengejar Aya yang sudah berlari di antara hamparan bunga Alyssum, bunga yang berwarna kuning selaras dengan baju yang sedang Aya kenakan.
Tawa Aya, senyuman Aya, sangat candu bagi Ayres.
"Iih kok diam sih? Gak mau main ya?" teriak Aya sedih.
Ayres menggeleng. "Ini aku mau kejar kok, awas aja kalo dapet ya."
Ayres mengejar Aya, terjadilah adegan kejar-kejaran layaknya film romansa pada umumnya, tak lupa suara tawa yang menghiasi kegiatan mereka saat ini.
Masing-masing dari mereka saling menyimpan keinginan yang sangat ingin dicapai.
'Jangan pernah rebut Aya dari gue ya takdir!'
'Cuma sama Ayres gue bisa ketawa gini, semesta tolong jaga kebahagian kami ya?'
Aya dan Ayres asik bermain di antara hamparan bunga itu, sampai tak menyadari sedari tadi ada yang menatap mereka dengan pandangan lirih, tak hanya satu orang, tapi dua orang lelaki.
Sepertinya, kisah cinta Aya dan Ayres belum mendapat ijin dari semesta untuk bahagia. Selamat mengahadapi masalah kalian Ayres, Aya.
****
TBC
Jangan lupa vote komen!!Kasih emote bunga nya dulu dong, biar capung semangat!!🍁🍁🍁

KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers in Love
RomancePertemuan singkat tetapi berkesan antara Ayana dan Ayres beberapa tahun silam, menciptakan kisah panjang di masa depan. Si fanatik bunga dan Si CEO wedding organizer menjadikan kisah ini lumayan menarik, akankah akhirnya mereka bersatu, atau mungki...