Saya gak pernah bosan jadi orang baik, tapi saya gak pernah bilang saya gak bisa jadi orang jahat.
____________
****
12 Desember 2032
Cerita tentang Aya dan Ayres di masa lalu mulai pudar, tak lagi terlalu di ingat, dan tak pula di lupakan, Aya sekarang sudah menjadi pengusaha toko bunga yang sukses, melanjutkan usaha milih ibunya. Ayah nya menawarkan ingin menjadi penerus perusahaan tetapi ia tidak mau, ia lebih suka berkerja dengan bunga-bunga nya.
Ayana Adsila Azhara, gadis berusia 21 tahun itu sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik, baik, dan dewasa. Ia memimpin toko bunga yang susah memiliki empat cabang di berbagai kota, ia tak berubah, masih menyukai bunga, menyukai daun kering, dan mengharapkan Ayres kembali.
Di depan karyawan, Aya adalah sosok bijaksana dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, ia akan menegur jika salah dan memberi bonus jika karyawan baik.
"Buk hari ini ada pesanan seratus buket bunga," ujar Lita selaku karyawan.
"Langsung ajak yang lain berkerja, saya akan memetik bunga lagi," sahut Aya, ia sangat senang karena pesanan di toko bunga miliknya tak pernah sedikit.
Jari lentik nya terus memilik dan memetik bunga-bunga buang menurutnya sudah siap di panen dan di jual, mata nya menangkap sebuah bunga yang menarik perhatian nya.
Bunga alyssum, bunga yang memiliki kenangan indah sekaligus pahit bagi Aya, ia masih berharap sampai sekarang. Menepis harapan dulu, Aya harus bekerja memenuhi target pesanan.
Ia memetik bunga alyssum itu, merangkai nya menjadi satu lalu ia letakkan daun kering di sekitar nya, sangat indah dan enak di pandang mata.
"Selesai!" pekik mereka bersamaan saat mereka sudah berhasil membereskan pekerjaan dengan cepat.
"Bagus, setelah mengantar bunga saya akan traktir kalian!" seru Aya yang dibalas sorakan heboh dari para karyawan nya.
Aya naik ke mobil pribadinya, mengikuti truk di depannya yang mengangkut bunga milik nya, ia memang selalu ikut dalam hal mengantar bunga, supaya ia dapat mendengar langsung tanggapan dari konsumen.
Para karyawan Aya sudah menurunkan bunga-bunga tersebut ke dalam perusahaan, A'A'A company.
Perusahaan yang bergerak di segala bidang, mereka punya banyak cabang dengan bidang tertentu, dan sekarang mereka berada di perusahaan bidang wedding organizer, pantas saja mereka memesan bunga sebanyak ini.Aya baru saja sampai, melihat karyawannya yang di maki oleh seorang berjas hitam, Aya mengernyit heran, lalu berjalan menghampiri mereka.
"Ada apa? Jangan seenaknya memarahi karyawan saya," sarkas Aya.
Lelaki itu menatap Aya kesal. "Kenapa? Oh seharusnya saya komplain langsung sama bos nya ya!"
sinis nya."Ada masalah apa?" ulang Aya, ia berusaha tenang, ia takut ia marah dan ia tak bisa mengontrol itu.
"Ini bunga nya kok kecil-kecil sekali, dan kurang segar, varian bunganya kurang banyak, apaan juga saya pesan mahal-mahal malah datang tak bagus begini!"
"Saya mau kalian kasih kompensasi," tukasnya.
Aya menghela nafas panjang menatap sinis orang di depannya. "Lo itu ya! Gak ada adab banget, mikir dong ini tuh bunga nya si pesan seratus buket untuk seratus orang! Gue rasa Lo pernah Nerima buket untuk acara perusahaan? Atau Lo orang baru?!"
Aya sudah berkacak pinggang, memanggil karyawan yang kebetulan lewat. "HEH SINI LO! CEPET!" bentak Aya.
"Ada yang bisa di bantu Bu Aya?" Tanyanya.
"Gue udah kerja sama kalian selama dua tahun, ini bener bentuk dan ukuran serta varian nya usah bener kan? Sesuai pesanan pak pemimpin dulu?! TOLONG LO JELASIN SAMA ORANG INI!" ucap Aya dengan nada tinggi di akhir.
Karyawan itu meneguk ludah, berkerja untuk perusahaan ini selama dua tahun mampu membuat nya mengenali karakter Aya.
"Benar begini pak, dari dulu kesepakatan antara Bu Aya dan Pak Yudi," ucapnya.
Lelaki itu menatap Aya. "Oh begitu, baru tau saya."
"Perlu kamu ketahui yang sekarang memimpin itu saya, bukan Papa saya lagi. Jadi saya bakalan ubah peraturan," ucapnya.
"Pak Yudi berhenti? Oke Fine, kerja sama gue sama perusahaan ini juga berhenti!" tukas Aya.
"Angkut semua bunga nya ke mobil lagi," perintah Aya pada karyawannya.
"Pak tapi acara nya akan segera dimulai," celetuk seorang karyawan.
"Tunggu! Atas dasar apa anda membawa bunga itu kembali! Itu udah di pesan sama saya dan itu jadi milik saya," cegat lelaki itu.
"Mending cari bunga lain sana, muak gue sama orang semacam Lo!" sungut Aya.
"Apa ini yang kalian bilang pemilik toko bunga yang berkerja sama dengan kita selama bertahun-tahun, yang di kenal dengan keramahan dan baik hati nya? Bijaksana? Bahkan saya ga melihat apapun dari dia," ucap lelaki itu remeh.
"Pak Ayres mohon jangan bilang begitu, Bu Aya ini adalah pemilik toko bunga dan pemasok bunga paling bagus di perusahaan ini," ucap Andi selaku karyawan yang menjadi tangan kanan Ayres.
Aya membeku, kenapa nama nya salah, tapi ia segera menepis pemikiran itu, Ayres itu orang yang baik bukan orang bermulut pedas seperti orang di depannya.
"Baik? Kalian bilang dia baik? Bahkan dia terlihat seperti pemimpin yang tidak baik," timpal Ayres lagi.
Sudah cukup, emosi Aya sudah berada di ubun-ubun. "Saya tidak pernah bosan berbuat baik. Tapi saya tak pernah bilang saya tidak bisa jadi orang jahat! Kita lihat apa akan ada toko bunga yang mau memasok bunga ke perusahaan anda," desis Aya.
"Saya bisa lebih jahat dari pada anda, apalagi jika anda menghina bunga-bunga saya!"
"Ingat, jangan pernah datang meminta bantuan atau membeli bunga dari saya."
"Ingat kata-kata gue! Gak bakalan ada yang mau memasok bunga ke perusahaan Lo!" peringat Aya.
Ia mengajak kedua karyawan nya untuk kembali ke toko, ia akan menjual bunga ini ke perusahaan lain, ia akan memastikan tidak ada toko bunga uang mau memasok ke A'A'A company.
*****
Jangan lupa vote and komen!
Vote? Komen? Gratis kok!
Follow Instagram ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers in Love
RomancePertemuan singkat tetapi berkesan antara Ayana dan Ayres beberapa tahun silam, menciptakan kisah panjang di masa depan. Si fanatik bunga dan Si CEO wedding organizer menjadikan kisah ini lumayan menarik, akankah akhirnya mereka bersatu, atau mungki...