Bab 14

18 20 118
                                        

Aya terbangun dari tidurnya, dirasa bagian perutnya terasa sedikit berat, ia melirik dan ternyata itu adalah tangan Ayres.

Masih ga percaya dengan apa yang terjadi, baru saja semalam Ayres mempersunting dirinya menjadi seorang istri.

"Udah mendingan perutnya?" tanya Ayres.

Aya mengangguk. "Makasih ya, udah mau bantu ngobatin Aya."

"Udah kewajiban," balas Ayres.

"Mandi dulu gih," suruh Aya.

"Gitu doang bilang makasih nya? ga ada yang lain gitu?" tanya Ayres berharap lebih.

Aya terkekeh geli, ia akan menjahili Ayres sekarang. Entah dari mana datangnya rasa jahil itu, tetapi yang terpenting sekarang ia ingin menjahili Ayres.

Aya berdiri, lalu menarik kaki Ayres Dnegan kuat, karena tak siap Ayres akhirnya terjatuh dengan posisi yang tak bagus.

Aya tertawa bahagia, seakan baru saja mengalahkan lawannya. Sementara Ayres menatap tajam pada Aya, Aya yang menyadari itu langsung menciut, walaupun ia tau Ayres mencintai nya, tetapi ia tetap takut jika Ayers marah.

"Jangan marah ya," cicit Aya.

"Sini," panggil Ayres.

Aya menurut, ia duduk di samping Ayres. "Lain kali jangan gitu," nasehat Ayres. 

Aya mengulurkan jadi kelingkingnya.
"Iya janji ga gitu lagi!" ucapnya yakin.

Ayres mengelus puncak kepala Aya dengan lembut, Aya hanya bersenandung kecil, sampai akhirnya Ayres berdiri berjalan menuju kamar mandi.

"Tunggu!" cegah Aya.

Satu alis Ayres naik, menandakan ia ingin berkata 'apa?'

Aya berjalan menuju Ayres yang berada beberapa langkah di depannya, dan dalam hitungan detik...

"Cup!"

Aya berlari keluar dari kamar, meninggalkan Ayres yang masih mematung dengan tingkah Aya. Setelah ia tersadar, Ayres terkekeh tangannya menyentuh pipi kanan yang tadi di singgahi oleh bibir Aya.

"Pagi pagi udah dapet morning kiss," gumam Ayres senyum-senyum sendiri.

"Ayana! Pipi kiri sedih nih kamu anggurin!" teriak Ayres jahil.

"Jangan gitu! Aya malu tau," gerutu Aya.

Ayres terkekeh, ia berjalan mendekati Risha yang sedang membaca novel di meja belajar, perlahan ia memeluk Risha dari belakang. Membenamkan wajahnya di leher Aya.

"Jangan gitu geli!" tegur Aya.

Ayres tak menggubris ia masih nyaman menumpukan dagu di bahu Aya. "Kamu baca apa sih?" tanya Ayres.

"Baca novel lah, ini tokoh nya ganteng-ganteng banget," puji Risha.

"Mulai besok jangan baca novel lagi!" desis Ayres.

Alis Risha menukik tak terima. "Hobi orang gak boleh di ganggu gugat ya!"

"Ganti hobi aja deh, baca novel ga ada gunanya, bikin kamu makin sering berhalusinasi berlebihan," cerocos Ayres.

Aya sudah berkacak pinggang, dengan pipi yang menggembung ia menatap Ayres tak suka.

"Baca novel itu banyak manfaatnya ya!"

"Apa tuh? Ga ada! Cuman bikin halusinasi berlebihan doang."

"Membaca itu jendela dunia Ayres," ucap Risha.

"Iya kalo kamu bacanya ensiklopedia, kalo baca novel mah ga ada gunanya," bantah Ayres.

"Dasar tukang halu."

"Sejak kapan sih kamu jadi cerewet gini?" sungut Risha.

"Sejak kamu selingkuh sama duda novel!" kesal Ayres.

"Malu bos! Udah gede cemburu sama fiksi," ejek Aya sembari bersedekap dada.

"Kebanyakan halu," ujar Ayres.

"Kalo kata mama temen aku, Halu dulu baru jadi, lumayan kan aku Halu terus nanti di mimpi ketemu sama duda wattpad atau duda novel," ucap Aya girang.

"Jadi selama ini kamu meluk guling lagi ngebayangin Duda novel kamu itu?" tanya Ayres.

"Iya dong, masa mimpiin kamu sih," ejek Aya.

Ayres sangat kesal, kenapa Aya menjadi semenyebalkan ini. Padahal, dulu Aya adalah gadis kecil yang sangat imut, si penyuka bunga, bukan gadis galak, menyebalkan, dan si penyuka Duda novel.

Menyadari tak ada balasan dari Ayres, Aya menolehkan kepala ke arah kasur, ternyata Ayres sudah membungkus dirinya dengan selimut.

"Ada yang ngambek nih!" goda Aya.

"Siapa?" tanya Ayres acuh.

"Kamu lah siapa lagi," jawab Aya.

"Kamu aja yang ngeselin, tadi malam aja nangis sakit perut, sekarang udah galak mirip macan, nyebelin lagi," gerutu Ayres.

"Efek pms nih, maaf ya hehehe," kekeh Aya seraya menunjukkan gigi putihnya.

Ayres hanya mengangguk, lalu kembali memeluk Aya, rasanya memeluk Aya adalah salah satu hobi baru nya.

Aya tersenyum, sembari mengelus rambut hitam milik Ayres, ia tak menyangka Ayres yang dulu dingin dan menyebalkan ternyata sangat hangat dan lucu.

Aya tak menyangka Ayres bisa se-manja ini. "Kamu kok jadi manja banget sih? Seharusnya kan aku yang manjakan sama kamu," cibir Aya.

"Ciee ada yang pengen di manja," goda Ayres.

Aya merutuki mulut yang yang asal bicara, oh ayolah Ayres akan terus menggoda nya sepanjang hari jika terus begini.

"Kamu gak kerja apa?" Tanya Aya.

"Gak lah, kita kan masih pengantin baru, masih hangat-hangat nya," jawab Ayres.

"Iya deh yang hangat," ucap Aya.

****

Komen emote ini yuk 😸😸😸



TBC...
Komen next ya!
Ah iya jangan lupa vote, komen, and follow

****

Instagram: @ln.azmi
@si.capung

Flowers in Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang