Bab 23

16 6 3
                                        

Aya sedang asik berkutat dengan berkas-berkas mengenai Toko bunga miliknya, belakangan ini toko bunga itu berkembang pesat membuat sang empu juga ikut semakin sibuk, banyak sekali dokumen yang harus Aya kerjakan.

Satu demi satu, dokumen itu ia buka, membacanya dengan seksama, sampai beberapa ketukan di pintu, mengalihkan atensi Aya.

"Masuk!"

Orang yang mengutuk pintu tadi lekas masuk setelah diberi izin oleh Aya, ia meletakkan beberapa dokumen lagi di atas meja Aya.

"Buk beberapa menit lagi akan ada rapat di kantor A'A'A company."

Aya hanya mengangguk, terlalu malas bicara, ia mulai muak dengan semua pekerjaan nya, belum lagi masalah rumah tangganya.

Aya berjalan keluar dari ruangan kerja miliknya, ia hendak memesan taksi, tetapi sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya.

Begitu kaca mobil itu terbuka, terpampang jelas wajah Ayres lengkap dengan senyum manis yang terpatri di wajahnya.

"Mau bareng?"

"Oke."

Ayres pikir Aya tak akan menerima tumpangannya dengan mudah, tetapi sebaliknya, ternyata Aya mau diberi tumpangan.

"Cepat selesaikan masalah Lo ya? gue udah gak tahan hidup terpisah begini, kita ini suami istri kalo Lo lupa," Ayres mengeluarkan isi hatinya, yang selama ini sudah ia pendam.

"Nanti aja bicarain nya," ucap Aya.

Aya pun tak mengerti, kenapa ia selalu menghindari pembicaraan ini dengan Ayres, ia tak memiliki alasan yang kuat.

Aya keluar dari dalam mobil, berjalan lebih dulu masuk ke dalam perusahaan milik Ayres yang menjadi lokasi rapat kali ini.

***

Setelah rapat selesai, Aya bergegas untuk pulang, ia ingin istirahat sejenak, entah kenapa hari ini sangat berat baginya.

Tetapi, saat ingin memesan taksi, lagi-lagi Ayres datang dihadapannya.

"Ayo gue anter," tawar Ayres.

"Makasih," balas Aya, lalu menaiki mobil Ayres.

Sepanjang perjalanan, hening selalu tercipta antara keduanya, tak ada yang ingin membuka percakapan.

"Gak mau mampir dulu?" tanya Ayres.

Aya berpikir sejenak, lalu mengangguk, sudah lama pula ia tak pulang ke rumah mereka dulu.

"Gimana hari-hari Lo selama hidup sendiri?" tanya Ayres.

"Gak mudah, dan banyak yang harus gue lalui sendiri."

"Kedua kalinya gue tanya, mau sampai kapan? sampai kapan kita bentangkan jarak begini?" tanya Ayres bertubi-tubi.

"Bakal gue pikirin lagi," jawab Aya.

Aya juga sudah muak dengan semua masalah ini, ia ingin semuanya kembali seperti semua, tetapi rasa penasarannya akan siapa yang selama ini mengirim pesan-pesan misterius itu, dan siapa yang selama ini terus menguntit nya, ia sangat penasaran.

"Jangan terlalu capek, kalo emang masalah Lo seberat itu, mungkin Lo bisa minta bantuan sama sekitar."

"Gak semua masalah itu harus dihadapi sendiri," ucap Ayres.

Aya hanya diam.

"Kalo Lo emang butuh seseorang, Lo harus minta ke orang sekitar Lo, Lo gak sendirian Aya," nasihat Ayres.

"Gue bodoh Res," lirih Aya.

Ayres yang mendengar tanggapan Aya, segera menepikan mobilnya.

"Kenapa? cerita ke gue," ucap Ayres.

Aya hanya diam, ia bingung ingin menceritakan semua ini atau tidak.

"Gue ini suami Lo, kalo Lo lupa!" tegas Ayres.

Saat itu juga tangis Aya pecah, ia lupa, karena masalah ini ia lupa masih memiliki Ayres yang berperan sebagai suami nya, ia mengabaikan Ayres seolah-olah semua ini adalah salah Ayres.

"Maaf," lirih Aya.

"Kalo emang Lo belum bisa ngasih tau ke gue, gakpapa kok, yang penting Lo jangan terlalu mikirin masalah Lo itu."

Keheningan kembali tercipta, Ayres kembali menjalankan mobilnya menuju rumah mereka dulu.

"Gue bakalan tinggal disini lagi, mulai besok."

****



TBC
Vote, komen itu gratis lohhh

Emote kucing nya dong hehhee 😸😸😸😸

_______
Si.capung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flowers in Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang