Hyunjin tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, hanya dengan melihat senyum pemuda di depannya cukup membuat jantungnya berdebar kencang. Seperti orang bodoh, Hyunjin terpaku di tempatnya dengan posisi menghadap Jeongin di depan pintu kediaman keluarga Kim.
"Kak Hyunjin? hei? kok diam saja?"
Ucapan lembut yang terlontar dari belah bibir pemuda dengan mata rubah tersebut membuat Hyunjin kembali tersadar. Raut wajahnya berubah menjadi terkejut saat menyadari pemuda manis di depannya mengetahui namanya.
"Bagaimana bisa kamu mengetahui namaku? oh! dan ada apa gerangan hingga rumah Seungmin penuh dengan dekorasi seperti ini?"
Hyunjin bertanya dengan tak sabaran membuat pemuda di depannya tersenyum merasa Hyunjin sangatlah lucu saat bertanya.
"Ah! aku mengenal kakak sebab sering melihat kakak berjalan bersama kak Seungmin. Sebentar lagi tuan Kim akan menikah dengan ibuku, kak. Itu sebabnya sekarang semua orang sibuk mempersiapkan pernikahannya," jelas pemuda dengan mata rubah tersebut membuat Hyunjin bertambah bingung.
"...huh?"
Otak Hyunjin berusaha mencerna setiap kejadian yang dijelaskan pemuda tersebut. Beberapa hari ini ia sibuk mencari keberadaan Seungmin hingga sepertinya ia ketinggalan banyak berita.
"Apakah Seungmin sudah tidak lagi berharga hingga dengan berani tuan Kim melangsungkan pernikahannya?"
Suara lain membuat keduanya mengalihkan pandangan dan mendapati Minho yang datang dengan ekspresi datarnya. Jeongin yang melihat Minho tanpa sadar menundukkan pandangannya seolah enggan menatap pemuda dengan marga Lee tersebut.
"Minho, apa maksudmu?"
Hyunjin bertanya membuat Minho menaikkan sebelah alisnya menatap bingung ke arah Hyunjin.
"Kamu belum tahu? mereka akan melangsungkan pernikahan di saat Seungmin bahkan belum ditemukan."
Terdengar jelas nada marah dalam penuturan Minho. Entah apa sebabnya namun dapat Hyunjin sadari pemuda Lee tersebut terlihat lebih menyeramkan hari ini.
"Aku mengantar ayahku untuk menemui tuan Kim, dan sepertinya sekarang beliau sudah selesai. Aku tak betah lama-lama berada di sini. Rumah ini terasa sangat memuakkan tanpa kehadiran Seungmin, aku permisi."
Hyunjin tersentak mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Minho. Tanpa sadar ia mengarahkan pandangannya ke arah Jeongin yang masih menunduk seolah lantai marmer di bawahnya terlihat lebih baik dari pada pemandangan di depannya. Minho melangkah pergi meninggalkan Hyunjin dan Jeongin yang masih berdiri di ambang pintu.
"Ucapan Minho tak usah dipikirkan, aku mengerti bahwa mungkin ada alasan baik dibalik diadakannya pernikahan antara tuan Kim dan ibumu."
Suara yang terdengar hangat tersebut membuat Jeongin mengangkat pandangannya dan menatap ke arah Hyunjin yang sedang tersenyum manis ke arah Jeongin. Hyunjin merasakan hatinya begitu hangat saat berada di dekat Jeongin, padahal otaknya sedang berusaha menyadarkannya bahwa tak ada waktu untuk jatuh hati lagi sebab sang kekasih mungkin sedang membutuhkan pertolongan.
Namun bukannya pergi untuk melanjutkan pencarian sang kekasih, Hyunjin malah masuk ke dalam kediaman keluarga Kim sambil bercengkrama dengan Jeongin.
•••
Seungmin memeluk kedua kakinya yang tertekuk. Menenggelamkan wajahnya di antara kakinya.
Dengan beberapa bagian pakaiannya yang terkena bercak darah, Seungmin menangis merasakan sakit yang teramat pada lengannya. Beberapa jam yang lalu, Chan menciptakan karya di lengan Seungmin dengan cutter kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped
FanfictionSatu rasa yang mengubah segalanya. ⚠️: bxb, harsh word, violence, kidnapping, mental illness, little bit mature, etc. Story by chanminaddct 06022022 2 in #chanmin 21052022 2 in #seungmin 22052022 1 in #seungmin