19

815 104 5
                                    

Seungmin membiarkan Lily terlelap di pangkuannya. Tangan lembut tersebut mengusap surai Lily berusaha membuat si kecil merasa nyaman. Sedang Seungmin melakukan hal itu, sang penyelamat sesekali curi-curi pandang ke arah Seungmin.

"Kakimu terluka parah, haruskah kita ke rumah sakit?" lelaki dengan surai hitam tersebut memulai pembicaraan.

Seungmin yang mendengar hal itu, melihat ke arah kakinya dan menemukan banyaknya luka yang menganga di kakinya.

Seungmin merasa tak enak hati dengan tawaran lelaki di sampingnya. Sehingga ia memilih untuk menggeleng walaupun rasa sakit di kakinya tak main-main.

"Apa kamu serius? lukamu sangat parah, mari kita ke rumah sakit," bujuk si surai hitam mengundang senyum Seungmin.

"Tidak perlu, tuan. Itu mungkin akan merepotkanmu," tolak Seungmin dengan halus membuat pengemudi tersebut menggelengkan kepalanya.

"Perkenalkan, namaku Yeonjun. Setelah ini aku akan mengantarmu ke rumah sakit dan ke kantor polisi."

Mendengar kantor polisi, Seungmin tiba-tiba panik. Dengan segera ia menggeleng guna menolak ide orang di sebelahnya.

"Kumohon jangan kantor polisi," mohon Seungmin membuat yang sedang mengemudi menatapnya heran.

"Bukankah kamu korban penculikan? mengapa tidak mencoba melapor ke kantor polisi?" tanya Yeonjun dengan sarat kebingungan.

"Itu tidak akan bekerja. Tuan, tolong jangan kantor polisi."

Sekali lagi, Seungmin menolak hal itu. Membuat Yeonjun menatapnya curiga.

"Apa kamu sedang berbohong kepadaku? apa yang tadi benar suamimu?" tanya Yeonjun dengan nada meninggi.

Seungmin dengan cepat menggeleng guna menyanggah ucapan pemuda di sampingnya. Yeonjun yang merasa emosinya tidak stabil memilih untuk menepikan mobilnya.

"Aku―Kim Seungmin. Apa kamu mengenalku?" tanya Seungmin membuat pemuda di sebelahnya dengan cepat menoleh dengan ekspresi terkejut.

"Kim Seungmin? yang beberapa bulan lalu menghilang? astaga, ternyata ini benar dirimu. Beritamu tentang kehilanganmu bahkan belum surut. B-bagaimana bisa? astaga aku tidak bisa berkata-kata."

Ucapan Yeonjun membuat air mata Seungmin mengalir dengan deras. Hidup dalam kungkungan Chan membuatnya merasa sangat emosional saat seseorang memanggil namanya.

Melihat Seungmin menangis, entah mengapa membuat Yeonjun merasa iba. Tangisan Seungmin terkesan tidak dibuat-buat membuatnya dengan segera mengusap punggung Seungmin demi menyalurkan empatinya.

"Sepertinya kamu mengalami banyak hal berat. Sudahlah, berhenti menangis. Kamu akan membuat anakmu terbangun," tenang Yeonjun membuat Seungmin menggeleng.

"She's not my daughter," jelas Seungmin membuat Yeonjun mengangguk walau ragu.

Sepanjang jalan hanya diisi dengan keheningan sebab Yeonjun yang bingung dengan apa yang harus dilakukannya. Setelah mobil milik Yeonjun terlihat sudah memasuki perkotaan, Seungmin menegakkan tubuhnya guna melihat dengan jelas hal-hal di luar jendela.

"Tuan, bisakah dirimu menurunkanku di sana?" tanya Seungmin seraya menunjuk halte yang tak jauh dari tempat mobil melaju.

Yeonjun menatap tak percaya ke arah Seungmin. Kebingungan menguasainya saat ini. Permintaan Seungmin membuatnya tidak habis pikir dengan isi kepala pemuda manis di sampingnya.

"Tidak, aku akan mengantarmu ke rumah sakit. Aku merasa bertanggung jawab atas dirimu saat ini. Jangan melakukan hal yang tidak masuk akal," tolak Yeonjun saat melewati halte yang dimaksud Seungmin.

KidnappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang