Sudah hampir satu jam Seungmin termenung di dalam kamarnya. Memikirkan segala hal yang sangat sulit kepalanya cerna.
Pagi ini, ia terbangun dengan badan yang terasa lelah. Maniknya tak lagi menampilkan cahaya yang sempat bersinar belakangan ini. Cerianya tak lagi memenuhi rumah sederhana milik Irene.
Di samping itu, Irene juga merasakan Seungmin menjaga jarak dengannya. Tak lagi ia jumpai sapaan pagi, ataupun senyum manis milik Seungmin. Seungmin terkesan memasang tameng waspada untuk Irene.
"Kak Seungmin! Lily mendapatkan nilai sempurna untuk ujian matematika!" pekik gadis kecil yang sedang berlari menuju kamar Seungmin.
Seungmin yang sedang termenung sontak mengalihkan pandangannya ke arah gadis manis yang menghampirinya dengan wajah sumringah.
"Hati-hati, Lily! kamu bisa terjatuh jika terburu-buru seperti itu," ucap Seungmin mengingatkan.
Lily hanya tersenyum manis seraya memelankan langkahnya. Setelah sampai di depan Seungmin, Lily tunjukkan kertas ujian dengan nilai sempurnanya.
Seungmin tersenyum bangga saat melihat kertas tersebut. Dengan gemas, ia usak rambut kecoklatan milik Lily.
"Lily anak yang hebat, kak Seungmin bangga padamu."
Ucapan Seungmin dibarengi dengan dirinya yang mengangkat tubuh Lily untuk didudukkan di pangkuannya. Dari seluruh anak yang berada di panti asuhan ini, Seungmin sangat dekat dengan Lily.
Helaan napas berat terdengar berasal dari Lily membuat Seungmin menatap heran ke arah si kecil yang baru menginjak 7 tahun dalam umur Korea. Si cantik menyandarkan badannya pada Seungmin, seolah menumpukan bebannya pada yang lebih tua.
Dibanding bertanya, Seungmin lebih memilih untuk mengelus surai lembut milik si gadis kecil.
"Kak?" panggil Lily membuat Seungmin menghentikan usapannya.
"Apakah setelah tuan Christ kembali, kakak akan meninggalkan Lily?"
Pertanyaan dari Lily membuat Seungmin terdiam sempurna. Bingung harus menjawab apa. Karena demi apapun, Seungmin merasa sangat ragu.
"Kakak tak usah kembali padanya."
Kalimat tersebut membuat Seungmin menunduk demi melihat ekspresi Lily yang sedang mendongak.
"Kakak bisa ikut Lily lari sejauh mungkin. Lily akan meminta tolong pada mama untuk menampung kita di rumahnya. Mama pasti senang jika Lily membawa kak Seungmin," jelas si kecil sambil tersenyum riang.
"Mama?" tanya Seungmin yang mendapat anggukan dari Lily.
•••
"Kak, tugas kita sudah selesai. Apa dirimu tak ingin segera pulang?" tanya Felix yang sedang menikmati cemilan di ruang kerja Chan.
Chan yang sedang duduk di kursi kebanggaannya tak menggubris pertanyaan yang lebih muda. Merasa diabaikan, Felix berdecak malas dan memutuskan untuk keluar dari ruangan sang kakak.
Setelah Felix menciptakan suara pintu yang dibanting, ruangan Chan menjadi sunyi. Seharusnya Felix menyadari, Chan yang diajaknya berbicara tidak bernyawa.
•••
"Aku sudah ingin cepat pulang!" ucap pemuda tersebut sambil menarik kopernya.
"Demi Tuhan, dirimu benar-benar gila. Mengapa tidak pulang bersama saja? Bagaimana jika Felix tahu, ia baru saja berbicara pada patung."
"Aku tidak peduli, dengan cara ini aku bisa membuat Seungmin tetap aman. Dirimu tak akan pernah tahu siapa musuh kita sebenarnya, SpearB. Biarkan orang-orang mengetahui aku masih di Australia, supaya para bedebah itu tidak berbuat macam-macam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped
FanfictionSatu rasa yang mengubah segalanya. ⚠️: bxb, harsh word, violence, kidnapping, mental illness, little bit mature, etc. Story by chanminaddct 06022022 2 in #chanmin 21052022 2 in #seungmin 22052022 1 in #seungmin