27

475 25 3
                                    

Selamat membaca, ya!

Beberapa Bulan berlalu. Hari ini pesta pernikahan Jeongin dan Hyunjin digelar. Dekorasi yang megah dan sajian yang mewah siap memanjakan para tamu yang mendapat undangan.

Pernikahan digelar di lantai sembilan sebuah gedung megah ternama di Seoul. Dengan jendela-jendela besar di tiap sisi kanan dan kirinya, para tamu dapat melihat pemandangan indah malam hari.

Semua tamu dan keluarga kedua mempelai terlihat memasang wajah yang begitu bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua tamu dan keluarga kedua mempelai terlihat memasang wajah yang begitu bahagia. Raut wajah mereka tidak menunjukkan bahwa mereka baru saja berduka beberapa bulan lalu.

Kedua mempelai juga terlihat sangat bahagia. Memang sudah seharusnya begitu. Mengingat hari ini mereka berdua sudah resmi saling memiliki.

Namun,

Di antara para tamu yang hadir, beberapa di antara mereka memasang insting waspada mereka. Mengingat kematian Seungmin yang menimbulkan rasa tidak terima, membuat yang memiliki acara berjaga-jaga karena siapa tahu ada yang akan melempar bom ke gedung tempat berlangsungnya pernikahan.

Perkiraan Jeongin tidak salah, karena di antara para tamu ada Chan yang menatap mereka dengan tatapan dingin. Dengan segelas minuman di tangannya, ia menatap ke arah kedua mempelai dengan tatapan yang begitu menusuk.

Bukan tanpa alasan Chan ada di sini. Ia diundang oleh Jaehyung selaku salah satu ayah mempelai. Awalnya Jaehyung tidak ingin mengundang Chan.

Namun, demi keberlangsungan bisnisnya―mau tak mau ia undang pemuda yang akhir-akhir ini menjadi semakin bengis itu. Jaehyung tak buta, sedari tadi ia memperhatikan gerak-gerik pemuda Aussie itu. Dari tatapannya ia seperti siap meledakkan bom.

"CB97, apakah kita jadi melemparkan bom ke gedung?"

Suara tersebut terdengar oleh telinga Chan. Suara tersebut menunggu perintah Chan mengenai rencananya. Padahal yang bersuara―Jisung―sudah ingin sekali menghancurkan gedung yang diisi oleh orang-orang memuakkan.

"Tidak, jangan lakukan apapun. Rupanya hari ini tidak akan ada api," balas Chan sembari tersenyum miring menatap ke arah luar jendela.

"Beraninya dirimu sebut aku pengecut!"

Suara itu bergema di dalam ruangan. Membuat semua tamu terdiam dan menaruh atensinya ke arah sumber suara.

Senyum Chan melebar saat tak lagi mendengar suara-suara penuh kebahagiaan di ruangan tersebut. Sebab, pemandangan di depan sana membuat para tamu tercengang.

Video di mana salah satu mempelai melakukan hal mengerikan itu terputar. Dengan layar yang besar, tentunya semua orang dapat melihatnya dengan jelas.

Semua orang membeku, seakan dunia tiba-tiba berhenti. Tidak ada lagi kehangatan di tempat mereka berpijak. Hanya ada tatapan-tatapan tak percaya diikuti dengan perasaan tak karuan dari setiap tamu.

KidnappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang