22

736 88 6
                                    

Warning!
Self harm, mentioning of suicide

Seungmin, kini pandangi pantulan dirinya dalam cermin. Pandangannya memuat banyak sekali gejolak emosi. Ia pejamkan sejenak manik tak bercahaya miliknya guna menetralkan emosinya. Bulir-bulir bening mulai meluncur turun dari manik yang terpejam tersebut.

Merasa tak kuasa tahan rasa sesak dalam dadanya, Seungmin remat kuat pakaian yang digunakannya saat ini. Kaos kebesaran berwarna putih tersebut kini sudah tak lagi rapi sebab terlalu sering diremat oleh pemuda manis tersebut.

Bayangan-bayangan Sam yang menyentuhnya berputar kembali dalam kepala Seungmin menciptakan sensasi tak nyaman bagi batin Seungmin. Sesak dalam dadanya bertambah besar membuat Seungmin tak lagi dapat tahan tubuhnya untuk tetap berdiri kokoh. Dengan perlahan, tubuhnya jatuh terduduk menyatu dengan lantai yang dingin.

"Bodoh! kamu ini seorang laki-laki, Seungmin. Kamu seharusnya bisa melawan, kamu seharusnya tidak lemah."

Pemuda malang tersebut memaki dirinya layaknya seseorang yang sedang kehilangan kewarasan seraya memukul kepalanya sendiri.

Tangisnya semakin hebat saat bayangan-bayangan tersebut berputar semakin jelas. Mimpi buruk tersebut laiknya menari-nari dalam kepala Seungmin berusaha renggut jiwa Seungmin.

"Seungmin benar-benar bodoh, sangat lemah. Kamu tak pantas untuk ada, Seungmin. Kamu benar-benar sudah tak layak hidup, kamu kotor."

Seungmin kembali berbicara dengan lirih sambil tetap memukul-mukul kepalanya sendiri guna hilangkan bayangan menyakitkan tersebut.

Dengan lemas, Seungmin berusaha berdiri untuk menghadap kembali ke arah cermin besar tersebut. Dengan gerakan pelan, ia lepas satu-satunya pakaian yang melekat pada tubuhnya.

Matanya kembali memejam kala melihat pemandangan dalam cermin. Tangannya seketika mengepal guna menyalurkan rasa sakitnya. Tak ada sedikitpun celah bagi Seungmin untuk merasa ia pantas hidup. Tubuhnya dipenuhi luka-luka dari Chan dan juga ruam-ruam dari Sam.

Tak ada kata yang bisa gambarkan bagaimana hancurnya hidup Seungmin saat ini. Semuanya sudah hancur, tak ada lagi hal yang bisa Seungmin pertahankan.

Semuanya hangus, tak lagi bersisa.

Seungmin buka kembali maniknya. Manik sembab tersebut menjadi bukti bagaimana takdirnya berhasil membuatnya merasa mati hingga ke tulang.

Dengan cepat, ia kenakan lagi kaos yang sempat ia buka tadi. Ia bawa tungkainya ke arah pintu toilet. Ia langkahkan kaki rampingnya menuju balkon kamar milik Sam.

Sam sedang bertugas, jadi Seungmin bisa beristirahat barang sejenak dari ketakutan yang menyerangnya beberapa hari ini bila berada di samping Sam.

Seungmin pandangi langit biru yang kini sambut pandangannya saat berdiri di balkon. Sebenarnya Seungmin berharap dapati orang berlalu lalang di jalan, namun apa daya rumah milik Sam berada jauh dari keramaian. Sulit bagi Seungmin tuk terima bahwa dirinya tak lagi bisa rasakan kebebasan dalam hidupnya.

Maniknya menatap bagaimana burung-burung berterbangan dengan aktif di langit. Maniknya kembali berair, namun senyumnya ikut terbit. Ia membayangkan bagaimana jika dirinya menjadi burung yang terbang bebas di udara.

"Siapapun yang mendengar ini!" ucap Seungmin dengan sedikit keras.

"Apa salahku pada kalian? hingga kalian tega berbuat hal ini padaku?!" seru Seungmin tak pedulikan hatinya yang kembali terasa tercabik-cabik.

KidnappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang