Warning!
Mengandung adegan kekerasanSeungmin tercekat saat mendengar kalimat Jeongin.
"Sialan! jika bukan karena kalian berdua. Aku tak akan hidup hanya berdua dengan mama! karena kalian berdua, si brengsek itu tidak mau bertanggung jawab."
Gerakannya terlalu cepat. Seungmin bahkan tak ingat bagaimana Jeongin bisa mencengkeram bahunya tanpa perasaan.
Jeongin salurkan semua amarah yang selama ini ia pendam dalam-dalam. Seungmin bahkan dapat lihat dengan jelas luka dalam manik berkaca-kaca milik Jeongin.
"Kamu ingat saat ulang tahunmu yang ke-lima? aku di sana, bersama mama melihat kalian bahagia. Sedangkan aku berdiri di sana dengan banyaknya memar yang mama berikan," jelas Jeongin dengan suara yang bergetar.
Ia melepaskan cengkeraman tangannya dari bahu yang lebih tua. Jeongin melangkah mundur guna menetralkan emosinya. Tatapannya masih belum berubah dari sebelumnya.
"Kamu lihat, Jeongin? lelaki dengan senyum lebar itu adalah ayahmu. Lelaki brengsek yang meninggalkan kita berdua."
Jeongin masih ingat jelas bagaimana saat itu sang mama memaksanya menghadiri pesta ulang tahun seseorang. Jeongin kecil yang baru menginjak usia empat tahun harus melihat bagaimana sang papa yang seharusnya berada di sampingnya malah berbahagia dengan orang lain.
"Ayahmu, juga ayahku. Si brengsek itu menghamili mama! namun, ia malah memilih untuk tetap bersama dirimu dan papamu itu! bisakah dirimu bayangkan? bagaimana aku tetap bertahan sampai saat ini padahal hidupku sudah hancur bahkan saat aku masih di kandungan."
Mata Jeongin terlihat memerah cukup untuk menggambarkan emosinya yang bergejolak. Lain lagi dengan Seungmin, pemuda tersebut menunjukkan keterkejutan dalam maniknya.
Semuanya seakan terhubung di kepala Seungmin. Semua kejadian yang dahulu tak ia mengerti kini perlahan dapat ia pahami. Sedikit-sedikit Seungmin dapat memahami ke mana semua ini berjalan.
"Seungmin―"
Panggilan tersebut membuat Seungmin kembali beri seluruh perhatiannya pada Jeongin. Seungmin menilik lebih jauh ekspresi wajah Jeongin.
Tak terbaca―tatapan dan rautnya tak terbaca oleh Seungmin.
"―mengapa harus aku yang alami semua ini? mengapa harus aku yang disalahkan atas kesalahan yang si brengsek itu lakukan?! mengapa harus aku yang menderita sedangkan dirimu hidup dengan harta yang cukup?" jeongin bertanya dengan tatapan yang melunak, tak sekeras tadi.
Seungmin pandangi Jeongin dengan sendu. Seungmin juga tak tahu jawabannya. Seungmin juga bertanya hal yang sama pada Tuhan. Diawali dengan kata 'mengapa' namun tak pernah mendapat jawaban yang dipinta.
"Apa dirimu tak mengetahui jawabannya, Seungmin? jawab aku! kubilang jawab aku sialan!"
Jeongin itu cukup kuat, hanya saja saat ini ia berdiri di hadapan seseorang yang miliki hubungan dengan orang yang membuat hidupnya menderita.
"Apa kau tahu? perlu usaha besar untuk diriku bisa diam di rumah kalian saat ini. Aku harus membayar seseorang untuk membuat ayahmu jatuh cinta, dan―gotcha! aku berhasil. Kamu tahu bagaimana sulitnya aku menahan hasrat ingin membunuhnya? setiap aku melihat senyumnya, rasanya aku ingin langsung membunuhnya―"
Seungmin tak habis pikir dengan pemuda di hadapannya. Bagaimana ia bisa melakukan semua ini?
Jeongin berjalan ke arah Seungmin. Membuat Seungmin menatap tak bersahabat ke arah Jeongin. Jeongin lepaskan tali yang melilit tangan Seungmin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped
FanfictionSatu rasa yang mengubah segalanya. ⚠️: bxb, harsh word, violence, kidnapping, mental illness, little bit mature, etc. Story by chanminaddct 06022022 2 in #chanmin 21052022 2 in #seungmin 22052022 1 in #seungmin