"Sial! bagaimana kalian bisa kalah cepat dengan Christ sialan itu?!" maki si pemuda dengan surai hitam legam pada beberapa orang yang kini sedang menunduk.
"Aku membayar mahal kalian, bukan untuk menghancurkan rencanaku. Dan kalian tahu apa resikonya jika kalian gagal dalam melaksanakan tugas?"
Semua yang ada di ruangan tersebut meneguk salivanya kasar.
Tap! Tap! Tap!
Suara sepatu yang mendekat ke arah beberapa orang tersebut membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"―kalian harus mati."
Terkesan santai, namun cukup 'tuk membuat semua orang di sana seketika berlutut demi mendapat maaf dari sang tuan.
"Tuan Sam, kami minta maaf. Kami tidak akan mengulang kelalaian kami. Tolong, ampuni kami. Jangan bunuh kami, tuan," salah satu lelaki yang terlihat hampir berumur tersebut menangis tersedu demi mendapat pengampunan.
Namun, seolah tuli―pemuda tersebut mengambil pistol kesayangannya di saku celananya.
"Aku sudah memberikan banyak kesempatan pada kalian, aku membebaskan kalian dari tempat pelelangan bukan untuk mendapat kecewa. Jadi, katakan selamat tinggal."
Dor!
Dor!
Dor!
Peluru dilepaskan dari senjata api tersebut. Tiga peluru cukup untuk membuat kelima orang tersebut tumbang.
Setelahnya, pemuda tersebut ―Sam― menyimpan kembali senjata kesayangannya. Dengan wajah yang tertekuk kesal ia melangkah keluar ruangan meninggalkan orang-orang yang baru saja ia renggut nyawanya.
"Dasar, I.N bilang mereka bisa diandalkan. Buktinya, membawa Seungmin saja tak becus. Sial, aku menghabiskan uangku demi rencana yang gagal," gerutunya sambil melewati koridor bangunan tua tersebut.
Sesampainya ia di luar bangunan, ia mengambil telepon canggihnya demi memanggil seseorang.
Nada sambung terdengar saat Sam mendekatkan handphone pada telinganya.
"Halo."
"..."
"Tolong bereskan kekacauan di tempat biasa."
"..."
"Ck, iya aku membunuh mereka. Bagaimana aku tidak kesal, sudah 3 rencana yang mereka gagalkan."
"..."
"Tidak usah banyak bicara, Bin. Datanglah ke mari dan bereskan semuanya. Aku masih harus mengurus beberapa kekacauan yang disebabkan oleh anak buahmu. Aneh, mengapa I.N tidak pernah becus mencarikan kita anak buah."
"..."
"Ya, aku menyerahkan ini padamu."
Tanpa mengucapkan salam penutup, Sam tutup teleponnya sepihak. Ia menghela napas kasar saat mengingat betapa bodohnya orang-orang yang dikatakan I.N sangat dapat diandalkan.
Diandalkan apanya, untuk mengerti strategi saja butuh waktu yang lama. Cih, semenjak rubah itu jatuh cinta pada Hyunjin ia menjadi tidak bisa memilih mana orang-orang yang bagus.
Sam kembali bawa tungkainya menjauh dari bangunan tersebut. Dapat ia lihat mobil hitam terparkir di depan sana.
Namun, langkahnya memelan saat melihat seseorang bersandar pada pintu mobilnya. Sam memutar bola matanya malas saat menyadari siapa yang sedang bersandar pada pintu mobilnya.
"Mau apalagi?" tanya Sam dengan nada tak ramahnya.
Pemuda yang sedang bersandar tadi langsung menoleh dan tersenyum saat mendapati Sam berdiri tak jauh darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped
FanfictionSatu rasa yang mengubah segalanya. ⚠️: bxb, harsh word, violence, kidnapping, mental illness, little bit mature, etc. Story by chanminaddct 06022022 2 in #chanmin 21052022 2 in #seungmin 22052022 1 in #seungmin