PART 3
Malam sudah tiba. Selesai mengerjakan pr, Qilah tiduran di kasur sambil bermain ponselnya. Seperti biasa, membuka salah satu media sosial yang di dalamnya banyak orang yang tidak dikenal. Dan untuk masuk ke medsos tersebut, tidak perlu pakai username dan password. Karena aplikasi Secret merahasiakan siapa penggunanya.
Qilah yang merasa bosan secara asal memilih chat dengan salah satu orang yang baru saja mengupdate di media sosial tersebut.
"Kenapa lo?"
Sambil menunggu balasan dari orang yang tadi ia sapa, Qilah mengecek sosmed lainnya. Seperti bbm, line, twitter, dan lainnya.
Drrrtt
Qilah membuka notif dari aplikasi Secret lalu melihat chatnya tadi sudah dibalas.
"Gapapa nih gue curhat? Btw gue M17*, lo?"
Qilah membalas kembali chat dari Rusty Warehouse. Nama samaran yang umum di aplikasi tersebut.
"Iya gapapa kok. Gue F16*, salam kenal ya kak :)"
"Gue suka sama adik kelas. Dia cantik, lumayan aktif di sekolah. Pintar juga. Tapi gue ragu kalo dia juga suka sama gue."
"Kenapa lo gak bilang ke dia?"
"Jujur gue takut sama dia"
"Hahaha, kenapa? Emang dia gigit?"
"Bukan gigit. Kalo gue jetemu dia nanti gue disiram lagi pake minuman gue."
♢♢♢♢
Seperti biasa, hari Minggu mengubah gue menjadi beruang yang lagi hibernasi. Selesai shalat Subuh gue tidur lagi dan baru bangun sekarang, tepatnya saat adzan Dzuhur. Bunda atau abang tidak gue beri izin melewati pintu kamar karena pintu gue kunci.
Hal pertama yang gue cari adalah hp, yang kemudian gue temukan tidak jauh dari nakas samping tempat tidur. Tepatnya di lantai dekat nakas yang berada di samping kanan tempat tidur. Bisa dibayangkan betapa rusuhnya gue saat tidur.
Gue langsung melihat balasan dari orang tak dikenal di Secret. Dan karena bingung mau ngomong apa lagi gue memutuskan untuk leave chat. Dan gue berfikir, betapa kejamnya gue. Ah sudahlah....
Gue langsung bangun dan mengambil handuk lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dan menyegarkan tubuh. Selesai mandi dan tidak lupa gosok gigi habis mandi ku tolong ibu membersihkan tempat tidurku (?), gue mengambil air wudhu lalu melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah yang cantik dan baik hati, shalat dzuhur.
Selesai shalat, karena merasa lapar gue keluar dari kamar dan menuju ke tempat favorit ke-2 gue setelah kamar, yaitu dapur. Gue melihat bunda masih masak.
"Qilah, sini bantuin bunda."
Sebagai anak remaja perempuan yang baik dan cantik, gue mendekati bunda. "Bantuin apa, bun?"
"Cincang bawang putih ya trus iris bawang bombai. Abis itu jangan lupa bikin sambel goreng. Oh iya, cuci piring ya sudah menumpuk tuh. Trus nyapu sana, sekalian rapihkan kamar abang kamu. Kamar bunda juga ya sekalian. Trus jemurin cucian juga. Udah sana cepetan."
Nah kan. Bunda nyuruh udah kaya kereta api, ngebut! Gue jadi bengong sendiri mikirin mau ngapain dulu. Dan gue memutuskan untuk memasak dahulu.
Setelah nangis bombai dan mencuci piring, gue langsung ke lantai 2 tempat kamar abang, gue, dan bunda berada. FYI, gue cuman tinggal dengan bunda dan abang. Ayah lebih banyak di luar kota, jarang pulang kayak bang toyib. Tapi sekalinya pulang, nempel terus sama bunda. Ya maklum, ayah pulang hanya sebulan dalam setahun.