Ada Apa Dengan Izan?

1K 52 5
                                    

CERITA MASIH PENDEK. APABILA ADA TYPO DAN LAINNYA MOHON DI MAAFKAN.

TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR SETELAH MEMBACA. THANKYOU

PART 6

Qilah PoV

Sampai di rumah, gue tidak menemukan seorang pun. Gue berfikir mungkin bunda dan ayah sedang pergi entah kemana dan abang keluyuran entah dimana.

Tanpa melakukan hal apapun terlebih dahulu, gue menuju ke dapur. Gue melihat sudah terhidang berbagai menu kesukaan gue dan jika disatukan menjadi soto ayam. Oke, itu hanya satu macam.

Gue menyalakan kompor dan menghangatkan soto yang sebelumnya gue pindahkan dari mangkuk ke panci. Selama kurang dari 10 menit soto sudah mendidih dan gue memindahkannya kembali ke dalam mangkuk. Setelah itu, gue menuju ke kamar untuk mengganti pakaian dan melaksanakan shalat ashar. Membiarkan soto yang tadi panas menjadi dingin kembali, seperti kebiasaan gue.

Satu mangkuk soto ayam yang tidak terlalu panas milik gue sudah kandas saat gue baru saja datang kembali ke dapur. Gue heran dan melihat sekeliling. Rumah dalam keadaan sepi. Masa iya yang makan soto gue kucing tetangga yang bulunya alus dan lebat serta bernama Joko?

Gue mulai berkeliling rumah dan ketika gue berada di lantai 2, gue melihat pintu sebelah kamar gue terbuka sedikit. Itu adalah kamar abang!

Makhluk itu udah balik? Atau ada maling yang mau nyolong celana dalam 500 ribunya?? Tanya gue dalam hati.

Dan tidak lama kemudian seorang pria ganteng, tinggi, dan putih keluar dari kamar. Kemudian gue berfikir, abang luluran pakai cat putih sisa di gudang ya? Kok dari hitam burek bisa jadi putih bersinar kayak mutiara gini, sih?

Dan pria itu berbalik. Saat melihat gue dia menyengir khas orang gila. Oke, gue menarik kembali ucapan dia ganteng tadi.

"Eh si cantik. Gorila lo kemana?" Tanyanya yang tidak lain adalah Jovan.

Gue mengangkat bahu tanda tidak tahu.

"Wah, jadi kita cuma berdua nih?" Tanyanya lagi sambil tersenyum. Kali ini senyum mesum yang ia tampilkan.

"Gue sabuk hitam karate. Lo mau apa?" Tantang gue.

"Sejak kapan lo ikutan karate? Di sekolah aja ngangkat orang saat test PMR lo gak kuat," ocehnya.

Oke, kebohongan gue terkuak dengan jelas. Emang dasar Jovan asem kecut!

"Ngapain lo disini?" Tanya gue mengalihkan perhatian.

"Balikin kaset yang gue pinjem punya abang lo. Sekalian numpang makan tadi ada soto masih ngebul," ucapnya.

Apa? Soto?

"JADI LO YANG MAKAN SOTO GUE!?"

Jovan menyengir tanpa dosa. Dasar orang gila.

"Kalo lo marah cantiknya makin nambah, deh. Abang jadi makin cinta," katanya sambil kedip-kedip najis.

Gue membuat ekspresi pura-pura muntah lalu dia tertawa.

♢♢♢♢

Jovan pamit pulang saat abang sampai di rumah. Rumah terasa sepi saat Jovan pulang. Gimana mau gak sepi, gue sama dia teriak-teriak melulu sampai tenggorokan gue rasanya mau patah.

"De.." si abang yang gantengnya kalah sama gorila nyelonong masuk ke kamar gitu aja tanpa assalamu'alaikum terlebih dahulu.

"Apa?"

"Kalo lo gue jodohin mau gak?"

Gue langsung mengalihkan tatapan gue dari novel yang gue baca ke arah wajahnya yang sedang menampilkan tatapan penasaran.

RelationSheepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang