EPILOG
3 Tahun Kemudian.....
Author PoV
"Udahan ah ceritanya! Sekarang waktunya kalian tidur!"
Seorang wanita dengan daster selutut berwarna cokelat dengan gambar timbul Teddy bear berdiri di ambang pintu menatap kedua anaknya , yang terbaring di kasur masing - masing, dan suaminya yang duduk di salah satu sisi tempat tidur si bungsu.
"Nyonya besar sudah datang! Tandanya sekarang udah larut dan kalian harus tidur!" Pria itu berdiri dari duduknya lalu segera membenahi selimut kedua malaikat yang sering mengganggu hidupnya mulai dari beberapa tahun yang lalu.
"Ayah!" Si sulung bersuara dengan suara cempreng khasnya, yang diturunkan oleh sang bunda, "janji ya, besok cerita lagi!"
Pria yang dipanggil si sulung dengan sebutan ayah pun tersenyum dan mengangguk. "So pasti dong! Kisahnya masih panjang!"
Pria itu mematikan lampu kamar para bocah lalu menghampiri isterinya yang sekarang sudah membiarkannya menutup pintu.
"Kamu capek ya? Dongengin mereka terus?"
Si ayah merangkul pinggang sang isteri lalu membawanya ke kamar mereka yang berada di seberang kamar para bocah. "Kenapa harus capek? Aku malah seneng."
"Kok gitu?"
"Soalnya, aku bisa terus inget sama cewek yang dulu pernah diseruduk domba kurban. Aku juga bisa inget sama cewek yang ngomong suka sama aku pas di bandara terus nangis gak berhenti sampai gak mau makan selama hampir satu bulan."
Si wanita memanyunkan bibirnya, "Sampai kapan sih kamu bakalan godain cewek itu terus?"
"Sampai kita meninggal, sayang." Pria itu menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. "Kamu pasti belum shalat kan? Ayo kita jama'ah!"
Dan dengan semangat si wanita mempersiapkan sajadah dan mukena untuknya, juga sarung untuk suaminya. Sedangkan si suami sedang mengambil air wudhu di kamar mandi. Mereka bergantian mengambil air wudhu. Setelah siap mereka pun melaksanakan kewajibannya.
Kamar itu tidak terlalu luas. mereka sengaja membuat kamar itu sederhana namun nyaman karena keduanya sama-sama tidak terlalu menyukai sesuatu yang mewah. Di nakas samping kanan dan kiri kasur terdapat masing-masing dua bingkai foto. Di sebelah kanan, bingkai yang lebih besar diletakkan di belakang. Menampakkan seorang pria dengan seragam putih abu-abu berdiri tegak dengan latar sekolah tempat mereka bersekolah. Dan dibingkai yang lebih kecil tampak si sulung yang wajahnya sangat mirip dengan sang ayah.
Sedangkan di sebelah kiri, bingkai pertama diisi dengan foto seorang gadis dengan menggunakan seragam putih abu-abu sedang menyengir lebar melihat ke kamera. Dan di bingkai satunya tampak si bungsu dengan pose yang sama seperti di bingkai sebelumnya.
"Qilah?"
Si wanita melihat sang imam lalu tersenyum, "Apa?"
"Aku gak akan pernah capek, ceritain kisah hidup orangtuanya sampai kita bisa sampai kaya gini. Aku gak akan pernah berhenti mencekoki Rena dan Azam sama cerita yang sama sampai kita tua."
Mendengar ucapan suaminya, mata Qilah menjadi seperti kaca yang jika terkena senggolan sedikit maka kaca itu akan pecah. "Jovan..."
Imamnya, Jovan, memegang kedua tangannya dan terus menatap ke dalam matanya. "Aku gak bakalan pernah berhenti nunjukin ke Rena dan Azam, kalau aku benar-benar sayang sama kamu."
Mendengar perkataan Jovan, yang sekarang sudah berstatus menjadi suaminya, membuat Qilah kesal. "Kok sayang?"
"Ya aku sayang sama kamu."
"Gak lebih?"
Jovan menggeleng. Namun Qilah dapat melihat kedutan di kedua sisi bibir Jovan. Dan dengan pipi yang bersemu merah Qilah mengatakannya.
"Aku cinta kamu, Jovan Nicholas. Jangan pernah tinggalin aku."
The End
***
NAHH SELESAI SUDAAH CERITA INI!!
Maaf yaa epilog nya bener-bener ditulis dengan buru-buru. Sejujurnya, terlalu banyak ide gue buat bikin epilog ini.
Sekarang gue mau curhat soal proses pembuatan part epilog ini.
Pertama, gue mikirnya bakalan ceritain tentang kehidupan Jovan dan Qilah saat kuliah. Tapi, minimnya informasi tentang segala kehidupan di German membuat gue memutuskan supaya gak ceritain kehidupan kuliah mereka.
Biarkan kehidupan kuliah mereka menjadi misteri(?).
Dan kedua, gue memutuskan supaya membuat part epilog ini pendek karena ini adalah part penutupan dan benar-benar akhir dari cerita ini.
Dan jadilah part epilog yang kelewat pendek ini huhuhu....
Oiya, mau tanya dong!
Dari keseluruhan cerita RelationSheep, part mana yang jadi favorit kalian?
Favorit gue sih, waktu part mendekati ending. Karena di part itulah gue merasa seperti keluar dari zona aman(?). Sejujurnya, gue cukup kesulitan membuat suasana sedih dalam cerita. Mungkin karena dari awal yang terbiasa pakai kata-kata yang menggambarkan keadaan humor walaupun terkesan garing.
Okedeh, sampai jumpa di cerita yang selanjutnya ya!
Hope you like this part! See ya~~
Flvzaal