Permulaan : Truth or Dare

675 51 6
                                    

PART 16

Author PoV

Qilah mendekati Fiona yang saat ini mematung sambil memegang bunga yang tadi ada di meja Qilah.

"Ngambil yang jadi hak kakak gue," kata Fiona santai.

"Hak kakak lo? Itu punya gue!"

"Tapi ujungnya bakal lo buang kan!? Lo gak sadar!? Ada yang lebih BUTUH barang kayak gini dari pada lo! Dan dengan SEMBARANGAN lo buang semuanya! SEMUANYA!!" Fiona tanpa sadar membentak Qilah.

Baru sekarang Fiona merasa sangat berani membentak seniornya seperti sekarang ini.

Qilah mengerutkan kening. Ia bingung dengan adik kelas yang baru-baru ini dekat dengannya karena kekasih Fiona adalah sahabatnya.

"Kakak lo? Kendra suka sama Jovan?" Qilah semakin bingung. Kendra kan pacarnya Mila. Trus? Kendra Gay?

Fiona mendengus, "Bukan dia. Lo tau sendiri siapa pacarnya Kendra. Maksud gue..."

Fiona menarik sedikit name tag yang terjahit rapih di seragamnya agar Qilah dapat melihat dengan jelas. Dan seketika mata Qilah membesar.

"Balqis!?"

♢♢♢♢

Bel istirahat berbunyi sebanyak 2 kali. Para murid dari kelas 10 sampai kelas 12, baik IPA maupun IPS langsung berhamburan keluar. Mayoritas dari mereka menuju ke satu tempat, kantin.

Tidak seperti murid yang lain, Qilah menuju taman depan dekat dengan parkiran. Disana dia ada janji temu dengan seniornya yang menurutnya idiot, Jovan.

"Lama banget sih lo! Gue dari tadi udah di ciumin nyamuk nih!" Protes Jovan saat Qilah menampakkan diri di depannya.

"Jangan kayak cewek lo!" Qilah membela diri, "Stop kasih gue hadiah."

Jovan menatap Qilah dengan bingung, "Gue berhenti ngasih lo hadiah dari 2 minggu yang lalu."

Dan sekarang Qilah mengerutkan keningnya. Bingung dengan perkataan Jovan.

"Maksud lo? Trus......"

"Gue rasa, ada yang naksir lo, Qil," Jovan tersenyum miris.

Qilah, yang sibuk berfikir tentang secret admirernya itu tidak melihat ekspresi Jovan.

♢♢♢♢

Selesai belajar, Qilah menuruni tangga rumahnya dan menemukan abangnya sedang sendirian menonton tv.

"Tumben kaga ngapel, bang?"

Qilah mengerutkan dahi saat abangnya tidak menjawab pertanyaannya. Sambil terus berjalan ke sofa dan duduk di sebelah abangnya, Qilah terus menatap abangnya dengan penasaran. Gak biasanya abangnya itu menonton tv sampai gak menggubris pertanyaan orang rumah.

Qilah tambah bingung dengan abangnya. Pasalnya, saat melihat acara apa yang di saksikan abangnya ternyata hanya iklan. Dan dia baru sadar bahwa tatapan abangnya itu kosong. Tidak menunjukkan ketertarikan apapun pada acara tv.

Qilah langsung mengambil bantal sofa di belakangnya lalu menimpuk abangnya dengan bantal itu, yang seketika langsung membuat abangnya mengeluarkan pandangan kesal dan mengarah padanya.

"Apa sih lo? Gak danta!"

"Dih? Lo tuh gak danta! Gak jelas. Bengong sok anteng liatin iklan sirup. Lo haus?"

Arnan menyengir lebar, "Tuh, lo tau. Bikinin gue minum sana!"

Qilah terus memperhatikan Arnan dengan tatapan menuntut cerita.

RelationSheepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang