The Gift(s)? [1]

911 45 5
                                    

PART 15

Author PoV

Tidak hanya sekali, namun Qilah mendapatkannya setiap pagi. Di mulai dari boneka teddy bear kecil, sedang, dan yang mungil. Sampai pada cokelat yang selama ini tidak pernah dia makan.

"Kalau gini mulu, kamar gue penuh," pikir Qilah.

Tidak jarang cokelat yang ada di mejanya ia berikan pada anak kelasnya.

"Kok gak lo makan sendiri sih, Qil?" Gensa berkomentar saat suatu kali saat Qilah menawarinya cokelat.

Qilah menggeleng, "Gue gak suka cokelat susu. Kalau lo dateng pagi ke sekolah, bilangin sama siapapun orang yang udah ngasih gue beginian buat ngirim dark cohocolate."

"Lo di kasih malah nawar, bukannya bilang makasih."

Mendengar komentar teman sekelasnya itu, Qilah menyengir. "Dia kan yang ngasih, bukan gue yang mau."

Dan ini sudah nyaris 3 minggu. Si pengirim rahasia tidak lagi mengirimi barang ke meja Qilah. Ada perasaan senang, karena tidak selalu diganggu. Namun, Qilah tidak bisa bilang kalau dia merindukan rasa 'risih' karena diganggu, atau di ejek oleh teman sekelas karena sesekali mereka menemukan sepucuk surat.

Hari itu hari Selasa. Bel pulang sudah berbunyi. Namun, kelas Qilah belum pulang karena ada pelajaran tambahan.

"Weh, kantin yuk. Laper gue," Qilah merengek pada Radya yang sedang mencatat materi pelajarannya yang tertinggal.

"Yaelah masih banyak, nih. Lo duluan deh ntar gue nyusul."

"Ah bete nunggunya. Ntar juga palingan ujungnya lo ke kantin sama Arsa."

BRAK!

Radya membanting pulpennya ke meja sehingga menimbulkan bunyi yang sangat berisik. Kelasnya yang tadinya ramai seketika menjadi hening.

"Bisa gak sih gak usah ngomongin Arsa lagi!?" Radya membentak Qilah, "Jangan selalu hubungin gue sama Arsa!" Lalu Radya pergi keluar.

"Hey," Qilah membalikkan badannya dan melihat Izan dibelakangnya. "Radya kenapa?"

Qilah mengangkat bahunya,"gak tau. Padahal gue yang laper kok dia yang ngamuk?"

Semenjak kejadian hari Selasa itu, Qilah menjadi tidak terlalu dekat dengan Radya.

♢♢♢♢

Qilah PoV

"Lo udah tau belom? Sekolah kita, angkatan kita, lagi banyak banget gosip!"

Duh, si biang gosip di meja sebelah mulai berkicau. Gue sama Mila Kucrit yang lagi makan di kantin langsung memasang kuping, gak mau ketinggalan gosip juga.

"Apaan? Ada apaan???"

"Kak Arsa, sama Radya....."

Gue sama Mila makin pasang kuping dan nyiapin mental biar gak teriak heboh saat dengar kabar yang bentar lagi bakal di bilangin. Gue merasa ada backsound orang main drum karena itu cewek kaga ngomong dari tadi. Temannya yang duduk di depan cewek itu udah melotot nagih cerita yang tidak kunjung diucapkan.

"Kemaren annive seminggu."

PUUFFFFF

Mila langsung mematung dan gue melotot heboh.

"IDIOT! NGAPAIN LO NYEMBUR GUE!?"

Gue terlalu shock! Gue kira ada apaan! Dan taunya gosip begitu doang!?

Mila pun menjadi korban muncratan maut ala Qilah. Gue harap, setelah gue sembur pake kuah bakso yang tadi sempat bernaung di mulut gue, sahabat gue yang satu ini bisa hilang ke kucrit-an-nya dan menjadi normal seperti sedia kala(?).

RelationSheepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang