Ini cuma selingan. Tapi berhubungan kok sama part 13 nanti.
Ohyaa jumlah readers sudah hampir mencapai 8k dan gue gak nyangka bakal banyak banget yang baca.
Btw, gue lagi bosen parah dan nganggap ujian besok itu halusinasi(?).
Semakin banyak respon di part ini maka part 13 akan gue usahakan jadi greget(?).
Khusus part 13 gue pake buat momennya Izan. Buat mengobati rasa kangen author yang berfantasi kalo tokoh Izan ini gantengnya parah(?).
¡¿¡¿¡
Tidak banyak yang diceritakan Izan. Qilah malah dengan senang hati menceritakan tentang liburannya dan menyinggung soal sahabatnya, Mila. Yang saat ini sudah dimiliki oleh seniornya, Kendra.
Izan tersenyum miris mendengarnya. Ia terus menundukkan kepalanya sepanjang hari.
Anak-anak di sekolah dan guru-guru kaget melihat kehadiran Izan hari itu. Namun kebanyakan dari mereka hanya tersenyum lalu menerima Izan kembali dengan hati yang senang.
Saat bel istirahat, dengan semangat Izan menuju kelas gadis yang selama ini ia sukai. Dengan terburu-buru Izan berlari menuruni tangga menuju lab biologi tempat gadisnya tadi belajar. Dan tidak sengaja menyenggol bahu seseorang yang merupakan adik kelasnya.
"Eh, sorry dek, sorry," ucap Izan membantu gadis juniornya itu untuk berdiri.
"SOTO GUE!" Gadis itu menatap sotonya yang berantakan di lantai. "LO HARUS GANTI!" Teriak gadis itu. "Gue gak perduli lo kakak kelas atau bukan. LO HARUS TANGGUNG JAWAB!"
"O-Oke... Tapi..." ucapan Izan terputus saat melihat Mila yang dihampiri oleh Kendra lalu dengan santainya Kendra mengecup pipi kanan Mila.
Adik kelasnya itu mengerutkan keningnya, menatap senior di depannya dengan heran. Ia lalu membalikkan badan dan menyadari penyebab pria di depannya ini membatu.
Dengan inisiatif sendiri, gadis itu menarik tangan Izan ke kantin yang saat itu keadaannya masih ramai membuat Izan tersadar.
♢♢♢♢
Setelah menaruh semangkuk soto di meja kantin, Izan langsung duduk di depan gadis yang sedang menyantap soto barunya dengan semangat.
Izan memperhatikan gadis itu yang makan dengan cuek. Biasanya, kalau ada cewek makan depan cogan tuh jaim-jaim najis. Tapi cewek ini? Batinnya.
"Kalo mau, ngomong kak. Jangan kayak orang susah yang gak makan seminggu gitu, dong," ucap gadis itu cuek.
"Adek kelas kurang ajar lo!" Izan melirik nametag di baju si gadis.
"Ini baju kakak gue. Namanya Balqis, dia sekarang sekolah di luar negeri nemenin bokap," gadis itu membicarakan siapa dirinya membuat Izan mengerutkan kening. Emang gue nanya? Pikir Izan.
"BoNyok udah cerai dan kak Balqis mutusin buat ikut bokap dan gue mutusin buat ikut nyokap. Bokap selama ini rutin ngirim duit ke nyokap, tapi gue yang minta pake seragam punya kakak gue karena seragam ini masih layak.
Btw, nama gue Fiona. Lo gak usah ngenalin diri lo. Gue udah tahu siapa lo," gadis itu, Fiona, kembali memakan sotonya.
Izan menatap gadis itu lekat. Dia cukup menarik.
"Fiona?"
"Ya?"
"Lo mau jadi cewek gue?"
"........"
♢♢♢♢
Buat yang lupa Balqis siapa (karena namanya selingan doang) bisa baca di part 11~~
Selama seminggu gue gak ngetik dulu yapp. Mau UAS. Jadi bisa jadi update part 13 agak lama. Doakan yang terbaik kawan!
