14. Menculik Chacha Diam-diam

1K 38 0
                                    

Bel pulang telah berdering.

Reynand pergi menjemput Chacha tepat saat seorang guru keluar dari kelas Chacha.

Ia semakin mempercepat langkah kakinya karena banyak para kaum hawa yang memanggilnya, tersenyum genit, bahkan menggodanya.

Ia paling membenci situasi seperti ini.

"REYNAND!!"

Teriakan seseorang menghentikannya. Tidak jauh darinya terlihat Arhan yang mengibaskan tangannya, meminta Reynand mendekat.

Reynand tidak bergerak, ia hanya merespon dengan wajah datar.

Arhan berdecak. "Lupa, kalau Reynand gak pernah mau disuruh."

Arhan berlari kecil menghampiri Reynand. "Hei Rey, mau jemput Chacha pulang ya?"

Reynand diam.

"Oh iya jelas kan ya, mau jemput Chacha." Ucap Arhan tertawa garing.

Reynand semakin mendatarkan wajahnya.

Melihat wajah datar Reynand spontan membuat Arhan meringis kaku.

"Eh iya Rey gu-gue–"

"Waktu Lo abis." Reynand pergi sambil sengaja menyenggol pundak Arhan.

"Ehh bentar dulu Rey!" Seru Arhan refleks mencekal lengan Reynand.

Sontak Reynand menghempaskannya. "Najis!"

"Ehh iya sory-sory gak sengaja kepegang. Sumpah!" Arhan menunjukkan jari tengah dan telunjuknya membentuk v.

"Anu gue mau ngomong."

Reynand menaikkan satu alisnya.

"Ituuu eee–"

Kampret napa gue jadi kayak mau nembak cewek. Pake gugup segala.

"Ehh sini dulu Rey." Arhan membawa Reynand menjauh dari kelas 12 IPA 1. Dan tanpa sadar ia kembali memegang tangan Reynand.

"Anjing!" Reynand menghempaskan tangan Arhan yang memegang tangannya kemudian menarik kerah Arhan. "Mau Lo apa?!"

"Ehhh aduh maap maap Rey. GUE CUMA MAU NGOMONG KALAU GUE KEBELET BOKER!!" Pekiknya yang langsung ngacir secepat kilat sambil memegang pantatnya.

"Gaje!"

Masih dengan wajah datarnya, Reynand melangkah mendekati kelas Chacha. Ia melongok ke dalam kelas.

"Cha?"

Krik krik

Tidak ada orang, kelas itu sudah kosong.

Untuk sejenak ia sempat terdiam.

"Shit!" Umpat Reynand tiba-tiba langsung berlari keluar gedung sekolahan. Tanpa memperdulikan motornya yang terletak diparkiran, ia malah lari keluar gerbang sekolah.

Tak jauh darinya ada Arhan yang juga sedang berlari.

"Bangsat!" Reynand menendang batu didekatnya, ia terlihat sangat kesal saat melihat satu bis yang melaju kencang setelah Arhan menaikinya.

Mereka telah membawa Chacha. Membawa Chacha diam-diam dibelakang Reynand. Dengan kerjasama Arhan yang mengalihkan perhatian Reynand.

•••

"Reynand udah aman guys!" Ucap Arhan ketika sampai dipintu bis, ia mengacungkan jempolnya.

"Okey."

"Sip. Kerja bagus."

"Cus cabut pak sopir!!" Seru Ardhan memberi kode dan sopir bus langsung menancap gas meninggalkan halaman sekolah SMA Garuda.

"Woi Lo pada mau nyulik gue?! Lepasin karungnya!" Teriak satu gadis yang kedua tangannya sedang dicekal. Gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Chacha, ia kini sedang meronta-ronta. Karna kepalanya ditutupi sebuah karung.

Dengan cepat Ayla langsung membantu melepaskan karungnya.

"Duh Cha maap yaa." Ucap Ayla dengan mimik wajah bersalah.

"Udah gila Lo semua! Ngapain pake tutup-tutup muka gue pake karung? Engap tau, panas!!" Semprot Chacha sontak menyibak rambut panjangnya.

"Maap Cha. Kan biar Reynand gak bisa liat Lo."

"Demi bawa Lo tanpa sepengetahuan Reynand."

"Nanti Lo gak jadi ikut kita dong kalau Lo sama Reynand."

Ting!

Bunyi notif ponsel Chacha. Lantas ia langsung membukanya, terdapat satu pesan masuk dari Reynand.

Reynand
Jangan ikut mereka Cha. Turun dari bis itu. Gue bakal jemput Lo.

"Bis?" Chacha mengedarkan pandangannya, ia baru sadar sekarang berada di sebuah bis.

Mulutnya melongo. "Kalian pesen bis cuma buat ke rumah mafia itu?"

Semua anak disana kompak mengangguk.

Chacha menepuk jidatnya. "Parah, udah parah Lo semua."

"Parah kenapa si Cha?"

"Parah emang Lo pada pikir ini piknik? Pake pesen bis segala dah?"

"Yaelah Cha naik bis doang. Tenang, untuk Lo gratis kok." Kata Ayla menaik turunkan kedua alisnya.

Chacha berdecak. "Kalau gue dicariin Reynand, abis Lo pada."

"Yeu jangan nakutin gitu dong Cha."

"Lagian cuma bentar doang."

"Iyaudahlah terserah lo pada. Pasrah dah gue pasrahh..." Desah Chacha seperti tidak punya gairah hidup.

•••

Bersambung...

COLD EYES [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang