Reynand memandang spion motornya. Disana terlihat Chacha yang terus tersenyum lebar, hal itu tentu membuat Reynand tersenyum.
Kini keduanya sedang berkendara, dengan kecepatan sedang karena Reynand yang selalu hati-hati membawa Chacha.
"Bahagia banget Lo Cha." Ucap Reynand dibalik helm fullfacenya.
"HAH?! GAK KEDENGERAN REY!!"
"LO KELIATAN BAHAGIA BANGET CHA!!" Teriak Reynand keras.
"OHH IYA REY!! GUE SELALU BAHAGIA KALAU ABIS DARI PANTI!!!" Balas Chacha tak kalah keras.
Bibir Reynand meringis, semua yang ada dijalan melirik keduanya. Ia tidak akan melanjutkan pembicaraan ini lagi.
Selama beberapa menit keduanya terdiam, hingga motor Reynand terhenti didepan kedai Es Krim.
Setelah mematikan motornya, Reynand berbalik menatap Chacha. "Mau es krim?"
Chacha mengangguk cepat. "Mau-mau."
"Tunggu sini bentar." Setelah melepas helmnya, Reynand pergi membeli Es Krim.
Tak lama Reynand kembali membawa 2 Es Krim rasa vanilla di tangannya. Keduanya memang mempunyai selera rasa Es Krim yang sama.
Reynand menyapu pandangannya karena Chacha yang sudah tidak ada diatas motornya. Melihat Chacha yang sedang duduk disebuah taman, ia langsung menghampirinya.
"Nih Cha." Reynand memberikan Es Krimnya.
"Makasih Rey."
Reynand mengacak rambut Chacha. "Sama-sama."
Kini keduanya terdiam, terlarut dalam pikiran mereka masing-masing. Taman itu begitu luas, maka tak jarang terlihat banyak anak-anak yang sedang bermain. Melihat anak-anak itu membuat Chacha teringat dengan masa kecilnya.
"Rey."
"Hm?"
"Kalau misal kita gak pernah ketemu. Hari ini kita lagi ngapain ya?"
"Gue udah mati."
Chacha memandang Reynand tak suka. "Lo mah gitu ngomongnya."
"Gue hidup sampe sekarang cuma buat Lo Cha."
Chacha berfikir sejenak. "Dipikir-pikir gue juga keknya udah mati kalau gak ketemu Lo."
Setelah mengatakan itu mata Chacha bertemu dengan manik mata Reynand. Keduanya bertatapan cukup lama, hingga dua sudut bibir mereka menyunggingkan senyum.
•••
Chacha keluar dari kamarnya sambil menguap. Wajah bantal dan baju tidurnya masih melekat ditubuhnya. Tak lupa sandal bulu berbentuk kucing terlihat terpakai dikaki Chacha.
"Pagi sayang."
Kedua mata Chacha sontak terbuka lebar. "Bunda?!"
Wanita paruh baya itu tersenyum sambil merentangkan tangannya. "Sini sayang, peluk Bunda."
Chacha langsung berlari ke dalam pelukannya. "Bunda, Chacha kangen. Bunda kemana aja sih?" Rengek Chacha manja.
"Uuu sayang anak Bunda. Maaf ya, bunda baru sempet kesini. Dari kemarin bunda sibuk." Ucap Kiara mengusap punggung rambut Chacha.
Chacha manggut-manggut.
"Ehh iya Reynand mana? Belum bangun?"
Chacha menggeleng. "Entah. Biasanya masih molor."
"Yaudah Bunda bangunin Reynand dulu."
Belum sempat Kiara membuka pintu kamar Reynand, sang empu kamar sudah keluar.
"Hai Rey?" Sapa Kiara.
Reynand hanya mengangguk kemudian melengos masuk kedalam kamar mandi.
"Reynand gak berubah." Ucapnya maklum.
Chacha mengangguk. "Reynand emang gitu Bund. Datar, dingin, tanpa ekspresi."
"Tapi kalau sama kamu beda tuh." Goda Kiara.
"Dia emang suka plin-plan Bund." Bisik Chacha yang membuat Kiara tertawa kecil.
Kruyuk
KruyukChacha memegang perutnya yang berbunyi. "Ahh Chacha laper. Kangen sama masakan Bunda."
"Nahh pas banget Bunda udah masakin buat sarapan kamu. Ayok sekarang kamu mandi dulu, biar Bunda siapin makanannya."
"Siap bund!" Seru Chacha memberi hormat.
•••
Kini Chacha dan Reynand sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Dan Kiara yang sudah menyiapkan masakannya diatas meja makan.
"Ayok kita makan." Ucap Kiara yang dipatuhi Reynand dan Chacha. Ketiganya duduk disatu meja makan disana.
"Biar Bunda yang ambilin buat kalian yaa." Kata Kiara mengambil piring dan mengambil nasi serta lauk pauknya.
"Ehh gak usah Bund, biar Chacha sendiri aja."
Kiara memandang Chacha tajam. "Jarang-jarang lho Bunda kesini. Biar Bunda aja."
"Iya deh." Chacha tersenyum.
Kiara menopang dagunya dengan tangan melihat Chacha dan Reynand. Di bibirnya terlihat senyum yang merekah, begitu senangnya melihat kedua anaknya yang sedang makan masakannya dengan lahap.
"Sekarang anak-anak bunda udah pada besar ya."
Chacha membalasnya dengan senyuman riang, sedangkan Reynand tetap fokus melahap makanannya.
"Jadi, kalian mau Bunda nikahin kapan?"
•••
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD EYES [On Going]
Teen Fiction"Gue, anak seorang mafia." ••• Namanya Reynand Galaxies. Si The Most Wanted Guy di SMA Garuda. Dia berandal sekolah, orang yang paling ditakuti dari segala penjuru sekolah. Wajah rupawannya bagai penyebar penyakit mematikan bagi kaum hawa. Hanya den...