18. Geli

1K 38 0
                                    

"Cha!!"

"Chaa!!"

"Chachaa!!"

Brakk!!"

Chacha menutup keras pintu kamarnya.

Bruk!

Reynand terjatuh keatas sofa. Ia mengacak-acak rambutnya kesal. "Shiitt!! Gue ngelarang Lo ke rumah itu bukan tanpa alasan Cha.."

Ia menatap pintu kamar Chacha. "Maaf Chaa.."

•••

Pagi telah menyambut, Reynand sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, dengan senyum merekah ia berdiri didepan pintu kamar Chacha.

Cklek.

Chacha keluar dari kamarnya, raut wajahnya datar. Tanpa melihat Reynand ia berjalan begitu saja.

"Ehh Cha!! Tungguin gue!" Buru-buru Reynand mengunci pintu apartementnya. Dan mengejar Chacha.

Reynand menyamakan langkah kakinya dengan Chacha.

"Cha Lo berangkat bareng gue kan?"

"Cha?"

"Jangan marah dong Cha, maaf soal semalem."

"Cha..."

"Maafin gue, sumpah gue cuma khawatir sama Lo."

Chacha melirik Reynand jengah. "Gak!"

"Yah Cha, gue traktir deh. Lo mau apa? Bakal gue kasih semua. Seriusan."

"Gue gak sudi disuap. Bye!" Chacha melangkah masuk kedalam lift, ia langsung menekan tombol turun.

Reynand menggeram kesal. "ARRGHHH!! Bangsat!"

Tanpa menunggu lift itu naik, Reynand memilih untuk menuruni tangga. Ia berlari agar Chacha tidak lepas darinya.

Namun terlambat, Reynand yang baru saja sampai depan gedung apartement menyaksikan Chacha yang naik kedalam mobil Roland.

Gigi Reynand bergemeletuk, matanya memancarkan emosi. "Roland anjing!"

•••

Sesampainya dipekarangan parkir sekolah SMA Garuda, mobil mewah berwarna hitam mengkilap milik Roland terhenti. Roland berjalan memutari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Chacha.

Chacha tersenyum lebar. "Makasih Land."

Roland mengangguk. "Sama-sama Cha. Gue anterin ke kelas ya?"

"Nggak usah Land. Lo pasti perlu ngurus osis dulu. Gue bisa sendiri kok. Yaudah gue ke kelas duluan ya." Chacha berbalik.

"Ehh Cha." Roland memegang lengan Chacha.

Chacha menoleh. "Kenapa?"

"Nanti ke kantin bareng ya? Gue jemput."

Tanpa ragu Chacha mengangguk. "Okey."

Senyum Roland merekah, memperlihatkan lesung pipinya yang sangat manis. Ia menatap wajah Chacha, kemudian mengusap rambut Chacha. "Iyaudah belajar yang bener Cha."

Chacha meringis kaku, ia merasa sedikit aneh saat tangan Roland mengusap kepalanya. "O-okey Land. Bye..."

Chacha berbalik sambil mempercepat langkah kakinya meninggalkan Roland yang kini malah mencium tangannya yang habis menyentuh rambut Chacha. "Gila! Wangi Chacha enak banget!"

COLD EYES [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang