Pergi dari Reynand, Chacha berlari ke arah Roland. Saat petugas ambulans datang akan membawa Roland, Chacha semakin mempercepat larinya.
"Roland!!"
Kini Roland sudah diangkat diatas brankar. Ia tersenyum kecil melihat Chacha berlari menghampirinya.
"Land, maafin Reynand ya. Maafin dia." Lirih Chacha ketika sampai dihadapan Roland.
Senyum Roland memudar saat mendengar itu. Chacha menghampirinya bukan karna mengkhawatirkannya, tapi karna meminta permintaan maaf untuk Reynand.
Brankar Roland dinaikkan ke dalam mobil, lalu pergi meninggalkan lapangan sekolah SMA Garuda.
Chacha memainkan jemarinya gelisah, ia takut terjadi apa-apa dengan Roland. Jika terjadi sesuatu yang serius, maka akan membawa Reynand dalam masalah. Tentu ia tidak mau itu terjadi.
Chacha mengalihkan pandangannya, dan tepat menemukan dua manik mata Reynand yang sedang menatapnya dari tepi lapangan. Walaupun ia marah padanya tapi ia juga masih peduli, apalagi Reynand juga mendapatkan luka dipipi dan tangannya.
Chacha berjalan menghampiri Reynand. Melihat itu, senyum Reynand melebar. Ia merentangkan kedua tangannya. "Peluk gue Cha, obatin luka gue."
Chacha melengos, tidak memperdulikan rentangan tangan Reynand. "Ikut gue!!"
Reynand menurunkan tangannya sambil cemberut. "Yah, okedeh."
Mengekori Chacha, kini kedua langkah kaki Reynand sampai di uks. Chacha langsung pergi mengambil obat-obatan.
"Maafin gue ya Cha." Reynand masih mengekori Chacha kemanapun Chacha melangkah didalam uks.
"Gak."
"Gak ngulangin lagi deh. Janji."
"Gak!!"
"Cha-"
"Gak usah ngekorin gue mulu, duduk sana."
Reynand menghela napas kemudian duduk diranjang uks. Ia memperhatikan Chacha hingga ia duduk disebelahnya.
Chacha mengeluarkan kapas, alkohol serta betadine dari dalam kotak P3K. Lalu ia membasahi kapas dengan alkohol.
Saat Chacha akan mengarahkan tangannya ke pipi Reynand, tangan Reynand menghentikannya. "Maafin gue Cha. Lo tau kan alasan gue? Jadi jangan marah lagi, gue gak mau Lo marah."
"Rey, Lo sadar apa yang Lo lakuin tadi? Lo baru aja mau ngilangin nyawa orang. Itu kekerasan, Lo bisa dituntut, Lo bisa dipenjara karna ini. Kenapa Lo gak berfikir dulu sebelum bertindak?"
"Roland udah bikin gue emosi duluan Cha. Diri gue gak gak terima. Gue, kesetanan."
"Lo kayaknya perlu diruqyah deh, otak Lo isinya berantem mulu." Ucap Chacha menatap Reynand prihatin.
"Enak aja! Gue masih sehat Cha."
Chacha mendengus kasar, kemudian melanjutkan mengobati Reynand. Tak sengaja ia menekan luka Reynand sedikit keras.
"Arghh sakit Cha. Pelan-pelan dong."
"Ini udah pelan!"
Berantem sih enak, tapi diobatinnya yang bikin cenat-cenut.
"Jadi, Lo maafin gue?"
"Jangan ulangin lagi."
Senyum Reynand mengembang. "Janji deh gak akan ngulangin, yaa kecuali kalau ada yang berani pegang-pegang Lo."
Chacha memberikan tatapan tajamnya. "Ck gila Lo!"
"Cha.."
"Hm?"
"Peluk." Reynand merentangkan tangannya dengan wajah memohon.
"Gak!"
"Peluk bentar aja. Yayaya?"
"Gak Reynand!!"
"Ihh Chacha, peluuukkk!!"
"Ihh Reynand! Lo kenapa jadi najis gini dah? Gak ya gak." Chacha berdiri dari duduknya.
Krep.
Reynand memeluk pinggang Chacha dari belakang. Kedua mata Reynand terpejam, ia memeluk Chacha dengan tulus hatinya. "Makasih Cha, Lo udah sabar sama sikap gue. Gue selalu bersyukur dan akan selalu berterima kasih sama Lo."
Chacha memegang tangan Reynand yang melingkari perutnya. Ia tersenyum kecil.
"Cha, kenapa Lo berangkat bareng Roland? Kan gue udah bilang jangan deket-deket dia."
"Kan gue lagi ngambek sama Lo."
"Walaupun gitu bukan berarti Lo bisa deket-deket dia Cha. Gue gak suka."
"Kenapa Lo gak suka Roland?"
"Gak ada alasan, gak suka aja."
Chacha melepaskan pelukan Reynand, kemudian ia berbalik menoyornya. "Kalau gak suka pasti ada alasannyalah Rey."
Reynand diam sejenak, berfikir. "Gak ada Cha, gue gak suka aja sama perlakuan dia ke Lo."
"Serah Lo deh. Bye!" Chacha berlari meninggalkan Reynand.
"CHAA PELUK LAGI!!"
"GAK! NAJIS!!"
"MAU CIUM CHAAA!!!"
"MAKIN NAJIS!!!
Reynand tertawa, "Lucu."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD EYES [On Going]
Teen Fiction"Gue, anak seorang mafia." ••• Namanya Reynand Galaxies. Si The Most Wanted Guy di SMA Garuda. Dia berandal sekolah, orang yang paling ditakuti dari segala penjuru sekolah. Wajah rupawannya bagai penyebar penyakit mematikan bagi kaum hawa. Hanya den...