03

640 81 12
                                    

"lo kenapa sih jaem? Hari ini lo aneh banget sumpah"

Sudah jam istirahat, dan seperti biasa winter akan makan siang bersama jaemin. Hari ini agaknya mood winter sedikit menurun, pasalnya setelah bel berbunyi tanda istirahat, winter harus keliling dulu mencari keberadaan jaemin.

Bodohnya winter sempat lupa untuk mencari ke perpustakaan, mengingat jaemin anti sekali membaca buku di perpustakaan. Winter lupa fungsi lain perpustakaan bagi kawannya itu.

Tentang makan siang bersama, bukan karena tidak bisa sendiri, hanya saja sudah terbiasa sejak mereka sekolah dasar, apa apa berdua jadilah sampai SMA pun mereka tetap makan siang berdua. Pokoknya harus berdua, kalau salah satu tidak ada, maka harus dicari. Tidak ada yang membuat peraturan itu, semuanya berjalan begitu saja.

"Aneh gimana maksud lo?" Jaemin mengernyit, menatap winter heran.

"Ck, gak biasanya lo bolos dari pelajaran bu yuri sampai bablas ke pelajaran yang lain?"

Jaemin terkekeh, winter ternyata menyadari itu "lagi males aja" jawab jaemin sekenanya.

"Eh gimana kaki lo? Udah mendingan?"

Pertanyaan itu hanya jaemin balas dengan anggukan, mulutnya terlalu penuh oleh makanan sampai kedua pipinya menggembung. Dan itu bukan pemandangan baru untuk winter, gadis itu mendengus.

"Gue gabung ya?"

Winter juga jaemin, keduanya menoleh bersamaan pada jeno yang sudah duduk begitu saja di samping jaemin. Meletakan nampan makanannya kemudian menoleh pada winter.

"Gak ada yang ngasih izin juga"

Jeno tidak mengindahkan ucapan ketus jaemin, dan lebih memilih mengulurkan tangannya pada winter yang duduk di depan ia dan jaemin.

"Kita belum kenalan" katanya, winter meringgis kecil lantas segera membalas uluran tangan anak baru dikelasnya itu.

Sejujurnya winter belum tahu siapa nama pemuda di depannya ini. Karena waktu di kelas, winter tidak bisa fokus memperhatikan, entahlah mungkin karena khawatir sama ke adaan kawan bandelnya.

"Winter kim" ucapnya.

"Lee Jeno"

"Prrttt"

Jeno tidak tahu apa yang salah dengannya, entah dari caranya memperkenalkan diri atau malah dari namanya, tapi saat winter berusaha menahan tawa membuat jeno kebingungan.

Menengok ke arah jaemin pun tidak ada gunanya, anak itu sedang sibuk dengan makanannya sendiri.

"Ada yang salah?" Tanya pemuda sipit itu akhirnya.

Barulah winter berusaha menenangkan diri, takut jeno semakin tersinggung "gapapa, gue ada temen namanya jeno juga. Denger nama lo jadi inget temen gue"

Jeno hanya mengangguk paham, meskipun ia tidak paham dimana letak kelucuannya tapi jeno hanya ikut terkekeh, gak peduli apa yang lucu karena dia ketawa juga karena ketularan winter.

"Btw, sebelah lo namanya Lee Jaemin. Yang tadi masuk cuma nyimpen tas doang"

Lagi lagi jeno mengangguk sebagai balasan, tidak di kenalkan juga jeno sudah sangat tahu. Iseng iseng jeno mengulurkan tangannya pada jaemin yang hanya di balas lirikan sekilas dari adiknya itu.

"Maaf ya kalok tersinggung, ni anak emang gak ada adab. Alergi manusia kali, tuh liat pakaiannya aja ke tutup banget"

"Bacot lo!!"

Mendengar itu, jeno tergelak. Ini salah satu yang menjadi pertanyaannya, kenapa jaemin berpakaian begitu tertutup. Baiklah jeno maklumi sekarang memang sudah mulai memasuki musim dingin, tapi belum dingin dingin amat tuh. Lagi pula seingatnya, adiknya itu bukan tipe orang yang suka memakai aksesoris kepala, seperti topi dan tudung hoodie yang dinaikan?

Psychometric • Jaemin (ft. Jeno Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang