07

500 72 17
                                    

Nama Winter kim, tidak banyak yang tahu tentang gadis ini. Dia cantik dan manis, tapi dia tidak populer seperti gadis gadis cantik yang sering dia temui di sekolah.

Winter bukan siswi berprestasi kebanggaan sekolah, winter juga bukan siswa nakal yang sering keluar masuk ruang BK, dia hanya warga sekolah biasa yang terkadang menjadi sasaran empuk para pengganggu.

Bukan sekali dua kali lagi, tapi ratusan bahkan ribuan kali? Yap sejak sekolah dasar memang hidup winter ini tidak jauh dari yang namanya caci maki, dan berbagai kata kata menyakitkan yang selalu hanya bisa ia telan mentah-mentah.

Winter tidak mampu menyanggah, winter tidak mampu melawan, karena bagaimanapun menurutnya semua itu memang pantas ia dapatkan, cacian itu sudah seperti konsekuensinya karena telah lahir ke dunia ini sekalipun hadirnya tidak begitu di harapkan.

Angin lalu, ya? Tidak di ambil pusing? Rasanya winter ingin tertawa kencang, menertawakan kebodohannya sendiri yang bisa bisanya mengatakan kalimat kalimat semacam itu. Sebab, kenyataannya winter tidak bisa untuk benar benar bersikap acuh, apalagi sampai menganggapnya angin lalu belaka.

Semua itu hanya untuk menguatkan diri saja, persis seperti yang selalu jaemin lakukan, winter hanya mencontoh dari lelaki itu.

Kata kata sarkas seperti "bagaimana bisa sekolah segede ini nerima anak pelacur?"

"Dia jalang, dan parahnya anak jalang kawannya anak pembunuh? Gue pikir keren banget sekolah ini"

"Liat aja, buah gak akan jatuh jauh dari pohonnya, kayaknya kita harus waspada sama mereka"

"Jaga pasangan kalian baik baik, takutnya di ngap ma jalang. Dia backing nya serem, hati hati aja kalian"

"Uahhh,,, bener bener pasangan yang serasi emang, yang satu anak jalang yangs satu anak pembunuh"

Kalimat kalimat ini tidak pernah winter tanggapi, begitupun dengan jaemin. Kata jaemin, selama mereka hanya mencaci, ya sudah biarkan saja, toh dua tangan mereka tidak bisa membungkam mulut mulut sialan itu, tapi dua tangan itu bisa menutup kedua telinganya, maka tutup telinga saja.

Winter juga selalu ingat pesan doyoung, kakaknya itu tak pernah lupa mengingatkan untuk jangan pernah membalas perbuatan mereka dengan hal yang sama, karena bukan menjadi lebih baik yang ada dirinya ya sama jahatnya dengan mereka.

Tapi yang namanya orang sudah benci, mau sebaik apapun dirinya berbuat, tetap saja mereka selalu mencari celah untuk menyudutkannya. Selalu mencari cara untuk membuatnya merasa semakin hina di dunia.

Semuanya salah, apa yang ia lakukan akan tetap salah di mata mereka.

Hal sepele saja bisa mendatangkan petaka untuknya, seperti memilik teman baru? Dan berakhir dirinya basah kuyup karena di guyur seember air dari lantai dua?

Byurr...

Yap seperti sekarang, tubuhnya sudah basah kuyup setelah seember air diguyurkan dari atas sana.

Winter bergeming, kepalanya menunduk dengan tangan mengepal kuat. Padahal winter tidak merasa berbuat salah, ia hanya ingin pergi ke kantin untuk makan siang saat tahu tahu seorang gadis bername tag Min janhee mencegatnya, dan tak ada satu menit tubuhnya berakhir basah kuyup.

Suara tawa menggelegar di sekitarnya, mereka bahagia dengan apa yang mereka saksikan, mereka bahagia melihatnya di perlakukan seperti ini.

"Apa ini udah cukup? Atau jalang ini masih belum puas beraksi?" Min Janhee menyeringai, gadis itu membawa langkahnya mendekat lantas menaruh tangannya di pundak winter.

Psychometric • Jaemin (ft. Jeno Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang