"sekali lagi makasih Lee Jaemin, gue tunggu kabar baiknya"
Jaemin mengangguk singkat, lantas keduanya beranjak dan membawa langkah mereka ke arah pintu. Di belakangnya, Rina mengekor saat jaemin membuka pintu unit sebelah.
Begitu pintu terbuka, mereka langsung di suguhi bagaimana berantakannya bekas camilan memenuhi ruang tengah. Bisa di pastikan pelaku utamanya ada dua anak SMA dengan satu bocah yang kini tengah tertidur di sofa.
Winter dan jeno yang yang tengah memakan ramen pun kompak menoleh ketika menyadari kehadiran Jaemin dan Rina di sana.
"Udah beres?" Tanya Jeno yang langsung di balas anggukan oleh sang adik.
Jaemin mendudukkan dirinya di samping jeno, begitupun Rina yang hanya ikut ikutan saja. Suasana menjadi lebih canggung, tetapi Jaemin nampak biasa saja, malah dengan santainya mengambil alih sumpit yang semula di genggam jeno untuk ia gunakan, bahkan dia menggeser panci di tengah agar berada di hadapannya.
Untuk beberapa saat benar benar hening, mereka menonton jaemin yang tengah menikmati ramen yang sebenarnya baru jeno dan winter makan beberapa suap.
Tidak ingin berlama lama dengan kecanggungan, winter menoel lengan cewek di sebelahnya, membuat gadis berambut panjang itu menoleh dengan canggung.
"H-hai?" Sapa winter.
"Iya hai" balas Rina di sertai senyum ramah khasnya.
"Karina kan?"
Karina mengangguk "panggil Rina aja"
"Oke, gue winter"
Setelah karina mengangguk suasana kembali hening, mereka mendadak bingung sendiri harus menghilangkan kecanggungan ini bagaimana. Pasalnya jaemin bahkan bertingkah acuh dengan keadaan, sibuk mengisi perut.
"Emm, lo mau jemput Hana?" Pada akhirnya Jeno bersuara, tak bisa jika terus terusan di kungkung kecanggungan.
Yang di tanya menggeleng kepala "enggak, justru gue mau nitip hana ke kalian, karena buat saat ini hana gak aman kalau gue bawa pulang" jelas Rina, yah memang kedatangannya kesini untuk menitipkan keponakannya, dan tentunya mengobrolkan beberapa hal dengan jaemin.
"Belum aman? Maksudnya?" Tanya jeno lagi, tak paham arah pembicaraan Rina.
"Intinya belum aman, kepo banget lo!" Itu Jaemin yang menimpali.
"Kalian gak lagi ngerencanain sesuatu kan?" Kini winter yang bersuara, menatap Jaemin dan Rina dengan tatapan selidik. Hal itu tentu juga membuat Jeno melakukan hal yang sama.
Jaemin mendelik "apaan? Gak ada"
"Yang bener?"
"Rencana apa sih win? Gak usah mikir aneh aneh"
"Yaudah sih, gak perlu ngegas"
"Gak ada yang ngegas"
Winter berdecak, lalu dengan kesal merebut kembali panci berisi mie itu dari hadapan Jaemin. Membuat jaemin pada akhirnya hanya menggerlingkan bola mata, sementara Jeno dan Karina terkekeh melihatnya.
"Oh iya, gue mau pamit sama Hana, dia dimana?" Tanya Karina yang sedari dirinya masuk tidak melihat keponakannya itu.
"Ah, Hana tidur di kamar. Mau di bangunin?" Tawar winter.
"Umm... Gak usah deh, kasian. Kalau gitu gue duluan ya" pamit Karina sambil mengecek ponselnya yang sempat bergetar singkat.
"Kenapa buru buru? Disini aja dulu Rin, sekalian nunggu Hana bangun kan, kita juga belum ngobrol apa apa" sahut winter yang agaknya masih ingin kenal dengan Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychometric • Jaemin (ft. Jeno Winter)
FanfictionIni tentang Jaemin, seorang remaja SMA dengan keahlian khususnya yang di sebut psychometric. Dengan indra perabanya, dia bisa melihat masa lalu seseorang hanya dari sebuah kontak fisik langsung. Ini tentang usahanya dalam mencari kebenaran, mengguna...