12

485 60 44
                                    

Satu dari banyak hal yang tidak jeno mengerti tentang adiknya. Apa alasan jaemin membenci yuri? Apa yang sudah terjadi di masa lalu hingga adiknya itu sangat tidak suka bahkan hanya untuk sekedar berpapasan dengan guru etika itu.

Jeno sudah menahan diri selama beberapa minggu terakhir ini agar jangan pedulikan hal itu.

Tetapi ini menyangkut adiknya, mana bisa jeno tidak peduli. Ia sudah beberapa kali melihat bagaimana jaemin begitu terang terangan memperlihatkan sikap tidak sukanya terhadap yuri, tapi sampai saat ini jeno belum tahu kenapa jaemin seperti itu.

Jeno kira winter tahu sesuatu, namun nyatanya gadis itu sama seperti nya. Tidak tahu menahu tentang mengapa jaemin bersikap demikian.

Tidak ingin stres hanya karena penasaran, jeno cepat cepat beranjak dari duduknya, menyusul sang guru yang sudah lebih dulu keluar dari kelas.

"Biar saya yang bawa" pintanya sesaat setelah langkahnya sejajar dengan sang guru, meminta tumpukan buku ditangan yuri untuk dialihkan ke tangannya.

Yuri terkekeh lantas menyerahkan buku buku itu pada jeno, lantas keduanya melangkah beriringan.

"Bu saya boleh tanya satu hal?"

Yuri sedikit melirik anak didiknya itu lantas menganggukkan kepala "tanyain aja"

Tepat setelah keduanya sampai di depan pintu ruang bk, langkah mereka terhenti, yuri tahu pertanyaan jeno bukan sesuatu yang ringan.

"Masuk dulu" katanya dan jeno pun menurut saja.

Setelah keduanya duduk, barulah jeno menyampaikan hal yang membuatnya penasaran itu.

"Kenapa jaemin benci sama bu yuri?"

Yuri menghela nafas sebelum sebuah senyum tipis tersungging dari bibirnya, menatap jeno dengan tatapan yang sukar jeno baca.

"Ah... Kamu menanyakan hal ini juga, tapi jangankan kamu, saya sendiri bahkan gak tahu apa alasannya. Karena awalnya semua baik baik saja, Jaemin masih menerima saya dengan senang hati, tapi waktu itu sehari setelah saya merawat jaemin saat demam, jaemin tiba tiba menghindari saya, jaemin gak mau ngomong lagi sama saya, pertanyaan saya juga belum bernah jaemin jawab. Jadi, saya gak bisa jelasin apa apa sama kamu kenapa jaemin benci sama saya"

Sejujurnya jeno kecewa, dia tidak mendapatkan apa yang dia mau. Tapi jeno sadar, pasti yuri lebih kebingungan dari pada dirinya, yuri pasti sakit hati sama sikap jaemin.

"Jaemin gak akan berbuat tanpa alasan" gumamnya yang masih terdengar oleh yuri. Wanita itu mengangguk setuju.

"Saya tidak marah sama sikap jaemin, saya juga tau bagaimana jaemin"

Yuri memberi jeda beberapa saat, membiarkan hening menguasai untuk sejenak. Sampai kemudian yuri berdehem untuk kembali memulai percakapan.

"Jeno bukankah kamu bisa bantu saya?"

Sebelah alis jeno terangkat, menatap penuh tanya pada sang guru.

"Bantu apa?"

"Kamu bisa tanya langsung pada jaemin, bicara baik baik padanya. Kamu tahu? Mungkin saja dia akan bicara terus terang jika yang bertanya adalah kakaknya sendiri"

Rasanya punggung jeno menegang untuk beberapa saat "Ibu tahu?" Tanyanya.

Yuri mengangguk mantap "sejak kamu datang ke sekolah ini dengan data diri kamu, saya tahu. Dulu yoona juga sering cerita tentang kamu, leejeno putra sulungnya, kakak kembarnya jaemin"

"Ibu juga tahu mama saya?"

"Saya temannya, kami dulu satu universitas, kami sudah lama tidak bertemu dan bertemu lagi setelah yoona bercerai dengan donghae"

Psychometric • Jaemin (ft. Jeno Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang