22

714 72 8
                                    

Jaemin, Jeno dan winter akhirnya beneran bolos. Jangan tanyakan gimana caranya, karena Jaemin sudah ahli dalam bidang satu ini.

Setelah memberi petuah petuah kecil pada winter untuk tetap berada di apartemen dan jangan membukakan pintu buat siapapun selain dirinya dan kak doy. Jaemin kini membawa langkahnya menuju basemen dengan jeno yang senan tiasa mengekor di belakangnya.

Jeno sebenarnya belum tau kenapa jaemin tiba tiba ngajakin bolos, dan ia juga belum tau mau kemana mereka sekarang.

Begitu sampai di basemen Jaemin menuju salah satu mobil yang terparkir. Tapi jeno malah berhenti, kedua matanya membelalak melihat sang adik yang dengan santai masuk kedalamnya lantas duduk di balik kemudi.

"Gak mau ikut?"

Jeno sedikit tersentak, buru buru dirinya menghampiri dan duduk di samping Jaemin.

"Dek ini beneran?" Tanyanya masih belum percaya, selain itu jeno juga  takut jika nanti mereka kena tilang, pasalnya mereka masih di bawah umur.

Mata jeno kembali membola begitu jaemin menunjukan sebuah kartu sim dan ktp padanya sambil naik turunin alisnya, terlebih saat ia lihat lebih teliti tahun lahir yang tertera di sana bukanlah tahun kelahiran mereka.

Nama juga bukan nama adiknya, entah kedua kartu itu milik siapa tapi yang pasti foto nya tetap muka jaemin.

"Heh?! Kok bisa dapat beginian?" Tanyanya seraya mengambil alih dua kartu itu untuk kembali ia pastikan.

Jaemin mengendikan bahu acuh "ada deh, lo gak perlu tahu" katanya seraya mulai menyalakan mesin mobil, membuat jeno merasa was was karena baru kali ini dirinya mengendarai kendaraan yang di sopirin anak di bawah umur.

"Lo beneran bisa?"

"Lo gak percaya sama gue? Mau gue setirin ni mobil dengan gaya apa sok kalau mau request" ujar Jaemin sombong.

Jeno menggeleng ribut "yang biasa aja, jangan macam macam, gue masih pengen hidup"

"Lebay lo"

"Bukan lebay, tapi jaga jaga"

Jaemin tak membalas apapun selain mengejek sang kakak, membuat Jeno geram sendiri ingin menyentil adiknya itu, tapi dia tahan dulu, takut kalau jeno betulan melakukannya dan jaemin jadi tidak fokus pada kemudi—wahh ngeri tabrakan dia.

Setelah perjalanan sekitar sepuluh menit akhirnya mereka sampai di sebuah gedung yang jeno sendiri tidak tahu milik perusahaan apa itu. Sebelum turun, jaemin sempatkan mengecek ponselnya kala terdengar sebuah notifikasi terdengar.

"Kak" panggil jaemin masih dengan fokus pada ponsel untuk membalas pesan. Tapi karena tak ada sahutan dari Jeno, jaemin pun mengangkat kepalanya, ia di buat bergidik geli begitu mendapati sang kakak yang tengah senyum senyum sambil nutupin mukanya, salah tingkah.

"Lo kenapa buset?! ngeri gue liat nya"

Jeno nya malah semakin nyengir "gue seneng di panggil kakak lagi sama lo, mana dalam keadaan sadar kan" cicitnya dengan wajah yang kian memerah karena tersipu.

Jaemin kontan mendelik, dia tidak tau ternyata jeno bisa selebay itu, astaga.

"Lebay lo"

"Bukan lebay, lo gak tau seberapa berarti panggilan itu buat gue setelah kemarin kemarin lo terasa asing buat gue. Jadi ayo sekali lagi, gue mau denger lagi" pintanya seraya menampilkan puppy eyes nya.

"Dih apaan sih" jaemin beringsut menjauh dari jeno yang malah terlihat seperti pedofil itu. Ia jadi yakin kalai kakaknya itu tengah kerasukan.

"Ayolah dek, sekali aja"

Psychometric • Jaemin (ft. Jeno Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang