24. Satu Benih Curiga

25 9 0
                                    

⚠️ Baca perlahan dan perhatikan sudut pandang yang digunakan.

❁╺╼╼╼╼ ❁

Pada awalnya, aku hanya berencana pergi dengan Ezra. Namun, kebetulan kami bertemu Algaz dan ia menawarkan diri untuk bergabung. Aku, sih, tidak keberatan. Apalagi saat Algaz berkata ingin membayarkan makanan kami nantinya.

Akhirnya kami bertiga memilih All You Can Eat korean food yang berada di salah satu mal besar terdekat, sebagai pemberhentian pertama. Aku dan Ezra berjalan beriringan, sedangkan Algaz mengikuti kami dari belakang. Hari ini tidak terlalu ramai, jadi kami tak perlu berlama-lama untuk mengantri makanan.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, aku berniat mengambil apa saja yang ada di self bar. Kami pun bersemangat memasukkan berbagai macam tteok dan sayuran ke wadah besi berukuran sedang. Meski tak menunjukkan rasa antusiasnya, diam-diam Algaz sudah mengambil banyak sekali makanan. Dasar.

Sampailah kami di bar saus. Dengan menggunakan mangkuk mini, kami mencicipi saus-saus yang memiliki beragam rasa tersebut. Semuanya enak! Tapi kami hanya akan mengambil dua hingga tiga centong saus, lalu mencampurkannya di wadah yang berbentuk cangkir besi.

Kami sempat kewalahan membawa wadah dan cangkir yang akan dimasak. Sesampainya di meja makan, kami mulai memasak bahan makanan yang sudah diambil.

"Punya lo dulu aja, Zra," saran Algaz. Kami pun menyetujuinya.

Ezra menuangkan kuah kaldu di wadah besi, kemudian mencampurkannya dengan saus yang sudah ia pilih. Bahan makanan pun segera masuk saat kuahnya telah mendidih. Baunya saja sudah membuatku lapar.

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk mulai memakan masakan Ezra. Seperti aromanya, rasa makanan di sini juga sangat enak. Aku sampai tidak bisa berhenti makan, meskipun baru hidangan pertama.

"Tadi lo pilihnya saus apa?" tanyaku pada Ezra.

"Daegu sama dookki sauce," jawabnya.

Aku mengangguk-angguk sebagai respons. "Pantesan rasanya dominan pedas manis," ujarku. "Enak kok."

Hanya butuh waktu belasan menit bagi kami untuk menghabiskan satu wadah. Selanjutnya adalah giliranku. Tunggu saja. Aku akan memasak makanan terbaik hingga membuat lidah mereka terbayang-bayang oleh rasanya.

Seperti yang Ezra lakukan, aku juga menuang kuah kaldu, kemudian mencampurnya dengan ttokmo dan daegu sauce. Mereka pasti tak bisa menolak rasa pedas gurih dari masakan yang kubuat. Campuran berbagai macam tteok dan sayuran, serta saus yang dikombinasikan dengan cerdas akan menjadi resep masakan yang melegenda!

"Selamat makan!" seruku dengan bersemangat, ketika makananku sudah mendidih. Ternyata Ezra dan Algaz juga antusias untuk memakan masakanku. Dari ekspresinya, sih, mereka terlihat suka.

"Enak nggak?" tanyaku untuk memastikan.

"Enak!" balas Ezra dan Algaz secara bersamaan. Aih, gemas sekali. Mereka sampai kompak menjawab pertanyaanku.

"Gimana kalau kita ngasih penilaian buat tiap makanan? Dari nol sampai sepuluh," tawarku. "Di sini masih ada promo gratis samyang bebas pilih. Nanti gue kasih tahu kode promonya buat yang menang."

Life is a Box of CrayonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang