Kini Nendra hanya seorang diri pada kamar rawatnya,ia hanya menghabiskan waktu paginya kali ini dengan duduk pada salah satu bangku balkon dengan pandangan lurus ke depan tetapi bisa juga di bilang kalau pandangannya itu kosong.
Ceklek
Suara pintu terbuka namun Nendra tetap diam pada tempatnya,bahkan tak menoleh sedikit pun.Seorang suster kemudian masuk,hendak mengantarkan sarapan untuk Nendra.
"Adek,ayo sarapan dulu" Panggil suster itu sembari menaruh semangkuk bubur pada nakas.
"Hem"
"Ini kenapa tidak di makan makanan semalam?" Tanya suster itu melihat semangkuk lainnya yang ia antar semalam masih utuh tak betkurang sama sekali.
"Tidak selera" Jawab Nendra.
"Tapi yang kali ini di makan yah?" Bujuk suster itu.
"Hem...Pergilah"
"Tap-"
"Hem...Iya nanti akan kumakan,kalau mau tapi" Nendra memotong kalimat suster dengan suara yang mengecil di akhir kalimat.
"Ya sudah,selamat pagi"
"Pagi"
Kemudian suster itu pun pergi.
Nendra jenuh,bagaimana tidak.Ini sudah terhitung tiga hari ia berada dibangunan yang khas akan bau obat-obatan tersebut,mau main ponsel juga tak bisa karena tertinggal dirumah.
Akhirnya Nendra hanya berdiam diri dibalkon sampai indra pendengarannya mendengar bahwa pintu terbuka dan derap langkah yang menuju ke arahnya,apakah ia berbalik untuk melihat sosok itu? Oh tidak,ia lebih memilih untuk diam.
"Nendra" Panggil Ayahnya setelah menyeret kursi kemudian duduk disisi kirinya.
"Nendra sayang,kamu di rawat dirumah saja yah?" Itu suara Bundanya yang ikut menyeret kursi dan duduk pada sisi satunya.
"Tumben?" Tanya Nendra yang membuat kedua orang dewasa itu kebingungan sehingga menatap satu sama lain.
"Tumben apanya nak? Kamikan selalu begini" Tanya Ayah.
"Perduli" Jawab Nendra yang terdengar ketus,sangat ketus.
"Biasanya juga lebih mementingkan kertas dari pada diriku" Sambungnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Nak-"
"Selama ini kalian kemana? Di saat aku butuh kalian kemana hah? Kemana coba kutanya,COBA NENDRA TANYA KEMANA?! Hiks" Tanya Nendra memotong kalimat sang Bunda dengan berteriak di akhir kalimat.
"M-maaf nak maaf" Ujar Ayah penuh penyesalan bahkan kini ia menundukkan kepalanya.
"Aku itu hanya butuh sosok kalian saja di sisiku,tak lebih hiks tak lebih" Cicit Nendra.
"Maaf nak Bunda minta maaf hiks maaf" Ujar Bunda berlinang air mata.
"Kalau kalian mengatakan bahwa sosok kalian selalu ada di sisi Nendra,kemana kalian tiga bulan lalu dan kembali setelah sebulan lebih.Oh atau seminggu yang lalu,yang kalian pergi tak memberi tahuku dan malah hanya memberi tahu para maid dirumah"
"Maaf,Ayah minta maaf"
"Atau aku memang tak pantas untuk hidup dibumi ini,oh...Atau memang tak pantas sedari awal?" Ujar Nendra membuat kedua orang tuanya terkejut hingga saling tukar pandang.
"Nak,jangan seperti itu nak" Ujar Ayah.
"Nendra itu hanya butuh kalian tak lebih,waktuku didunia ini tidaklah lama.Tak selama kalian,tak selama Bunda dan ayah.Kumohon hiks KU MOHON!" Teriak Nendra yang kini telah tertunduk menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Urus Saja Kertas-Kertas Mu Itu [HIATUS!]
FanfictionSeorang remaja yang selalu menahan rasa sakitnya seorang diri,tanpa memberi tahu pada siapa pun yang sebernarnya terjadi pada dirinya selama ini. • Nendra,seorang anak lelaki yang terlahir dari keluarga kaya dan cukup bahkan sangat terpandang.Dengan...