Setelah melewati sesi menjewer Juan dan sarapan,Ayah serta Hendery pamit ingin pergi kekantor perusahaan mereka.Sedangkan Juan,Nendra,dan Bunda pergi ke mall untuk belanja bulanan,sesuai dengan apa yang Juan katakan pada Adiknya itu.
"Bunda mau beli apa?" Tanya Juan kala telah sampai ditempat khusus sayur dan buah-buahan.
"Coba itu-itu" Tunjuk Bunda pada tumpukan buah alpukat,dan Juan yang lebih tinggipun mengambilkannya.
Oh soal Nendra,ia hanya diam sedari tadi sembari mendorong troly belanja Bundanya yang masih sedikit.
"Ih kurang bagus...Nah itu yang bagus"
"Nih"
Di saat Kakak dan Bundanya asik memilih-milih buah,Nendra malah kalut dalam pikirannya.
Bagaimana jika ia mati nantinya dalam waktu dekat? Bagaimana dengan keluarganya yang ia tinggalkan? Mengapa ia harus memiliki penyakit sialan itu dan lain sebagainya,sampai panggilan kedua orang dewasa dihadapannya membuyarkan lamunannya.
"A-ah iya kenapa?" Tanyanya gugup.
"Adek sedang pikir apa? Kenapa sampai melamun begitu?" Tanya Juan sembari menata membantu Bunda menata belanjaannya.
"T-tidak,tidak memikirkan apa-apa" Alibi Nendra.
"Ooh,ya sudah mau buah apa?" Tanya Juan lagi.
"Itu apel saja" Jawab Nendra.
''
Setelah selesai berbelanja tadi,mereka menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah pantai yang dulu sering mereka kunjungi sebelum Nendra masuk sekolah menengah pertama alias SMP.
Nendra dan Juan kini tengah duduk dengan es krim ditangan masing-masing,sedangkan Bunda tadi pamit ingin membeli sesuatu.
"Kak" Panggil Nendra membuat sang empu yang merasa terpanggil menghentikan aktifitasnya saat baru saja ingin menggigit es krimnya.
"Hem...Apa?" Tanya Juan lembut,selembut salju...
*Kagak,canda doang ellah.
"Kalau...Suatu hari nanti,seseorang yang Kakak sayang pergi untuk selamanya...Apa yang akan Kakak akan lakukan?" Tanya Nendra yang sontak membuat Juan tersedak es krimnya sendiri setelah mendengar kalimat terakhir dari bibir Adik tersayangnya itu.
"M-maksud kamu?"
Nendra menunduk setelah menggigit es krimnya.
"Yah begitu...Kalau suatu hari seseorang yang Kakak sayang pergi untuk selamanya dari muka bumi ini,apa yang akan Kakak lakukan?" Ulang Nendra.
"Kakak akan minta ke Tuhan untuk menghidupkan kembali orang tersebut"
Juan sadar,pembicaraan ini akan mengarah kemana.Maka dari itu,ia hanya perlu menyerap apa yang akan Adiknya itu sampaikan selanjutnya.
"Tapi jika Tuhan tidak mengkehendaki permintaan Kakak,bagaimana?" Tanya Nendra lagi.
"Kakak akan marah padanya"
Nendra sedikit terkekeh mendegar balasan dari sosok yang lima tahun lebih tua darinya itu.
"Aku hanya ingin menyampaikan suatu hal,jika hal itu terjadi padaku dimasa depan nanti...Jangan menangis saat acara pemakamanku berlangsung nanti" Ujar Nendra kemudian beranjak pergi,meninggalkan Juan yang masih mematung ditempatnya.
"Jangan menangis saat acara pemakamanku nanti"
Sepenggal kalimat itu terus berputar dalam kepala Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Urus Saja Kertas-Kertas Mu Itu [HIATUS!]
FanficSeorang remaja yang selalu menahan rasa sakitnya seorang diri,tanpa memberi tahu pada siapa pun yang sebernarnya terjadi pada dirinya selama ini. • Nendra,seorang anak lelaki yang terlahir dari keluarga kaya dan cukup bahkan sangat terpandang.Dengan...