21.Fakta mengejutkan

768 48 3
                                        

Kolopak mata indah yang sebelumnya tertutup selama beberapa jam itu mengerjab berusaha membiasakan cahaya ruangan yang terlewat terang menurutnya yang masuk ke retinanya.

"Enggh..."

"Nendra"

Sang empu menoleh,namun tak lama memalingkan wajahnya kearah lain.Enggan bersitatap dengan sosok yang memanggilnya tersebut.

"Ayah minta maaf yah? A-Ayah tak sengaja"

Nendra menghela napas,masih sedikit sesak sebenarnya.

"Tak apa,benar kata Ayah itu demi kesehatan dan kebaikanku" Balas Nendra.

"Tap-"

"Tak apa,nanti akan kuberi tahu pelatih untuk mengganti ketuanya" Sela Nendra cepat.

"Tunggu...Ketua?" Tanya Ayah.

Bukannya langsung menjawab,Nendra malah duduk dan melepas infus yang tertempel pada punggung tangan kirinya dengan ekspresi datar.

"Yah...Aku ketua,tak apa nanti akan kuberitahu pelatih dan kepsek" Jawab Nendra sembari turun dari bangsal dan berjalan menuju pintu keluar dengan santainya.

"Tunggu!" Ujar Ayah dan Nendra menghentikan langkahnya tanpa berbalik,dan tangan kirinya yang baru saja bertengger pada gagang pintu hendak membukanya.

"Apa?" Tanya Nendra,terdengar sarkas.

"Kenapa tak memberi tahu?" Tanya Ayah dengan intonasi selembut mungkin,takut jika putra bungsunya tersebut tambah marah padanya.

"Sudah kubilang,apakah aku harus memberi tahu kalian seratus kali baru kalian akan paham?"

Ayah tak menjawab,ia hanya diam membisu.

Menurutnya,baru kali ini putra bungsunya itu seperti ini.Terlihat cuek akan situasi dan berubah menjadi sarkastik,padahal tanpa mereka ketahui...















































...Itu adalah sifat asli Nendra yang sengaja Nendra tutupi rapat-rapat dengan topeng yang selalu ia kenakan.

"Aku sangat ingin memberi tahu kalian saat aku ditunjuk sebagai ketua panahan,saat itu aku sangat bahagia...Aku...

...Aku ingin memberitahu kalian tetapi kalian saat itu sedang sibuk dengan projek baru yang kalian bangun,dan aku tak ingin menghancurkan projek kalian saat itu dan memilih untuk tutup mulut dan menunggu kalian menyelesaikan projek itu dan akan memberi tahukan hal itu setelahnya" Lanjutnya.

Nendra berbalik menghadap sang Ayah yang masih mematung ditempat.

"Namun apa...Kalian semakin sibuk dan sibuk dengan tumpukan kertas itu! Kalian jadi sering keluar negri...Berkutat dengan laptop,komputer,kertas,para investor...DAN TANPA KALIAN SADARI AKU HANCUR DAN TERJERUMUS KEJURANG TERDALAM...

...Dan bodohnya lagi aku mengharapkan uluran tangan dari kalian semua yang jelas-jelas tak memperdulikan dan mengabaikanku"

"Tap-"

"Dan bahkan kalian saja tak tahu jika aku sempat depresi berat kala itu" Potong Nendra lirih,bahkan bulir air mata telah jatuh mengenai pipinya.

Deg!

Ayah terperangah tak percaya,apa yang barusan Nendra katakan?

Depresi berat?

No no,Ayah tak percaya akan hal itu.

"Nak?"

"Sudah selsaikan? Tak ada yang mau di katakan lagi? Aku ingin pulang"

Ceklek

Urus Saja Kertas-Kertas Mu Itu [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang