Nendra kini tengah menangkup pipi kirinya dengan tangan kirinya,memperhatikan Guru yang yang sedang menjelaskan didepan.
Lama-lama ia juga bosan dan hanya mencoret-coret halaman terakhir buku tulisnya acak,sampai suara yang tak asing lagi di pendengarannya membuat atensi seluruh penghuni kelas.
"Permisi"
Guru yang tadinya menjelaskan langsung menghentikan aktifitasnya dan bertanya pada sosok cantik bersurai panjang yang berada diambang pintu.
"Bunda" Gumam Nendra.
"Iya Bu,ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang Guru.
"Saya mau meminta izin kepada Anda,maaf mengganggu sebelumnya.Tetapi saya hendak menjemput Nendra,karena ada kepentingan" Jelas Bunda.
"Kepentingan?" Gumam Nendra,setelah beberapa detik ia pun menepuk dahinya karena mengingat sesuatu.
"Check up rupanya,untuk Bunda datang"
"Ya sudah Bu silakan" Guru mengizin kan dengan memberikan senyum yang ramah.
"Nendra,ayo nak" Ujar Bunda.
Setelah Bunda berujar,seluruh pandangan murid kelas tertuju ke sosok bersurai abu tersebut yang membuat sang empu menelan salivanya gugup.
"A-apa? Jangan menatapku seperti itu,serasa aku akan di terkam saja" Ujar Nendra sembari membereskan barang-barangnya.
"Ayo Nendra cepat,Ayah sudah menunggumu" Ujar Bunda setelah melirik arloji yang melingkar cantik pada pergelangan tangan kirinya.
"A-ah iya Bunda sebentar" Balas Nendra kemudian bangkit dari duduknya,"Apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Tanyanya lagi dan semuanya hanya diam,membuatnya sedikit takut dengan situasi tak biasa ini.
"Mari Pak hihi" Ujar Nendra saat melewati sang Guru yang terus memperhatikannya.
"Iya hati-hati"
"Mari Pak" Ujar Bunda.
"Iya mari Bu" Balas Guru.
Kemudian Nendra pun pergi dengan di gandeng oleh sosok cantik yang melahirkan dirinya kedunia ini.
"Hiiiii" Gumam Nendra setelah memasuki mobil dan duduk pada bangku penumpang.
"Kenapa Nendra?" Tanya Ayah setelah menjalankan mobilnya perlahan keluar dari area parkiran sekolah anak bungsunya itu.
"Massa tadi aku di tatap seluruh penghuni kelas" Jawab Nendra.
Bunda yang mendengar itu hanya terkekeh pelan,mengingat bagaimana reaksi Nendra saat di tatap seluruh penghuni kelas karena kehadiran dirinya.
''
Kini Nendra sedang memainkan ujung sepatunya pada ubin yang ia pijak sedari tadi sembari menunggu Ayah Bundanya dan Xiaojun yang tengah mengobrol tepat di sisi kanannya.
"Huf...Bosan" Monolognya.
"Hem? Bosan? Ya sudah sana tunggu dimobil atau caffetaria sana" Usul Bunda dan langsung di turuti olehnya.
Saat hendak berbelok ke arah kiri yaitu memang jalan untuk keluar,ia menghentikan langkahnya dan mengambil posisi bersembunyi.Matanya mengintip sosok yang ia kenal,yang merupakan adik kelasnya itu -Joshua.
Yah,itu Joshua.Nendra yakin itu,namun mengapa ia berada disini? Pikirnya.
Saat sedang fokus mengamati,Joshua yang duduk dikursi roda dengan di bantu oleh seseorang di belakangnya menuju ke arah tempatnya saat ini.Tanpa cap cip cup,Nendra langsung berlari kearah kedua orang tuanya dan menariknya memasuki ruangan Xiaojun dan meninggalkan Xiaojun seorang diri diluar ruangan sana.
"Hem...Ada apa dengan anak itu?" Gumam Xiaojun.
Tak lama,lewatlah remaja yang Nendra hindari tadi dan menyapa Xiaojun.
"Iya siang,Joshua mau terapi lagi?" Tanya Xiaojun sembari berjongkok menyamaratakan tingginya dengn sosok remaja kurus dihadapannya itu.
"Iya dok" Jawab Joshua tak lupa juga dengan senyum dan kedua lesung pipinya yang berkesan membuatnya lebih manis lagi.
Xiaojun bangkit lalu berujar."Ya sudah,semangat demi sembuh"
"Iya,terima kasih" Balas Joshua lalu pergi.
Sementara didalam ruangan,sepasang pasutri itu kebingungan dengan tingkah anak bungsu mereka yang menempel dipintu seperti cicak.Di saat mereka akan bertanya,pasti Nendra akan menjawab "Shuuuut,aku sedang mencari suatu hal yang penting".
Begitu merasa bahwa sosok Joshua tak berada di sana,Nendra langsung membuka pintu dan menyeret Xiaojun untuk masuk dan mengeluarkan kedua orang tuanya yang masih tampak kebingungan sampai-sampai menatap satu sama lain.
Hening,itulah yang kedua makhluk itu rasakan saat ini.
"Katakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Joshua" Titah Nendra memecah keheningan.
"K-kau mengenalnya?" Tanya Xiaojun sambil tangan kanannya menutup mulutnya yang sedikit ternganga.
"Ck,ya iyalah.Seragam saja sama,sekolah saja sama,acara sekolah selalu ikut...Mau tidak kenal dari mananya Tuan Xiao" Sarkas Nendra.
Xiaojun mengela napasnya,perlu kesabaran yang extra untuk menghadapi sosok dihadapannya ini.
"Huf...Oke jadi-"
Tbc~
Kepo ngak? Kepo ngak? Oh ngak,ya udah bye.
*Sorry for typos*
Tertanda :
Sabtu 22 januari 2022
22:44
KAMU SEDANG MEMBACA
Urus Saja Kertas-Kertas Mu Itu [HIATUS!]
FanfictionSeorang remaja yang selalu menahan rasa sakitnya seorang diri,tanpa memberi tahu pada siapa pun yang sebernarnya terjadi pada dirinya selama ini. • Nendra,seorang anak lelaki yang terlahir dari keluarga kaya dan cukup bahkan sangat terpandang.Dengan...