40. Rencana Juan

409 36 0
                                    

"Aku tahu rencanamu" Potong Xiaojun cepat.

Deg!

"Dan pasti Nendra akan marah padamu setelahnya" Sela Xiaojun kembali saat Juan baru saja ingin berkata kembali.

"Tapi ini demi kebaikannya" Ujar Juan lirih.

Terdengar Xiaojun menghela napasnya, "Ayo berbicara diruanganku saja" Ujar Xiaojun kemudian berbalik dan berjalan pergi diikuti oleh Juan tak jauh dibelakangnya.

Saat langkahnya tiba tepat didepan ruangan sang adik, Juan terlihat tersenyum tipis melihat Nendra dengan wajah damainya tengah terbaring pada bangsalnya disana.

"Segalanya yang terbaik untukmu" Gumamnya kemudian melanjutkan langkahnya mengikuti Xiaojun.












Manik indah itu perlahan terbuka dan mengerjab guna menjelaskan penglihatannya, ruangan dengan cahaya yang redup semakin sulit membuatnya untuk melihat dengan jelas.

Bola mata indah itu bergulir dari kiri kekanan, dan saat ia mendapat secercah cahaya dari lampu tidur pada sisi kanannya. Ia melihat kakak keduanya tengah membaca secarik kertas pada tangannya.

Diantara tulisan besar yang tercetak dengan tulisan tebal, ia hanya dapat membaca tulisan DONOR. Hanya itu.

Dengan sisa tenaga yang ia punya, ia menggangkat tangan kanannya dan memegang pergelangan tangan kiri Juan.

Juan tentu saja kaget bukan main, diruangan ini hanya ada dia dan adiknya saja, sedangkan ketiga anggota keluarga lainnya tadi pamit sebentar untuk mengurus beberapa berkas-berkas untuk mencari pendonor bagi Nendra.

Juan kemudian menoleh menatap kearah adiknya itu, sembari tanyannya melipat secarik kertas itu secara diam-diam kemudian meremat dan memasukkannya pada kantung celananya.

"Adek? Ada yang sakit? Mau kakak panggilkan Dokter hmm? Kakak panggilkan yah? Tunggu"

Saat baru saja ingin bangkit dari duduknya, jemari lentik nan dingin dapat Juan rasakan pada pergelangan tangaj kirinya. Dengan terpaksa ia kembali keposisinya semula dan menatap lekat adiknya itu yang entah mengapa mulai menangis.

"Kak..." Panggil Nendra lirih, bahkan hampir tak terdengar padahal ruangan tengah sepi.

"Iya ada apa? Sakit? Mana yang sakit coba katakan, mau kakak panggil Dokter atau apa hmm?" Nendra menggeleng sebagai balasan.

"Kak... Jangan" Juan dibuat binggung atas perkataan adiknya itu.

"Jangan? Jangan kenapa? Coba bilang" Ujar Juan sembari menggenggam tangan kanan Nendra dengan kedua tangannya.

"Kertas i-tuh... Jang-anh"

Juan mematung dengan manik yang terus menatap mata sayu sang adik dihadapannya, apa yang baru saja Nendra bilang? Kertas? Apa jangan-jangan adiknya membaca isi dari kertas itu tadi? Pikirnya.

"Hiks... Kakak ma-u mendonorkan jantung ka-kak untuk Nendra kan?"

Juan bungkam, memilih untuk tetap diam dan mengalihkan pandangannya kearah bawah.

"Ja-ngan... Jangan lakukan itu hiks... Hidup kakak masih pan-jang hah... Masih banyak yang harus dili-hat dimasa depan sana" Sambung Nendra terbata.

"Tapi ini demi kebaikanmu" Ujar Juan lembut sembari mengusap surai abu Nendra.

Nendra menggeleng, air mata telah membasahi pelipisnya.

"Jangan hiks... Jangan" Larang Nendra lirih.

"Nanti Nendra akan sembuh" Ujar Juan lagi.

Nendra semakin menangis, "Tak ma-u... Jantung itu untuk kakak, bukan Nendra"

Ditatapnya mata berair itu dengan lekat, mata indah itu menyiratkan kesedihan. Bukanlah keceriaan seperti dahulu.

"Kakak akan lakuk-"

"Jangan lakukan... Kumohon" Potong Nendra meminta.

"Dan satu hal yang ingin aku sampaikan untuk kakak"

Juan tersenyum tanda menyuruh Nendra untuk melanjutkan ucapannya, walaupun hanya ia paksakan.

"Joshua..."

"Joshua?" Juan bertanya-tanya.

"Tolong... Jaga Joshua, seperti kakak menjaga Nendra saat Nendra pergi nanti" Lanjut Nendra.

"Apa maksudnya? Jangan seperti itu, adek pasti sembuh... Yakin dengan kakak"

Nendra menggeleng, "Hidup Nendra tak sampai empat bulan... Ingat?"

DEG!!!

Juan sontak bungkam, tak mampu berkata-kata kembali.

"Jadi... Nen-dra ingin men-"






















Tbc~

Jeng! Jeng! Jeng!

Gantung nih, butuh gunting untuk memutuskan tali gantungannya?

Beberapa chap lagi bakalan end, baguskan? Lebih cepat lebih baik bukan?

Mungkin sekitar 5 chap lagi, karena rencananya book ini tak ingin dibuat sampai lebih dari 45 chap.

Padahal sebenarnya hanya sampai 10-15 chap aja, itu yang dilaptop.

Maaf pendek, sekian terima kasih buat kalian yang sudah mau tunggu book ini.

Sehat selalu buat kalian.

*Sorry for typos*

Tertanda :
Sabtu, 28 Mei 2022
11:59

Urus Saja Kertas-Kertas Mu Itu [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang