Asing

22 6 0
                                    

Malam berganti pagi Elang sudah siap dengan seragam sekolahnya  begitupun Alex keduanya berjalan menuruni tangga dari lantai 2 menuju ke ruang meja makan , keduanya di sambut antusias oleh sang mama.

Acha menyodorkan nasi goreng buatannya pada kedua putranya tersebut

" Akhirnya kita bisa ngumpul semua , mama sangat bahagia liat anak- anak mama . "

" makasih mah." ucap keduanya nyaris bersamaan.

" pagi ini papa antar kalian kesekolah gimana? "

" maaf pah, Alex mau jemput  Mika dulu "

Mendengar nama Mika Elang tersadar bahwa dirinya blom melihat HP nya dari kemarin  yang mati total .

yah Elang  sengaja mematikannya sejak kemarin, dia benar- benar  menginginkan ketenangan untuk dirinya.

begitu handphonenya menyala Elang segera menyalakan datanya dan betapa terkejutnya Elang melihat notifikasi dari telpon rumahnya, yang lebih dari 20 kali .

" ibu"gumamnya lirih.

" kenapa Lang? " tanya Richard menyadari putranya dari tadi hanya melihat handphonenya dengan tatapan hampa " pah nanti pulang   sekolah Elang  mau  mampir ke rumah ibu sebentar "

" ya sudah nanti kamu di jemput sopir pulang nya "

" iya pah"

***

Sebuah mobil fazero putih memasuki  area sekolah semua merasa asing dengan mobil tersebut beberapa  murid perempuan saling berbisik bertanya satu sama lain seolah penasaran dengan sosok yang akan muncul dari dalam mobil tersebut .

Sementara di dalam mobil Richard menatap putranya yang terlihat  kurang dan banyak pikiran.

" hey boy kalau kamu ada masalah cerita sama papa! "

" I'm ok pah" ucap Elang sambil tersenyum tipis.

Richard menyadari wajah Elang  lebih mirip dirinya ketika muda di banding Alex ada terbesit rasa khawatir dalam benaknya .

"Ok, tapi kalau kamu mau cerita papa akan jadi pendengar baik buat kamu, jadi jangan sungkan "

" ok pah "

Tidak lama kemudian keduanya turun dari dalam mobil, Elang ingin segera pergi dari area parkiran namun langkahnya terhenti ketika pandangan matanya tertuju pada mobil sports merah yang baru saja tiba dalam pikirannya saat ini ialah ia harus segera pergi dari tempat ini.

***

" Elang masuk dulu ke kelas pah" pamit Elang lalu segera pergi dari hadapan Richard

Elang bergegas masuk ke dalam kelas namun langkahnya terhenti dengan kehadiran Tania.

" pagi ka "

" pagi Tan, sorry gue buru- buru" ucap  Elang lalu meninggalkan gadis itu ke dalam kelas, namun Tania tidak menyerah dia mengikuti Elang lalu duduk di samping cowo itu.

" Aku bawain kamu sarapan makan ya!,kamu pasti belum sarapan " gadis itu membuka kotak bekal lalu menyodorkan 1 buah roti sandwich namun yang di tawari makanan seolah tak perduli ia hanya terfokus pada LKS yang sedang ia kerjakan namun pergerakan gadis di sampingnya tak bisa Elang duga gadis itu bukannya pergi justru semakin mendekatkan tubuhnya ,Elang yang semakin di buat bingung dengan tingkah gadis di sampingnya ia sedikit curiga pada gadis tersebut, benar saja tak lama Alex, mika dan irwan masuk ke dalam kelas

"Ayo ka di makan! " Tania semakin bergelayut manja, irwan yang mengerti langsung mengambil kotak makan tersebut

"Alhamdulilah, rejeki anak soleh " ucap irwan tak tahu diri

" bang balikin itu buat ka Elang " Tania berusaha menggapai tubuh Irwan  yang menjadi bahan tontonan sekelas

" nih gue balikin kotak makan lu by the way thanks sandwich nya" ucap irwan tanpa dosa

"Nyebelin lu " Tania menghentakan kakinya lalu segera keluar dari kelas tersebut, niat hati ingin memanas- manasi Mika tapi rencananya gagal total gara- gara irwan saudaranya sendiri.

Mika yang dari tadi hanya menonton kejadian tersebut langsung duduk di sebelah Elang sementara Alex nampak membisikan sesuatu kepada Elang.

" nanti gue pergi ke luar bentar " ucap Elang memberi tahu

" gue temenin " tawar Alex sambil tersenyum

"Gue di anter sopir tadi gue dah pamit sama papa " ucap Elang masih kekeuh tak mau di antar.

" kenapa sih, sama ade sendiri juga " ucap Alex sengaja mengeraskan suaranya

" apa? " semua orang yang ada di kelas di buat terkejut bukan main, terlebih Irwan dan juga Mika

" jadi kalian....? " irwan tak berani melanjutkan kata- katanya.

" Kaka gue di culik sewaktu di rumahsakit beberapa hari setelah di lahirkan " Alex mulai menceritakan semua kejadian tragis yang menimpa kakanya tersebut.

Mika yang dari tadi mendengarkan cerita dari Alex hanya menatap dalam pada Elang yang tidak meliriknya sama sekali, kenapa rasanya begitu asing sekarang Elang seolah sengaja menjauh dari nya.

" bentar lagi bell  gue balik ke kelas gue dulu istirahat gue tunggu di kantin ka " ucap Alex sambil menepuk bahu Elang

" ok " hanya itu kata yang terucap dari mulut Elang.

"Kenapa lo ga cerita sama gue Lang? " irwan kini membuka suaranya

" semuanya begitu cepat Wan, gue aja masih ngerasa ini mimpi. " 

***
Bell pertanda istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu tapi baik Mika maupun Elang seolah tak ingin meninggalkan tempat duduk nya.

Elang berdehem pelan dia sejujurnya bingung dengan apa yang harus dia lakukan

" gue ke kantin dulu Alex udah nunggu, gue duluan " ucapnya lalu berlalu meninggalkan Mika begitu saja

Biarlah keduanya semakin jauh dan asing pikirnya

" ini yang terbaik Mika, maaf gue gak mungkin hancurin ade gue sendiri biarlah gue yang berkorban di sini biarlah hubungan kita menjadi asing dan tak berarti.

See you next part

hati yang patah 💔 ( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang