Hamil?

35 5 0
                                    

Arga dan irwan berlari menuju ke arah  toilet berita itu otomatis cepat menyebar Mika yang pingsan dan jelas - jelas dia terluka akan jadi malapetaka  buat ketiganya irwan dengan sigap segera membawa Mika keluar dari kerumunan Arga terus menghubungi Alex  namun tak kunjung panggilannya di angkat.

Sementara di bandara Elang nampak menahan amarah begitu ia mendapatkan laporan dari orang-orang kepercayaan nya  bahwa gadis nya kini terluka.

Elang benar-benar tidak sabar ingin bertemu dengan gadisnya pekerjaan yang di anggap akan selesai dalam kurun waktu 3 bulan benar-benar di selesaikannya dalam waktu tiga minggu.

Tanpa berfikir panjang ia memerintahkan sopir pribadinya untuk membawanya ke Rumah sakit

                  ****

Sementara di Rumah sakit
Acha nampak gelisah berkali-kali ia menghubungi bagas dan juga suaminya namun tak kunjung mendapatkan hasil Arga dan irwan juga sama khawatirnya bagaimana pun mereka berjanji akan menjaga Mika namun keduanya justru gagal karena kesibukan masing-masing

"Sabar tante Mika pasti kuat" ucap irwan

Acha hanya tersenyum tipis kemudian ketiganya bangkit setelah dokter keluar dari ruang pemeriksaan.

" gimana dokter? " Tanya acha dengan raut wajah yang sulit di artikan

"Apakah ibu orang tua pasien? "

Acha mengangguk dengan pasti

" bisa kita bicara di ruangan saya bu "

" baik Dokter "

***

Elang langsung bergegas menuju ruang perawatan Mika  begitu kakinya menginjakkan area rumah sakit  laki-laki itu hanya mengenakan kemeja  putih dengan tangan baju yang di gulung sampai siku .

" gimana kondisi  Mika? " pertanyaan itu sontak membuat Arga dan irwan di buat terkejut.

" kapan lo balik? " tanya irwan
" barusan " jawab Elang singkat
" gimana kerjaan lo? " kini Arga yang bertanya mencoba mencairkan suasana

" semuanya udah clear"

Di saat ketiganya mulai bercerita Acha datang dari ruangan dokter

" Elang " ucapnya lalu memeluk putra sulungnya dengan erat

" kenapa gak ngabarin kalo mau pulang? "

" surprise mah tapi justru aku yang dapat kejutan sekarang "

" kamu temenin dulu Mika di dalam kasian dia sendiri, mama mau nebus obat dulu"

" iya mah " ucap Elang lalu segera masuk kedalam ruangan Mika,rupanya gadis itu sudah sadar  air matanya mengalir di wajahnya yang pucat

" Mika... "

"Elang... " Mika nampak terkejut dengan kedatangan Elang.

Mana yang sakit?, bilang sama Aku kamu di apain sama mereka? "

Mika meraih tangan Elang lalu menaruhnya di atas perutnya,sambil tersenyum dia berkata

"Aku hamil lang"

"Serius kamu hamil? " tanya Elang ingin memastikan .

Mika mengangguk tanpa ragu

Elang tersenyum sambil mengusap rambut Mika dengan sayang

" istirahat ya jangan banyak pikiran nanti aku langsung minta sama mama papa untuk mempercepat pernikahan kita " ucap Elang sambil mengusap perut Mika yang datar.

" Elang aku malu " ucap Mika sambil menutup mukanya dengan selimut.

" Malu kenapa? "

"Sebentar lagi kita bakal jadi orang tua Lang aku masih ga nyangka "

"Maaf itu semua salah aku Mika malam  itu aku bener-bener takut kamu ninggalin aku dan aku bener-bener ga bisa ngontrol nafsu aku sama kamu "

" semua udah terjadi dan aku gak nyesal sama sekali aku bahagia malah " ucap Mika sambil tersenyum

" Aku lebih sayang " ucap Elang lalu mencium kening Mika dengan durasi cukup lama

Kini Elang lega apa yang di khawatirkannya tidak sesuai dengan apa yang ia pikir kan.

Acha yang tanpa sengaja mendengar obrolan keduanya mati- matian menahan isakannya  bagaimana tidak dokter telah menyatakan kalau Mika sudah kehilangan bayinya ia tak sanggup merusak kebahagiaan dua orang yang ada di hadapannya .

Ia lantas segera mengusap kedua pipinya lalu segera bergabung dengan keduanya namun hal itu tak luput dari pandangan Arga dan irwan yang merasa curiga atas tingkah laku Acha.

"Tante  ada apa? " irwan menghampiri Acha yang mengusap pipinya berkali-kali.

"Gak ko, tante cuma lega akhirnya Elang pulang "

                             ****

Elang menatap wajah gadisnya yang kini terlelap dalam pelukannya Mika benar- benar tidak mau jauh darinya Elang hanya tersenyum melihat wanitanya tertidur pulas sudah 2 hari sejak kepulangannya dari rumah sakit Mika tidak mengijinkannya kemanapun dan Elang menerima dia juga memilih membawa pekerjaannya ke rumah .

"Elang.. " Acha menghampiri putranya yang masih berkutat dengan laptopnya.

" iya mah ada apa? "

"Bisa kita bicara sebentar "

"Ada apa mah? "

" mamah mau bicara empat mata sama kamu "

" ya udah mah bicara aja "

" kita keluar dulu nanti Mika bangun "

" ya udah, Ayo mah"

Acha dan Elang kini berada di balkon kamar milik Elang  Acha bingung harus memulai darimana.

" Ada apa mah? Apa terjadi sesuatu? "

" kamu sudah tau kehamilan Mika? "Tanya Acha sarkastis

" iya mah, Aku tau aku juga mau minta maaf, Elang benar- benar khilaf malam itu mah"

Acha terdiam sejenak mencoba mengumpulkan keberaniannya dengan menghirup napas dalam- dalam

"Mika keguguran Lang kejadian di toilet kemarin sudah membuat Mika kehilangan bayinya"

Degh...

Elang seolah kehilangan nyawanya untuk beberapa saat  begitu mendengar kejadian yang menimpa perempuan yang di cintainya

"Jadi...?"

"Mika belum tau, mama gak tega kasih tau dia yang sebenarnya, karna mama tau gimana rasanya kehilangan bayi yang mama sendiri belum mengetahui keberadaannya"

Elang memijit pangkal hidungnya masalahnya, semakin rumit dia lagi- lagi harus menghadapi masalah demi masalah yang seolah tidak ada habisnya.

" sebaiknya kita jangan kasih tau Mika untuk saat ini mah biar dia pulih dulu Aku takut dia ngedrop lagi "

Acha hanya mengangguk sebagai jawaban tanpa keduanya sadari Mika telah mendengar semuanya dari tadi gadis itu kini hanya menangis dalam diam tangannya terulur mengusap perutnya dengan perlahan.

" jadi kamu sudah ga ada " ucap Mika tersenyum getir.

                 See you next part










hati yang patah 💔 ( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang