Raga mendelik tajam. Kenapa orang-orang yang menculik nya tak kunjung keluar dari ruangan agar mempermudah dirinya untuk kabur tapi mereka masih setia disana.
Akhirnya Raga mempunyai sebuah ide dan berkata. "AKU LAPAR LAH! PENCULIK MACAM APA KAU INI?! TIDAK MEMBERIKAN KU MAKAN SAMA SEKALI!"
"Buset, santai dong!" Sahut penculik itu sambil mengelus dada.
"Oke aku akan beli--"
"Aku mau nasi Padang..." Request Raga dengan senyuman tak pudar.
"Kasih aja kasian tidak makan dari kemarin." Jelas salah satunya.
"Oh iya jangan lupa aku juga mau Pizza Burger..." Kata Raga lagi.
Penculik itu mendelik lalu pergi begitu saja sedangkan diruangan ini hanya tinggal satu penculik lagi yang menemani Raga.
Raga terlihat pasrah dan memilih menunduk, ia pun sudah lelah dan para penculik ini juga tak kunjung pergi.
BUG!
Raga mengernyit heran sebab tubuhnya merasa tidak di pukul padahal ada suara pukulan.
Pria itu menatap ke depan dan langsung terbelalak ketika melihat seorang perempuan tengah memegang kayu dan ia penculik itu terjatuh, mungkin habis di pukuli perempuan yang ada di depannya ini dengan kayu itu, penculik nya pingsan.
"Kau di culik?" tanya Raina yang masih memegang kayu.
"Menurut mu?!" Raga ternganga, masih saja bertanya.
"Menurut ku iya di culik..."
"Tunggu apa lagi! Ayo bukankan ikatannya!" Titah Raga geregetan.
Dengan terburu-buru Raina melepaskan ikatannya, bahkan tangannya sampai gemeteran.
Raga bingung dan menyeletuk. "Malah Tremor..."
"Ini susah!" Ketus Raina.
"Oke oke..."
Karena terlalu susah oleh tangannya. Raina mengunakan giginya dan tak sengaja giginya menyentuk lengan Raga.
"Sudah gosok gigi kan?" tanya Raga hati-hati.
Raina menatap Raga tajam, lalu menghentikan aksinya itu.
"Tidak jadi di tolong!" Ketus Raina sebal.
Raga membuka mulutnya lebar lalu tersenyum seketika. "Ayolah nona cantik, aku ingin buang air kecil dan perutku juga lapar lalu tubuhku sakit semua, setidaknya jika kau menolong ku maka kau akan mendapatkan pahala." Bujuk pria itu sambil cengar-cengir pura-pura tak bersalah.
Raina yang kesal pun terpaksa membantu lagi Raga namun kali ini dengan wajah yang jutek--percis seperti seorang gadis yang tengah marah pada kekasihnya namun masih saja ingin dekat dengannya.
Tali-tali yang mengikat di tubuh Raga perlahan terlepas. Raga menghela nafas lega, dirinya sekarang bebas.
"Terimakasih banyak!" Raga memeluk Raina bahagia.
Raina terbelalak, lalu
Bug!
Raina meninju perut Raga seketika.
"Dasar laki-laki mesum! Tidak tahu diri!" Bentak Raina tak terima.
Raga memegang perutnya kesakitan, padahal luka yang diberikan si penculik belum juga kering namun perempuan di depannya ini malah menambah rasa sakitnya.
"Kau malah menyakiti ku!" Rintih Raga mengadu.
"Suruh siapa main peluk-peluk? Aku tidak mengenal mu!" Sergah Raina masih marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA [Lengkap]
Romance[SANA seri 3] 'Keluarga penculik' itulah sebutan untuk keluarga yang satu ini. Hidup mereka di penuhi dengan kata-kata penculik penculik dan penculik. Mulai dari orangtua hingga anak-anak mereka yang mendapatkan karma atas penculikan yang terjadi. A...