Part lebih panjang...
Happy reading❤️
Setelah Raga pulang ke rumah, pria itu langsung di sambut hangat oleh keluarganya tersayang bahkan sampai-sampai dirinya kekenyangan karena diberikan makan banyak. Belum lagi Sona yang terus menolak makanan karena kekenyangan.
"Ini es cendol nya makan..." Titah Sara memaksa.
Raga dan Sona menutup mulut mereka dengan tangan yang satunya lagi memegang perutnya sendiri, kekenyangan.
"Ma! Aku sudah kenyang!" Rengek Raga tak sanggup lagi.
Sara ternganga. "Baru makan segitu? Tapi kau sudah kenyang?! Astaga Raga! Apakah selama di culik kau makan sedikit ya? Jadi terbiasa makan sedikit--"
"Ma!" Raga menyela.
"Mama, ini makanan yang sudah masuk ke mulut ku banyak sekali ma... Perutku perlu beristirahat untuk beberapa jam dulu, baru aku bisa kembali menghabiskan makanan yang mama dan bibi buat..." Jelasnya agak mereka tidak kecewa."Ya sudah nanti kau makan lagi, lagipula mama mu itu kalau kalau memberi makan suka tidak kira-kira..." Ujar Alana seraya menggelengkan kepalanya.
"Oke, sekarang ceritakan siapa kau?" Tanya Sara antusias kepada Sona.
Posisinya sekarang mereka tengah terduduk seraya tatapan para ibu-ibu menatap Sona dengan tatapan penuh tanya dan rasa penasaran yang menjadi-jadi.
Sona terlihat kikuk. "A-aku..."
Raga melirik Sona yang gemetaran lalu membatin 'Apakah dia sering seperti ini? Apapun itu dia selalu gugup?'
"A-aku..." Sona masih gugup walaupun sebenarnya tidak terlalu gugup, ia hanya takut jika tiba-tiba Alaya datang dan memberitahu segalanya.
"Dia Sona ma, perempuan yang menolong ku itu, apakah Tia tidak cerita?" Sela Raga geregetan karena Sona malah berkata aku aku dan aku.
"Ya mama ingin mendengarkan nya langsung dari Sona sendiri..." Jelas Sara.
"Iya, bibi..." Sona terlihat sangat canggung.
Tok tok tok
"Bunda aku pulang dan lihat ini aku memakai kursi roda karena perbuat kak Arkan!" Pekik Naina tanpa sadar jika mereka semua tengah berkumpul di meja makan.
Naina yang awalnya ingin mengadu seperti anak kecil malah jadi terdiam membeku setelah melihat Raga ada di hadapannya, semakin termangu ketika melihat seorang perempuan di sebelah mantan tunangan nya itu.
"Naina kenapa bisa pakai kursi roda?" Alana yang cemas segera menghampiri putrinya, tetapi Naina masih menatap Raga dengan tatapan kecewanya sedangkan Arkan? Pria itu terlihat bingung harus berekspresi seperti apa.
"Bun, tadi Naina tergelincir, kakinya sampai bengkak." Balas Arkan memberitahu.
Disana Tia bernganga. "Kenapa pakai kursi roda? Manja sekali..."
"Aku hanya tak ingin Naina kelelahan karena kakinya sekarang, jadi aku belikan kursi roda untuk nya..." Sahut Arkan santai.
'Enak banget ya jadi istrinya anak konglomerat...' batin Tia bergumam.
Alana memperhatikan putrinya yang tampak kecewa, bahkan perhatian Naina masih kepada Raga dan pria itu pun sebaliknya. Rasanya jadi tak tega, mereka terlalu terburu-buru menikahkan Naina dan Arkan.
'Kau bahkan dengan seenaknya membawa perempuan lain tanpa memikirkan perasaanku! Raga... Kenapa kau selalu seperti ini padaku! Dulu Bunga. Sekarang siapa lagi?!' batin Naina tak rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA [Lengkap]
Romance[SANA seri 3] 'Keluarga penculik' itulah sebutan untuk keluarga yang satu ini. Hidup mereka di penuhi dengan kata-kata penculik penculik dan penculik. Mulai dari orangtua hingga anak-anak mereka yang mendapatkan karma atas penculikan yang terjadi. A...