25. Mengingat masa-lalu

54 8 186
                                    

Awalnya mereka hendak pulang ke rumahnya masing-masing namun Kaila merengek ingin di antarkan pulang karena takut di jalan nya yang memang sepi, padahal jarak rumah nya tidak begitu jauh dengan rumah Aditama tetapi gadis itu terus merengek ingin di antar.

Dengan berbaik hati serta dengan penuh keterpaksaan akhirnya Alaya mau mengantarkan sepupunya itu, namun Altaf malah ingin ikut karena berpikir nanti Alaya akan pulang seorang diri, jadilah mereka bertiga.

Mereka memilih untuk berjalan kaki saja, sebab lumayan dekat, belum lagi mereka bertiga.

Belum sampai setengah jalan, mereka malah bertemu Farrel dengan wajah kusutnya seolah tengah marah-marah bahkan bibirnya mendumel namun tak terdengar.

"Alaya pulang!" Pria itu malah seenaknya menyuruh Alaya pulang.

"Aku mau mengantarkan Kaila dulu kak," balas Alaya agak heran, datang-datang marah-marah lalu menyuruhnya pulang. Iya sih memang ini sudah malam tapi bisa kan dengan cara halus.

Farrel segera menatap Kaila datar. "Rumah mu sangat dekat Kayu! Kau kan sekarang tinggal di rumah grandma? Dekat dong! Kenapa harus di antar?"

Kaila berkacak pinggang. "Dekat?! Ini jauh! Belum lagi ini sudah malam! Apakah kau tak melihatnya? Dan apakah kau lupa jika aku perempuan? Terus jangan paling aku Kayu! Nama aku Kaila! K A I L A!" Oceh perempuan itu, tampaknya selalu naik darah jika bersama Farrel.

"Kau ini berlebihan!" Sahut Farrel.
"Lagipula aku tidak salah kan? Nama mu sendiri Kaila... Dan Kai itu adalah Kayu." Tambahnya membenarkan perkataannya.

Alaya terlihat jengah. "HEI! Berisik ya!"

"Kak Farrel mending pulang biar aku yang mengantarkan Kaila pulang bersama kak Altaf!" Jelas Alaya tak ingin ambil ribet.

Farrel menggeleng tak percaya. "Oh tidak bisa! Nanti jika si Kayu ini pulang ke rumahnya terus kau akan berduaan dengan Altaf?! Tidak bisa..." Pria itu malah menarik tangan Alaya agar tidak dekat-dekat dengan Altaf.

Melihat itu Altaf tak terima. "Eh hello? Kenapa yah mas nya?"

"Aku tahu kelakuan kalian seperti apa!" Ujar Farrel mencoba mengingatkan lagi kejadian kemarin di kantor Satya. Ya Farrel adalah saksi matanya.

Kaila terlihat sebal melihat Farrel. "Heh! Kau ini siapa? So tahu! Memangnya mereka melakukan apa?!"

"Kau tidak tahu Kaila kalau mereka--"

Altaf langsung memberikan tatapan tajam pada Farrel sedangkan Alaya malah terlihat santai dengan wajah polosnya itu.

"Mereka apa?"

"Aku mencium kak Altaf!" Aku Alaya sumringah.

Altaf langsung memegang keningnya pasrah sedangkan Farrel langsung menahan tawanya. Gadis itu membuka aib nya sendiri dengan senang hati.

"Alaya..."

"Ap--" perempuan itu langsung membungkam mulutnya sendiri keceplosan. "Apa yang sudah aku katakan?"

Altaf menatap gemas kekasihnya.

Kaila ternganga. Perempuan itu benar-benar tak percaya dengan matanya yang melirik Farrel memastikan ucapan Alaya dan respon Farrel malah memegang bibirnya sendiri.

Hal itu sontak semakin membuat Kaila terkejut.

"Kak Farrel kau harus ikut!" Ujar Kaila.

Mereka pun berjalan berempat dengan posisi yang membuat Altaf kesal karena diberi jarak dengan kekasihnya, bayangkan saja sekarang Farrel tengah berada di tengah-tengah mereka seraya tangan kanannya menggandeng tangan Alaya sedangkan tangan kirinya menggandeng tangan Altaf sendiri lalu Kaila berada di sebelah Alaya ikut menggandeng tangan gadis itu.

CERITA KITA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang